Hadila.co.id — Hari Raya Idul Adha selain identik dengan ibadah haji, juga sangat akrab dengan ibadah kurban. Pada hari tersebut, para jemaah haji telah menyelesaikan salah satu rukun haji yang hanya bisa dikerjakan pada satu waktu—wukuf di Padang Arafah pada tanggal 9 zulhijah. Sedangkan umat Islam di seluruh dunia, pada hari setelahnya, 10 zulhijah, dapat berbahagia merayakan Hari Raya Idul Adha yang dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban.
Adanya ibadah kurban tentu saja memberikan kesempatan kepada umat muslim—dengan kondisi ekonomi seperti apapun, dapat menikmati lezatnya daging. Pada Hari Raya Idul Adha, yang dilanjutkan dengan 3 hari berikutnya (Hari Tasyrik), umat muslim dianjurkan untuk menyembelih hewan kurban untuk kemudian dibagi-bagikan—khususnya kepada orang-orang yang kurang mampu. Alhasil, pada momen Idul Adha, idealnya umat Islam di mana pun berada dapat menikmati daging kurban.
Bagi Anda yang kebetulan menjadi salah satu panitia pelaksanaan kurban, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah dalam hal pendistribusian. Menurut berbagai sumber, daging kurban sebaiknya dibagikan kepada masyarakat yang berhak menerima bukan dengan menggunakan kantong plastik hitam. Hal tersebut sebagaimana penuturan Pakar Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor (IPB), Denny Widaya Lukman.
Dikutip dari republika.co.id, Denny menjelaskan bahwa kresek hitam yang bahan pembuatannya dari daur ulang memang tidak dianjurkan bersentuhan dengan makanan karena takut terjadi perpindahan bahan plastik ke dalam daging, dan membahayakan jika dikonsumsi. Oleh sebab itu, dia lebih menganjurkan kepada para panitia pelaksanaan kurban supaya menggunakan kantong plastik transparan, atau lebih baik lagi plastik pembungkus gula untuk mendistribusikan daging kurban.
Selain itu, banyak sumber menyebutkan bahwa besek (wadah berbentuk persegi empat dari anyaman bambu) juga cukup dianjurkan sebagai tempat membungkus daging kurban. Saat ini, di beberapa tempat penyembelihan hewan kurban, wadah tersebut juga sudah cukup banyak digunakan.
Selanjutnya, untuk menjaga kebersihan, sebaiknya daging kurban juga tidak terkena lantai, bersentuhan dengan kaki yang kotor, ataupun alas kaki. Setelah dipotong-potong, daging perlu diletakkan di tempat penyimpan agar tidak berpotensi terinjak-injak.
Daging kurban adalah daging yang hendak dibagikan kepada masyarakat luas—terutama mereka yang kurang mampu, sehingga kebersihannya harus benar-benar terjaga. Bisa jadi daging kurban adalah daging pertama yang didapat oleh mereka para penerima daging kurban dalam kurun waktu satu tahun ini, sehingga jangan sampai daging tersebut justru menimbulkan masalah terkait kesehatan, karena tidak terjaga kebersihannya.
Setelah memilih wadah yang baik, dan menjaga kebersihan daging kurban, para pelaksana penyembelihan hewan kurban sebaiknya juga memisahkan antara jeroan dari hewan kurban dengan bagian yang lainnya. Hal ini perlu dilakukan karena jeroan memiliki jumlah kuman yang lebih banyak daripada bagian lainnya. Sehingga setelah dibersihkan, jeroan sebaiknya ditempatkan dalam wadah yang berbeda dengan daging kurban.
Dilansir dari antaranews.com, pelaksanaan kurban harus memerhatikan tiga aspek kegiatan kurban yang sesuai prinsip kesejahteraan hewan, yaitu tempat penampungan hewan sementara, tempat penyembelihan, dan tempat penanganan daging. Dengan memerhatikan persiapan fasilitas kegiatan kurban dan penyajian daging yang baik, masyarakat bisa menikmati daging kurban yang memenuhi aspek aman, sehat, utuh, dan halal.
Selamat merayakan Hari Raya Idul Adha, selamat menunaikan ibadah kurban. Semoga amal ibadah kita diterima Allah Swt. “Maka laksanakan salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah.” [Q.S. Al-Kautsar (108): 2]. <Ibnu Majah/Dari berbagai sumber>