Hadila.co.id — Ustaz Abdul Somad Batubara (UAS) mengisi kegiatan Tablig Akbar di Masjid Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalam Pabelan, Kartasura, Sukoharjo – Surakarta, Jumat sore (13/3).
Dalam kajian bertajuk “Menjadi Muslim Rahmatan Lil ‘Alamin Menuju Indonesia yang Damai” ini, UAS banyak memberikan motivasi kepada para santri-santriwati. Salah satunya adalah dorongan untuk banyak mempelajari bahasa Asing, sehingga bisa melakukan dakwah dalam ruang lingkup yang lebih luas.
“Saya yakin para santri Assalam ini pintar-pintar penguasaan bahasa Asingnya. Terus pelajari bahasa Asing, karena nanti akan sangat berguna,” papar UAS.
Ia juga berharap supaya ceramahnya yang pendek-pendek dan tersebar di berbagai media sosial dapat diterjemahkan ke bahasa Asing oleh para santri Assalam, sehingga nilai dakwahnya bisa tersebar jauh lebih luas.
“Siapa tahu orang-orang di luar negeri akan tertarik menontonnya, lalu mereka akan bertanya, ‘siapa ini?’ Sampai akhirnya kenal, tertarik, dan akhirnya bisa mendapat manfaat dari apa yang disampaikan,” imbuh UAS.
Di samping itu, UAS juga menyampaikan kepada hadirin agar senantiasa menggunakan waktu yang dimiliki dengan melakukan berbagai kegiatan bermanfaat. “Hidup ini singkat, Brother! Jadi gunakan untuk melakukan hal bermanfaat,” ujarnya.
Ia juga menceritakan sedikit perjalanan hidupnya di masa lalu dalam kisaran tahun 2007-2008 saat dirinya menjadi pendamping haji dan kesibukan lainnya.
Saat itu ia banyak bertemu alumni pesanten, termasuk alumni PPMI Assalam yang bekerja di bidang-bidang umum, seperti komisi penyiaran dan sebagainya.
“Jadi, alumni pesantren itu tidak mesti menjadi kiai, ustaz, mubalig, dan sebagainya. Banyak yang bekerja di bidang-bidang umum, seperti komisi penyiaran, dan sebagainya. Hanya saja, alumni pesantren kalau bekerja biasanya senantiasa menjunjung nilai-nilai Islam,” ungkap ustaz asal Riau ini.
“Buat Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu jangan takut memasukkan anak-anaknya ke Pesantren Assalam. Banyak orang-orang yang bekerja di bidang ilmu yang rumit seperti Akuntansi Syariah, yang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, adalah alumni pesantren,” sambung UAS.
Acara ini dihadiri oleh ribuan peserta, bukan hanya dari kalangan santri-santriwati saja. Namun, juga warga masyarakat umum di Soloraya dan sekitarnya. <Ibnu Majah>