Menitipkan Anak Kepada Allah, Bagaimana Caranya?

Menitipkan Anak Kepada Allah, Bagaimana Caranya?

قال الله تعالى: وَإِنِّىٓ أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ ٱلشَّيْطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ (آل عمران: ٣٦)

“Dan sesungguhnya aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada-Mu daripada setan yang terkutuk.” (Q.S. Ali-‘Imrān: 36)

Pada seri yang lalu sudah dibahas tentang bagaimana akhirnya istri ‘Imrān melahirkan anak perempuan dan memberi nama kepada anaknya dengan nama yang sangat baik, yaitu “Maryam”. Sebuah pesan akan pentingnya sebuah nama dalam pendidikan.

Pada seri ini, dalam ayat yang sama, kita akan fokus pada apa yang dilakukan oleh istri Imran berikutnya, yaitu memohon perlindungan kepada Allah atas anaknya serta keturunannya dari godaan setan. Saat itu istri Imran berdoa, “Sesungguhnya aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada-Mu daripada setan yang terkutuk.”

Apa yang dilakukan istri Imrān tersebut penting untuk ditiru oleh para orang tua saat anaknya baru lahir, di mana saat itulah setan berusaha untuk menyentuh bayi yang baru lahir. Setan akan terus berusaha menggoda dan menyesatkan bayi tersebut hingga kelak ia dewasa, menua, bahkan sampai tiba ajalnya.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah bayi yang dilahirkan kecuali setan akan menyentuhnya ketika ia lahir, sehingga mereka menangis keras karena sentuhan setan tersebut, kecuali Maryam dan putranya.” Lalu Abu Hurairah berkata; “Jika kalian mau bacalah; ‘Innī u’īdzuhā bika wa dzurriyyataha minasysyaithān arrajīm’ (Aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada Engkau daripada setan yang terkutuk).” (H.R. Bukhari)

Bukan hanya khusus untuk anak yang baru lahir, doa perlindungan yang dicontohkan oleh Maryam ini juga mencakup semua keturunan yang akan dilahirkan oleh anak tersebut kelak di masa yang akan datang. Ini seperti menitipkan anak-cucu kita kepada Dzat Yang Maha Penjaga.

Meskipun dengan redaksi yang berbeda, meminta perlindungan kepada Allah atas anak dari godaan setan ini bahkan sudah dianjurkan semenjak orang tua berikhtiar mendapatkan keturunan dengan berhubungan biologis suami-istri.

Dari Ibnu Abbas, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika salah seorang dari kalian ingin mendatangi istrinya (berhubungan biologis), hendaknya mengucapkan; ‘Bismillahi Allāhumma jannibnā asysyaithāna wa jannibi asysyaithāna mā razaqtanā’ (Dengan menyebut nama Allah, ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa (anak) yang Engkau rezekikan kepada kami). Maka apabila di antara keduanya ditakdirkan mendapat anak dari hasil hubungan itu, maka anak tersebut tidak akan dicelakakan setan selamanya.” (H.R. Muslim)

Saat kita bepergian meninggalkan seseorang (termasuk keluarga), Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam juga menganjurkan kita untuk menitipkan mereka kepada Allah Ta’ala. Sebagaimana hadis dari Abu Hurairah yang memberitakan bahwa Rasulullah jika hendak pergi meninggalkan seseorang beliau mengatakan, “Astaudi’ukallah alladzī lā tadhī’u wadā-i’uhū” (Aku titipkan dirimu kepada Allah yang tidak akan hilang titipan-titipan-Nya)”. (H.R. Imam Ahmad)

Begitu juga sebaliknya, kalau ada seseorang (khususnya keluarga) yang hendak bepergian, orang yang ditinggalkan disunnahkan untuk menitipkan mereka juga kepada Allah Ta’ala dengan ucapan “Astaudi’ukumullāh īmānakum wa amānatakum wa khowātimā ‘amalikum” (Aku titipkan kepada Allah keimananmu, amanahmu, dan akhir yang baik dari amalanmu).” (H.R. Tirmidzi)

Doa-doa memohon perlindungan dan penjagaan untuk anak-anak tersebut menjadi lebih penting untuk dipraktikkan di zaman ini, karena begitu maraknya kejahatan, sihir, atau pengaruh buruk yang merongrong anak-anak kita. Apalagi kita sadar sepenuhnya bahwa kita tidak bisa menjaga mereka 24 jam.

Yakinlah, apa-apa yang sudah dititipkan kepada Allah Ta’ala, pasti akan dijaga dengan baik oleh Allah Ta’ala. Sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam, “Jika Allah dititipi sesuatu, pasti ia akan menjaganya.” (H.R. Ibnu Hibbān) <>

 

Penulis: Dr. Hakimuddin Salim, Lc. MA. (Direktur PPTQ Ibnu Abbas Klaten)

Eni Widiastuti
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos