Assalamu’alaikum Wr. Wb. Saya mempunyai saudara sepupu yang tinggal satu rumah dengan wanita yang belum dinikahi. Infonya wanita tersebut sedang menunggu proses cerai dengan suaminya yang nonmuslim. Bagaimana saya harus bersikap. Saudara saya terkenal keras kepala dan nekat. Saya takut amal ibadah saya tidak diterima karena saya pernah membaca, jika ada yang berzina, maka 40 rumah di sekitarnya terkena imbas. Mohon penjelasannya. (Hamba Allah)
Jawaban Ustazah Farida Nur’aini (Konsultan Keluarga)
Wa’alaikumsalam Wr. Wb. Saudaraku yang baik, tugas kita sebagai sesama muslim adalah saling mengingatkan dalam kebaikan.
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah dia merubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka hendaknya dengan lisannya. Dan apabila tidak mampu lagi maka dengan hatinya, sesungguhnya itulah selemah-lemah iman.” (H.R. Muslim)
Gunakan posisi sebagai saudara untuk mengingatkan. Sekeras apapun hati manusia pasti punya sisi lembut. Misalnya diingatkan tentang ibunya atau diingatkan tentang kematian, tentang akhirat, insya Allah seorang yang kasar pun bisa tersentuh. Nah, ambil sisi lembutnya itu untuk menasihati. Jika secara posisi Anda belum memungkinkan menasihati maka mintalah bantuan kepada orang yang mempunyai kedudukan dan disegani oleh sepupu. Bisa takmir masjid, ustaz, atau pimpinannya.
Kalaupun cara tersebut belum bisa dilakukan, maka cara terakhir adalah dengan mendoakannya. Jadi, kewajiban kita adalah menasihati semaksimal mungkin dan mendoakan. Jika sudah kita lakukan maka kewajiban kita sudah selesai.
Mengenai informasi tentang jika ada yang berzina maka 40 orang di sekitarnya terkena imbas dosa, silakan dicermati lagi kedudukan hadisnya. Karena orang akan bertanggung jawab pada apa yang dia lakukan sendiri. Tidak menanggung dosa orang lain.
Kita justru akan berdosa jika kita hanya diam saja melihat kemungkaran terjadi di depan mata. Maka, bergeraklah untuk menasihati. Jangan takut atau khawatir terhadap apa yang belum terjadi. Misalnya, khawatir nanti akan dibentak, nanti akan dijauhi atau hal lain. Waktu ke depan hanya Allah Swt yang tahu. Dia yang mengetahui apa yang akan terjadi. Maka berpikirlah positif. Ingat, Allah sesuai prasangka hamba-Nya. Jika kita berpikir baik, maka yang terjadi juga baik.
Demikian saran saya. Semoga sepupu Anda segera mendapatkan hidayah dari Allah Swt dan bertobat kembali ke jalan yang benar. Aamiin. <Dimuat di Majalah hadila Edisi Juni 2018>