Pagi yang Dinanti

Pagi yang Dinanti

Malam begitu pekat. Suasana masih hening dan sunyi.  Kebanyakan manusia masih terlelap dalam tidur nyenyaknya. Belum banyak aktivitas yang dilakukan manusia. Azan subuh pun masih sekitar dua setengah jam lagi berkumandang karena jarum jam masih menunjuk kisaran angka 2.

Namun seorang ibu rumah tangga asal Semarang, Khusyaiyin, 48, sudah memulai harinya. Dia terbiasa bangun tidur pada kisaran pukul 02.00.  Yayin, demikian panggilan akrab ibu 6 orang anak tersebut, memulai harinya dengan menyiapkan aneka menu makanan untuk sarapan keluarga. Selanjutnya Yayin akan menemui Penguasa Alam Semesta dalam sujud-sujud panjangnya dengan qiyamullail. Dia kemudian menanti azan subuh sambil mengeja setiap kalam Ilahi dengan tilawah Alquran.

Sementara suami dan anak-anaknya terbiasa bangun tidur sekitar pukul 03.30 WIB. Mereka semua kemudian hanyut dalam indahnya pertemuan dengan Allah Swt. Qiyamullail dan tilawah Alquran menjadi rutinitas keluarga tersebut hingga azan subuh berkumandang. Bahkan sebelum subuh, seluruh anggota keluarga terbiasa mandi pagi. “Saat subuh, biasanya aneka menu sarapan sudah siap di meja makan,” jelasnya.

Ketika azan subuh berkumandang, suami Yayin dan anak-anaknya yang laki-laki khususnya, bersegera melangkahkan kaki ke masjid, menyambut seruan Ilahi untuk melaksanakan Salat Subuh. Sepulang dari masjid, lantunan ayat-ayat Alquran menggema dari salah satu rumah di Perum Permata Majapahit, Semarang itu. Ada yang membaca Alquran, ada juga yang mengulang hafalan Alquran. Selanjutnya mereka akan sarapan bersama. “Jam 6 pagi, anak-anak terbiasa sudah berangkat sekolah. Ya begitu rutinitas kami setiap pagi,” ujarnya.

Ketika ditanya apa motivasinya sehingga memulai aktivitas pagi sejak dini hari, Yayin mengungkapkan dia ingin menjemput sebanyak-banyaknya rahmat Allah Swt. “Agar Allah Swt pantaskan kami untuk menerima kucuran rahmat-Nya,” ujarnya.

Keluarga Yayin adalah salah satu potret keluarga muslim yang pantas diteladani. Mereka telah terbiasa menggunakan waktu pagi hari untuk melakukan berbagai aktivitas kebaikan.

Keutamaan Waktu Pagi

Ustaz Rial Fuadi, S.Ag., M.Ag., Wakil Dekan I (Bidang Akademik) Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta mengungkapkan pagi, jika dibandingkan dengan waktu yang lain, seperti siang, sore, atau malam, sebenarnya memiliki keutamaan yang sama. Namun demikian, Allah dalam firman-Nya menyebutkan bahwa di antara waktu-waktu tersebut ada waktu tertentu yang baik untuk melakukan suatu hal—misalnya untuk berdoa dan berzikir. Pagi termasuk waktu yang baik untuk berzikir, sebagaimana firman Allah dalam Alquran Surah Al-Ahzab ayat 41-42, “Hai orang yang beriman, berzikirlah kepada Allah, dengan zikir sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” Melalui ayat ini, jelas disebutkan bahwa waktu pagi (dan juga petang) memiliki keistimewaan dibandingkan dengan yang lain, untuk berzikir dan bertasbih.

Hal pertama yang harus dilakukan setelah seseorang bangun tidur di pagi hari, terangnya, adalah bersyukur—dalam wujud ucapan dan penghambaan diri kepada Allah, lalu menjalankan tugas sebagai khalifah di permukaan bumi. “Sebagai manusia, kita tidak hanya berposisi sebagai hamba, tetapi juga sebagai khalifah. Maka, kita harus memakmurkan dunia ini. Umumnya, dengan dua cara, yaitu bekerja dan mencari ilmu, sebaiknya dua-duanya kita lakukan,” terangnya.

Untuk itu, Rasulullah Saw telah menganjurkan kepada umatnya agar senantiasa melibatkan Allah dalam menjalankan peran sebagai khalifah (bekerja dan mencari ilmu). Salah satunya dengan berdoa kepada Allah sebelum melaksanakan suatu aktivitas. Rasulullah Saw bersabda, “Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik (halal tayibah), dan amalan yang diterima.” [H.R. Ibnu Majah, An-Nasa’i]

“Ini kan doa yang mengantarkan kita pada suatu aktivitas,” tegas Ustaz Rial. Jika urut-urutan amalan di pagi hari—meliputi bersyukur (ucapan dan perbuatan) lalu menjalankan tugas sebagai khalifah dengan baik—dapat dilakukan secara kontinu, insya Allah kita akan mendapatkan hidup yang penuh keberkahan.

 

Sedekah di Pagi Hari

Jika menghambakan diri kepada Allah dan menjalankan tugas sebagai khalifah dengan baik merupakan perbuatan untuk kebaikan diri sendiri (individu), terang Ustad Rial, maka tidak lengkap rasanya jika seorang muslim tak bisa memberi manfaat kepada orang lain ketika waktu pagi tiba. Untuk itu, Ustaz Rial menambahkan bahwa di samping menjadi saleh secara individu, kita juga harus menjadi saleh secara sosial. Caranya adalah dengan berbuat baik kepada sesama manusia. “Hal ini bisa dilakukan dengan memperbanyak sedekah, dan salah satu waktu terbaik untuk bersedekah adalah pagi hari,” tuturnya.

Rasulullah Saw bersabda, “Dalam tubuh manusia itu ada 360 ruas tulang. Ia harus dikeluarkan sedekahnya untuk setiap ruas tulang tersebut.” [H.R. Ahmad]

Sebagai orang beriman, kita wajib berbuat baik dengan kesadaran bahwa nikmat 360 sendi yang kita miliki tidaklah ‘gratis’, melainkan menuntut sedekah dengan cara melakukan perbuatan baik sejak pagi hari. Namun demikian, ketika kita merasa tak cukup mampu mengeluarkan sedekah atas 360 ruas tulang tersebut, Rasulullah telah memberikan sebuah jalan keluar, yaitu menggantinya dengan memperbanyak zikir dan melaksanakan salat dua rakaat di waktu duha.

Setiap salah seorang di antara kamu memasuki pagi harinya, pada setiap ruas tulangnya ada peluang sedekah, setiap ucapan tasbih (subhanallah) adalah sedekah, setiap hamdalah (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan laa ilaha illallah) adalah sedekah, setiap takbir (ucapan Allahu akbar) adalah sedekah, amar makruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, semua itu cukup tergantikan dengan dua rakaat Duha.” [H.R. Muslim, no. 720]

Ustaz Rial menambahkan bahwa dengan sedekah berarti rezeki seseorang akan mudah, sehingga orang-orang yang mengawali pagi harinya dengan bersedekah, insya Allah mereka akan mendapat kemudahan dalam mencari rezeki selama satu hari penuh.

Lingkup Keluarga

Dalam lingkup keluarga, upaya mengisi waktu pagi dengan berbagai aktivitas kebaikan, tentu butuh kerja sama semua anggota keluarga, terutama ayah dan ibu sebagai teladan utama di keluarga.

Pemerhati komunikasi keluarga dan Co-Founder Mothers on Mission, Aprilina Prastari, S.Sos., M.Si, menyarankan agar sebuah keluarga membiasakan pagi hari untuk memperbanyak aktivitas yang dilakukan bersama-sama dengan anggota keluarga lain; sarapan bersama, merapikan rumah, atau melakukan olahraga ringan.

Menurutnya, jika sedikit-sedikit anak dibiasakan untuk menonton televisi atau tayangan Youtube di handphone, supaya anteng atau mau makan, dikhawatirkan akan menjadi kebiasaan yang jika tidak dituruti akan membuatnya marah. Ini yang sebetulnya harus diantisipasi sejak dini oleh orangtua.

Bukankah itu semua dilakukan anak karena orangtua yang membolehkan? Jika orangtua tidak membiasakan, mereka pun tidak akan melakukannya. Oleh karena itu, perlu bagi orangtua membuat aturan bagi anak,” jelasnya.

April mencontohkan di rumahnya, ada waktu-waktu tertentu kapan televisi harus ditonton. Televisi biasanya boleh diakses saat anak-anak pulang sekolah, dengan lama menonton yang dibatasi, dan sudah harus dimatikan sebelum azan magrib.

Terkait perlu tidaknya orangtua membantu menyiapkan segala keperluan anak di pagi hari, Aprilia mengatakan semakin bertambah usia anak, idealnya semakin bertambah juga kemampuannya. Jika terlalu sering dibantu, dikhawatirkan akan mengganggu proses tumbuh kembang anak. Berikan kesempatan anak untuk melakukan sendiri. Jika anak belum sekolah, berikan tanggung jawab pada mereka untuk mandi, pakai baju, dan makan sendiri.

Aturan ini juga harus disamakan saat anak bersama nenek-kakek atau pengasuhnya. Mintalah mereka untuk saling menghargai aturan yang sudah disepakati orangtua. Prinsipnya, aturan yang diterapkan di rumah harus disepakati dan dilakukan sama, baik oleh orangtua atau pengasuh atau kakek nenek. Jangan sampai ada perbedaan perlakuan. “Oleh orangtua tidak boleh tapi sama nenek, boleh. Ini tentu akan mengganggu proses belajar anak dalam melaksanakan aturan yang sudah disepakati. Selalu semangati anak sehingga dia pun akan terus semangat untuk melakukannya,” jelasnya.

Komunikasi Keluarga

April menambahkan komunikasi di dalam sebuah keluarga dapat dipetakan menjadi; komunikasi suami-istri, orangtua-anak, orangtua-nenek/kakek, orangtua-pengasuh (bagi pasutri yang keduanya bekerja dan menggunakan jasa pengasuh).

Dalam konteks komunikasi orangtua-anak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Pertama, usia, jenis kelamin, kepribadian anak. Berbicara dengan anak balita tentu tak sama dengan remaja. Isu yang diangkat juga berbeda. Respons dari anak laki-laki dan perempuan berbeda. Dengan anak perempuan, orangtua bisa bicara panjang, dengan anak laki-laki belum tentu.

Kedua, kondisi orangtua dan anak, serta kondisi sekitar. Ada saatnya orangtua merasa lelah, kesal, bahkan marah. Jika ini terjadi, tahan dulu untuk mendiskusikan sesuatu. Begitu juga dengan kondisi anak, apakah dia sedang enak diajak bicara, atau sedang kesal/sedih. Lihat juga kondisi sekitar, apakah terlalu ramai sehingga sulit mendengar suara lawan bicara.

Ketiga, fokus pada pesan yang ingin disampaikan. Kebanyakan orangtua senang berbicara panjang lebar sehingga anak kurang bisa menangkap pesan atau hal utama yang ingin disampaikan.

Hal paling mendasar dalam berkomunikasi dengan keluarga, dalam hal ini, orangtua-anak adalah kelekatan. Ini yang harus dibangun terlebih dulu sejak anak masih di dalam kandungan. Misalnya dengan mengelus perut, mengajak bicara, dan mendoakannya. Jika orangtua dan anak sudah sama-sama merasa lekat, hal-hal yang disampaikan orangtua kepada anak, akan jauh lebih mudah dimengerti anak. Anak melakukannya dengan rasa sayang kepada orangtua, bukan sebuah keterpaksaan.

Komunikasi yang terjalin antara orangtua dan anak haruslah dua arah; ketika anak menyampaikan pendapatnya, orangtua harus mendengar dengan sungguh-sungguh dan mengedepankan diskusi agar orangtua dan anak bisa saling memahami. <Dimuat di Majalah Hadila Edisi September 2018. Sumber foto: bisikanjemariku.blogspot.com>

 

 

 

 

Eni Widiastuti
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos