Memantaskan Diri dan Menjadi Lelaki Terbaik untuk Keluarga

Memantaskan Diri dan Menjadi Lelaki Terbaik untuk Keluarga
Sumber gambar: radio.gov.pk

Hadila.co.id — Dua hari lalu, saya menghadiri dua acara akad nikah di Tangerang dan Jakarta. Semua pemberi nasihat perkawinan mengutip hadis Nabi, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan akulah yang paling baik di antara kalian dalam bermuamalah dengan keluargaku.”

Makna tersirat dari hadis Nabi itu adalah tidak mungkin seseorang menjadi lelaki yang baik apabila dia tidak baik dengan keluarganya. Kebaikan kepada keluarganya itu kebaikan yang asli, tanpa pamrih. Watak asli seorang lelaki bisa dilihat dari bagaimana dia memperlakukan istri dan anaknya.

Bagaimana memperlakukan istri dan anak dengan baik dan terhormat? Menurut saya setidaknya ada tiga hal yang bisa kita lakukan.

Pertama, mengajak istri dan anak untuk selalu mendekat kepada Allah. Dalam bahasa para ulama terdahulu, “Allah dulu, Allah lagi, dan Allah terus.” Semua hal harus dimulai dengan pertanyaan, “Bila ini saya lakukan, Allah cinta gak ya?” Setelah kegiatan berjalan, kita pun harus tetap bertanya, “Bagaimana caranya agar tangan Allah selalu ikut dalam aktivitas ini?” Lalu, pertanyaan terakhir, “Bagaimana caranya agar kegiatan ini bisa menjadi bekal untuk kehidupan nanti?” Seorang lelaki yang cerdas akan selalu mengajak istri dan anaknya “membawa” Sang Maha Di Mana Pun dan Kapan Pun.

Kedua, sebagai lelaki kita harus bermental “to give” bukan “to get”. Apa artinya? Kita harus selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada istri dan anak. Bukan justru selalu bertanya, “Apa yang bisa saya dapatkan dari mereka?” Seorang lelaki terhormat juga sangat tidak pantas mengungkit-ungkit kebaikan dan pemberian kepada istri dan buah hatinya.

Ia juga perlu sering merenung, “Apakah saya sudah menyediakan waktu terbaik untuk mereka? Apakah saya sudah memberikan saran dan arahan yang terbaik untuk istri dan anak saya? Apakah yang saya lakukan ini benar-benar bisa menjadikan mereka sukses mulia di kemudian hari?

Ketiga, lelaki itu menjadi “pakaian” bagi keluarganya. Fungsi pakaian itu melindungi, menutupi hal-hal yang memang harus ditutupi dan menjaga kehormatan sang pemakaianya. Seorang laki-laki harus menyediakan waktu untuk istri dan anaknya saat mereka ingin curhat, saat ada sesuatu yang membuat mereka gelisah dan perlu perlindungan.

Seorang lelaki juga akan menjaga kehormatan dan harga diri anggota keluarganya. Dia tak akan mengumbar cerita kelemahan dan keburukan istri dan anaknya. Dia akan sibuk men-support dan mendukung anggota keluarganya sembari memperbaiki kelemahan-kelemahannya. Dia memahami bahwa semua hal adalah proses, perlu waktu, dan perlu kesabaran membina istri dan anaknya.

Mulailah menjadi lelaki baik dari rumah, sebab itu cerminan hakiki siapa sejatinya Anda. Salam SuksesMulia!

[Oleh: Jamil Azzaini | Inspirator SuksesMulia]

 

Redaksi
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos