Satu Istri, Empat Rasa

Satu Istri, Empat Rasa

Seorang teman bertanya kepada saya dengan nada bergurau,“Pilih mana, punya satu istri dengan empat rasa, atau empat istri dengan satu rasa?”Saya hanya tersenyum tanpa menjawab. Gurauan seperti ini sering dijumpai dilingkaran kaum lelaki, yang tengah berbincang bebas untuk melepas kepenatan dari padatnya kesibukan sehari-hari.

Tentang “Rasa” Istri

Ini sesungguhnya tentang cara menerima dan menikmati istri. Setelah menikah, seorang lelaki terikat dalam sebuah akad yang sakral untukmenjadi suami yang wajib melindungi, mencintai, menafkahi, menjaga, dan mengarahkan istri.

Pada awal hidup berumah tangga, cinta terasa sangat nyata dan kuat. Ada hentakan perasaan yang mengikat erat di antara dua insan yang tengah dimabuk asmara. Luar biasa indahnya hidup sebagai pengantin baru, semua terasa bagai madu. Namun segala yang baru pasti akan menjadi lama, segala yang mudapasti akan menjadi tua. Maka di saat usia pernikahan semakin lama, usia biologis semakin tua, maka berbagai kekuatan perasaan antara suami dan istri bisa mengalami fluktuasi. Kadang menguat, kadang melemah, bahkan bisa menghilang. Bisa pula kembali menguat lagi.

Perasaan kepada pasangan itu sangat dinamis, banyak faktor yang memengaruhi. Dalam hitungan hari bahkan jam, seorang suami bisa mengalami banyak perasaan kepada sang istri. Hidup bersama dalam waktu yang lama dengan orang yang sama bisa menimbulkan kejenuhan. Suami dan istri memerlukan penyegaran agar kehidupan cinta tidak mengalami kegersangan, kelayuan, bahkan kematian. Para suami hendaknya pandai menikmati kehidupan berumah tangga bersama sang istri. Walau pun sering mendengar cerita-cerita “seru” dan “saru” dari teman-teman kerja, teman organisasi, teman pergaulan, tetapi hendaknya tidak terpengaruh untuk mengikuti hal-hal negatif, atau yang menyesatkan.

Contoh hal negatif tersebut adalah tentang variasi. Banyak lelaki mencari variasi dengan mencari pacar atau berselingkuh. Ada yang benar-benar dipacari dengan serius, ada yang diselingkuhi dengan intens, ada yang sekadar iseng, ada pula yang berdasarkan order atau bayaran. Mereka menyebut tindakan ini sebagai usaha menghilangkan kejenuhan dalam hidup berumah tangga.

Memberikan Tambahan “Rasa”

Para suami hendaknya selalu setia; menjaga dan merawat keluarga. Walau hidup berumah tangga dalam waktu lama dengan orang yang sama, tetapi bisa menambahkan rasa sesuai yang diinginkan. Sama-sama nasi, tetapi ada nasi putih, nasi kuning, nasi goreng, nasi gurih, nasi kebuli, dan lain sebagainya. Tetap nasi yang itu, tetapi menjadi aneka rasa.

Demikian pula istri. Orangnya tetap sama, tetapi suami bisa memberikan tambahan rasa sesuai selera. Bisa lebih dari empat rasa. Berikut contohnya.

Rasa Ibu Rumah Tangga. Semua laki-laki menghendaki memiliki istri yang mampumenjadi ibu rumah tangga. Bisa mengurus, merawat dan mendidik anak; mengantarkananak menjadi anak yang cerdas, takwa, dan saleh; mengurus rumah tangga denganbaik; memasak; serta menata rumah dengan baik. Jika menghendaki istri yang seperti itu, suami harus membantu dengan perhatian dan kasih sayang. Bantu pula dengan fasilitas agar dia mudah dan nyaman melakukannya. Bantu istri Anda untuk mengerjakan itu semua agar semakin ringan pekerjaannya.

Istri Rasa Artis. Semua laki-laki menghendaki memiliki istri yang cantik,mampu merawat tubuh, memerhatikan penampilan, sehingga mengagumkan dan elok dipandangbak artis. Jika Anda menghendaki istri bak artis, maka bantulah dengan perhatian dan kasih sayang agar dia bisa mewujudkannya. Bantu dengan fasilitas yang memadai agar istri bisa merawat diri. Berikan biaya perawatan wajah, perawatan rambut, perawatan tubuh. Sediakan sarana untuk olah raga, makan yangsehat, serta istirahat yang cukup.

Istri Rasa Mahasiswi. Banyak orang bercanda dengan istilah “ayam kampus”, sekadar ingin menggambarkan tentang sosok perempuan yang muda usia dan berpendidikan. Semua laki-laki ingin istrinya tampak awet muda bak mahasiswi; penampilan danpelayanannya seperti anak belia. Jika menghendaki istri seperti mahasiswi, suami bisa membiayainya agar dia kuliah lagi. Mengambil studi lanjut S-2 atau S-3, sehingga dirinya benar-benar menjadi mahasiswi lagi.

Istri Rasa Penghibur. Semua laki-laki menghendaki memiliki istri yang bisa menjadi penghibur lahir maupun batin. Pandai menghibur dan memuaskan suami, mengerti selera dan bisa memenuhi fantasi sang suami. Jika menghendaki istri sebagai penghibur suami, maka bantulah istri agar bisa mewujudkannya. Ajaklah berdiskusi, mengobrol, berkomunikasi, dalam suasana yang nyaman dan tanpa tekanan. Buat suasana hati istri selalu gembira dan bahagia, dengan demikian diaakan bisa menghibur suami.

Nah itulah contoh, satu istri dengan empat rasa. Kini suami bisa menambahkan sesuai selera, tetapi juga harus membantu istri untukmewujudkannya. Bukan hanya tuntutan sepihak, tetapi dibarengi dengan bantuanyang diperlukan istri agar bisa menjadi seseorang seperti harapan dan selera suami.

[Penulis: Cahyadi Takariawan, Trainer dan Konselor di Jogja Family Center. Dimuat di Majalah Hadila Edisi Oktober 2016]

Taufik
AUTHOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos