Hadila.co.id – Memilih pendamping hidup, membangun keluarga, bisa jadi sangat sederhana, tapi bisa juga sangat rumit. Lagi-lagi, lingkungan banyak memengaruhi.
Dari kecil, saya sering didongengi proses pertemuan Umak dan Papa (dijodohkan), gita cita SMP Umak, pengorbanan Umak untuk adik-adik dan seterusnya. Menjadi saksi naik turunnya kekompakan Papa dan Umak. Segala onak dan duri. Namun, tidak pernah melihat suara dua-duanya lebih keras dari biasa.
Dengan demikian, saya tidak terlalu tertarik punya pacar. Lovie dovie bukan pada kata-kata berbunga, tapi sosok lelaki yang menimbakan air untuk istrinya.
Bukan pada janji, ‘Kita akan nikah insyaAllah. Saya akan berjuang meyakinkan Ibu saya, dst..’ lalu memaksakan proses tak jelas sekian bulan, berujung pelarian tak bertanggung jawab. True love adalah, ‘Saya akan datang pada Bapak minggu depan.’
Banyak gadis mensyaratkan kerja mapan, sarjana sebagai syarat calon suami karena yang dicari mereka adalah ‘terjaminnya’ masa depan. Padahal, pemilik masa depan adalah Allah. Seseorang yang punya karier tinggi bisa jadi berhenti dari pekerjaan, kecelakaan, dan seterusnya. Lagipula, membangun bersama jauh lebih nikmat.
Banyak juga yang mencari calon suami romantis ala pemuda Korea yang pandai merawat penampilan. Maka, nampaknya, prioritas sang pemuda lebih pada yang di permukaan.
Cemasnya, saat dikau sudah keriput dan lemah, pemuda yang sudah jadi lelaki mapan itu mencari yang muda dan cantik.
Ketika akan memilih pendamping hidup, berikut tipsnya. Pertama, lebih baik cari calon yang sederhana. Kedua, pilih calon yang pandai menjaga diri. Ketiga, pilih calon yang takut pada Rabbnya.
Insya Allah walau di awal akan banyak cekcok karena dia tak paham pentingnya ucapan selamat dan hadiah bunga, dia akan belajar. Lagipula, dirimu juga akan sadar, ternyata uang beli bunga lebih baik untuk beli susu anak.
Keempat, sadari makna romantis yang sesungguhnya. Romantis itu ternyata bukan pada senyum menawan, tatapan dalam, tetapi pada teh manis hangat saat engkau baru pulang, pesan pendek mengajak pulang bersama, atau telepon singkat menanyakan pusingmu hari ini apa sudah baikan.
Romantis itu lebih pada berdetaknya dua jantung dengan cinta yang sama. Apapun yang dilakukan, dasarnya adalah mencari rida-NYA. Sekecil memasukkan pena ke dalam tas sebelum dia berangkat.
Rumit atau sederhana ada dalam jiwa. Rumit karena harus cari yang saleh, kerja mapan, menarik, dan dari keluarga setara. (Baca Juga: Pasangan Bahagia)
Begitu juga untuk mencari lulusan jurusan kesehatan, cantik, putih, langsing, keibuan, pintar masak, dan seterusnya. Bisa juga dibuat sederhana: labuhkan seluruh harap hanya pada-Nya. Totalitas pengharapan. Pintakan seseorang yang akan membawa pada surga, juga bahagia di dunia.
Andai telah datang seseorang yang membuat hati khusyukmu tenteram, maka melangkahlah dengan bertawakal pada-Nya. Lalu awali dengan diskusi visi misi hingga jelas di titik mana engkau dan dia berdiri. Jadikan itu pondasi bangunan keluarga. Selamat menjalani. Selamat memilih pendamping hidup. (Dimuat di Majalah Hadila Edisi April 2014)