Agar Handphone Tak Memisahkan Cinta Kita

Agar Handphone Tak Memisahkan Cinta Kita

Hadila – Tengah malam seorang suami terjaga karena mendengar notifikasi dari handphone istrinya. Masih dengan mata kantuk, sang suami membaca pesan yang tertera di layar handphone istri. Tiba-tiba dengan marah sang suami membangunkan istrinya. “Ini siapa yang malam-malam chat kamu dengan kata-kata mesra BEAUTIFUL, hah?”

Sang istri pun bangun dan ikut membaca pesan. Dengan marah pula sang istri berkata, “Lain kali kalau baca pakai kacamata… Ini bukan BEAUTIFUL tapi BATTERY FULLNyusahin orang saja, bangunin orang lagi tidur…. Tidur lagi sana!”

***

Kisah humor di atas sudah sangat banyak beredar di grup-grup chat dan media sosial, memberikan pelajaran penting kepada kita tentang pengaruh handphone dalam kehidupan suami istri. Sepertinya hanya humor, mungkin kita berpikir itu hanya kisah rekaan dan tidak terjadi dalam kehidupan keseharian. Namun sesungguhnya, pengaruh handphone dalam kehidupan berumah tangga sudah sangat jauh dan sangat dalam. Sudah selayaknya kita selalu berhati-hati dalam memanfaatkan.

Aturan Pemanfaatan Handphone

Karena handphone sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan kita sehari-hari apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, maka harus ada penyikapan yang bijak dan tepat. Kita tidak bisa menolak atau mencegah hadirnya handphone di ruang keluarga kita. Namun kita membatasi pemanfaatannya agar hanya memberikan manfaat yang positif. Jangan biarkan hubungan suami istri dan kondisi keluarga diintervensi dan dirusak oleh handphone, sebagaimana banyak terjadi pada keluarga modern saat ini.

Agar handphone memberikan manfaat yang positif dalam kehidupan suami istri, berikut beberapa rambu yang hendaknya digunakan sebagai kesepakatan dan pemahaman bersama.

Pertama, gunakan handphone hanya untuk kebaikan. Handphone memiliki dua sisi mata pisau yang sama-sama tajam. Sisi kebaikan dan sisi keburukan. Jika dimanfaatkan hanya untuk kebaikan, akan menjadi mata pisau yang tajam untuk memproduksi sangat banyak kebaikan. Namun jika digunakan untuk kejahatan dan kemungkaran, juga akan menjadi mata pisau yang tajam untuk melahirkan banyak kerusakan dan penyimpangan.

Betapa banyak perselingkuhan yang terjadi, bermula dari pemanfaatan handphone. Betapa banyak kejahatan siber saat ini, karena saking mudahnya akses terhadap handphone. Itu semua menjadi pertanda bahwa handphone berpotensi merusak kebaikan individu dan keluarga, apabila lebih banyak digunakan pada sisi keburukan. Maka hindarkan pemanfaatan handphone yang mengarah kepada keburukan, kejahatan, kemungkaran, penyimpangan, dan berbagai perbuatan dosa.

Kedua, berikan kemudahan akses kepada pasangan. Salah satu tugas pasangan suami istri adalah saling menjaga. Jangan sampai suami dan istri menjadi saling asing dan saling membiarkan pasangannya terjatuh ke dalam penyimpangan dan kesalahan. Salah satu cara saling menjaga adalah dengan memberikan kemudahan akses bagi pasangan untuk mengetahui isi handphone masing-masing. Suami memberikan kemudahan akses kepada istri untuk mengetahui isi handphone-nya. Demikian pula istri memberikan kemudahan akses kepada suami untuk mengetahui isi handphone-nya.

Hal ini bukan berarti setiap hari seorang istri harus memeriksa isi handphone suami, dan suami harus memeriksa isi handphone istri. Tidak seperti itu, karena pasti kita tidak akan sempat melakukannya. Namun, kemudahan akses artinya tidak ada penghalang jika suami dan istri ingin mengakses handphone pasangan.

Ketiga, jangan merahasiakan password kepada pasangan. Salah satu pertanda kemudahan akses yang diberikan kepada pasangan adalah, jangan merahasiakan password saat handphone dikunci atau di-lock. Mengunci handphone dengan password adalah salah satu cara mengamankan semua isi handphone kita dari para pihak yang tidak berhak. Misalnya, saat handphone kita hilang atau dicuri penjahat, mereka tidak bisa mengakses handphone kita karena ada password.

Sedangkan pasangan kita bukan penjahat. Suami dan istri adalah sepasang kekasih yang saling mencintai dan harus saling menjaga satu dengan yang lainnya. Bagaimana bisa menjaga kalau tidak mendapatkan kemudahan akses, dan handphone selalu dikunci dengan password yang dirahasiakan? Maka, jangan ada password di antara kita. Cintai dan jaga pasangan dengan jalan memberitahukan password kepadanya.

Keempat, miliki batasan waktu pemanfaatan handphone. Kendati kita sangat memerlukan handphone untuk berkomunikasi, bekerja, ataupun berjualan dan berbisnis, kita tetap harus memiliki batasan waktu pemanfaatan. Harus ada jam ketika suami dan istri berhenti menggunakan handphone, dan mereka melakukan aktivitas lain yang menguatkan keharmonisan kehidupan keluarga. Sejak dari aktivitas ibadah bersama, aktivitas membaca buku, aktivitas dapur, berkebun, olahraga, silaturahmi, dan hal-hal bermanfaat lainnya.

Jangan sampai diri kita dijajah oleh handphone tanpa mengenal waktu. Miliki skala prioritas. Hidup kita harus seimbang dalam segala sisinya, tidak boleh habis untuk eksis di dunia maya, sementara tidak ada kiprah dalam kehidupan nyata. Buatlah kesepakatan bersama pasangan, jam berapakah harus mematikan semua sarana komunikasi, untuk bercengkerama bersama keluarga.

Kelima, jaga selalu kelekatan dengan pasangan. Kelekatan (bonding) dengan pasangan harus selalu dijaga. Saling percaya, itu dasarnya. Ketika suami mengambil handphone istri, atau istri mengambil handphone suami, kemudian memeriksa isinya, hal itu dilakukan bukan karena curiga. Bukan karena tidak percaya. Namun karena saling menjaga. Justru karena ingin menjaga kelekatan, agar tidak ada pihak lain yang mengganggu di antara mereka berdua. Agar bonding antara suami istri tidak terhalangi oleh apa pun, termasuk oleh handphone itu sendiri.

Maka saat beranjak ke tempat tidur, pastikan handphone sudah diletakkan di tempat yang disepakati bersama. Jangan dibawa ke ranjang, jangan “dikeloni” saat tidur. Itu akan mengganggu kelekatan suami istri. Pastikan Anda bisa memeluk dengan erat pasangan Anda kapan pun, tanpa ada sekat di antara Anda berdua. Ini yang menandakan Anda berdua telah memiliki kelekatan dengan pasangan.

Jika Anda lebih lekat dengan handphone, jika Anda lebih sering memeluk handphone, jika Anda lebih akrab dengan handphone, jika Anda lebih asyik dengan handphone, jangan-jangan sudah tidak ada lagi keasyikan bersama pasangan. Waspadai suasana ini, jangan sampai handphone menggantikan posisi suami atau istri. <Dimuat di majalah hadila Edisi Oktober 2021>

 

Penulis: Cahyadi Takariawan (Konselor keluarga nasional)

Eni Widiastuti
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos