Tips Mengatasi Anak Pendendam

Tips Mengatasi Anak Pendendam

Assalamu’alaikum Ustazah. Anak saya usia 3,5 tahun. Saya merasa semakin bertambah umurnya, kok anak saya semakin sulit dinasihati. Dia cenderung pendendam. Bagaimana solusinya agar anak bisa menerima nasihat orangtua? (Hamba Allah/08572550xxxx)

 

Jawaban Ustazah Budhy Lestari (Psikolog dari Griya Parenting Surakarta)

Ibu/Bapak yang berbahagia, masa balita merupakan masa yang penuh dengan gejolak, terutama di usia 3-4 tahun. Pada masa tersebut perkembangan otak anak sangat optimal. Berikut ini beberapa aspek perkembangan yang umumnya dialami anak usia 3- 5 tahun.

Pertama, meningkatnya perkembangan fisik. Hal ini dapat dilihat dari berat badan, tinggi badan, penambahan berat, dan tinggi badan yang normal serta lingkar kepala yang sesuai dengan taraf normal.

Kedua, meningkatnya kemampuan motorik kasar. Di usia 3 tahun denagn mudah kita dapat amati bahwa anak mampu mengendarai sepeda roda tiga, dapat melompat, berdiri dengan satu kaki, dan mampu naik turun tangga dengan teratur.

Ketiga, meningkatnya kemampuan motorik halus. Meliputi  kemampuan menjimpit, menata mainan, biji-bijian atau balok, menggoreskan pinsil, dan mulai berbentuk.

Keempat, meningkatnya kemampuan bahasa (verbal), semakin banyak pula kosakata perbendaharaan kata anak, sudah mulai mampu menggunakan kalimat sederhana dan minat berkata-kata menjadi meningkat. Umumnya ditandai dengan perilaku sering bertanya dan berkomentar.

Kelima, meningkatnya daya sosial emosi. Ditandai dengan kemampuan anak untuk mulai mandiri melakukan sesuatu secara mandiri, meningkatnya kemampuan untuk berkawan dengan lingkungannya. Dalam hal berinteraksi terkadang muncul gejolak misal ada ketidakcocokan dalam berkawan. Maka sebenarnya hal ini menajadi cara anak untuk dapat menata emosinya sesuai taraf usianya tentunya. Maka terjadilah konflik pertemanan, anak meminta maaf atau sebaliknya temannya yang meminta maaf maka anak kita belajar memaafkan, muncul pula perilaku mengalah, senang bahkan benci (dendam) dengan kawannya. Disinilah tugas kita untuk membantu anak mengatasi konflik tersebut agar anak memiliki karakter mau memaafkan, saling berbagi, dan tidak menyimpan dendam. Dan hal ini sangtlah wajar. Seiring dengan bertambahnya waktu maka anak akan belajar menata dirinya bagaimana harusnya berinteraksi dengan sekitarnya. Oleh karenanya solusinya adalah anak dilatih untuk menyukai perkawaanan dengan usia sebaya atau orang dewasa di sekitarnya dengan pendampingan dan pengarahan dari orang tuanya.

Ketika ragam aspek perkembangan di atas belum terpenuhi secara optimal, maka alangkah lebih baiknya berkonsultasi lebih lanjut dengan tenaga medis atau psikolog untuk dilakukan proses pendeteksian secara dini penyimpangan tumbuh kembangnya. <Dimuat di Majalah Hadila Edisi September 2018>

 

 

Eni Widiastuti
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos