Dijodohin Orangtua, Gimana?

Dijodohin Orangtua, Gimana?

Hadila.co.id — Assalamu’alaikum  Wr.Wb.  Ustazah.  Saya  mau  bertanya , apakah  kita  harus  menuruti  semua  perintah orangtua, termasuk soal perjodohan? Terima kasih atas jawaban ustazah. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. (Ayu_08975076xxx)

Wa’alaikumsalam Wr. Wb. Saudaraku yang dirahmati Allah Swt, taat kepada orangtua merupakan kewajiban seorang anak. Allah Swt berfirman,

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”[Q.S. Al-Isra (17): 23]

Namun ketaatan kepada orangtua ini juga mempunyai batas, yaitu jika orangtua menyuruh pada kemungkaran, maka seorang anak tidak wajib taat. Hal ini seperti yang diungkapkan dalam Alquran surah Al-Ankabut ayat ke 8.

Dan  jika  keduanya  memaksamu  untuk  mempersekutukan  dengan  Aku  sesuatu  yang  tidak  ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya……”

Bagimana jika orangtua menjodohkan kita? Maka sikap pertama adalah jangan langsung membantah. Orangtua tentu sudah mempunyai pertimbangan matang dalam menjodohkan anaknya. Memang bisa terjadi perbedaan persepsi; orangtua sudah merasa memilihkan yang terbaik bagi anak, tetapi anak merasa sebaliknya. Disini perlu komunikasi yang baik antara anak dan orangtuanya. Semua harus dibicarakan secara terbuka dan jelas.

Tanyakanlah ke orangtua tentang biodata orang yang disodorkan, terutama agamanya. Karena agama menjadi pertimbangan utama. Jika agamanya bagus, maka ini sebuah keberuntungan yang nyata dan janganlah menolaknya.

Apabila datang kepada kalian seseorang yang kalian ridai agama dan akhlaknya (untuk meminang wanita kalian) maka hendaknya kalian menikahkannya dengan wanita kalian. Bila tidak, akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan.” [H.R. At-Tirmidzi]

Demikian juga perlu ditanyakan kebaikan darinya yang tentu menjadi alasan orangtua memilihnya. Sebagai penyeimbang, tanyakan juga kekurangannya. Bukan mencari celah untuk menolak tetapi sebagai pembelajaran bagi semua pihak agar bersikap terbuka.

Kemudian, sampaikanlah isi hati Anda. Misalnya kriteria suami yang diinginkan, rencana masa depan atau target dalam rumah tangga. Sampaikan dengan santun agar orangtua bisa memahami apa yang Anda inginkan. Jika sudah jelas informasinya, dengarlah pendapat orangtua. Setelah itu barulah disepakati apakah menerima atau tidak. Demikian yang saya sampaikan. Semoga kita selalu mendapat lindungan Allah Swt.<Majalah Hadila Edisi Agustus 2015 dengan tema “Menanti Buah Hati”>

Rubrik Konsultasi Majalah Hadila diampu oleh Ustazah Farida Nur’aini, S.Sos.

Editor: Rahmawati Eki

Admin Hadila
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos