Keutamaan Banyak Anak

Keutamaan Banyak Anak
Sumber foto: freepictsumber: freepict

خَيْرُ نِسَائِكُمُ الْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْمُوَاتِيَةُ الْمُوَاسِيَةُ إِذَا اتَّقَيْنَ اللهَ

“Sebaik-baik wanita (:istri) kalian ialah yang amat penyayang dan banyak anak, yang taat dan menghibur, jika mereka bertakwa kepada Allah.”

Matan hadis ini merupakan penggalan dari hadis yang diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra, kitab An-Nikah, Jummā’ Abwāb At-Targhīb Fī An-Nikah Waghair Dzalik, bab Istihbab At-Tazawwuj Bi Al-Wadud Al-Walud: 13478. Hadis ini dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Silsilat Al-Ahadīts Ash-Shahihah Wa Syai’ Min Fiqhihā: 1850.

Sabda Rasulullah Saw ini secara tegas menyebutkan beberapa kriteria yang jika ada dalam diri seorang wanita, dia akan menjadi istri yang terbaik. Kriteria-kriteria tersebut adalah penyayang, banyak anak, taat, dan menghibur. Namun, kriteria-kriteria ini tidak berdiri sendiri. Harus ada syarat yang dipenuhi. Syarat tersebut ialah takwa. Artinya, meskipun seorang wanita memiliki empat kriteria tersebut, dia belum bisa dikatakan istri terbaik manakala dia belum bertakwa kepada Allah Swt.

Takwa menjadi syarat mutlak untuk mengukur kualitas seseorang. Setelah takwa, barulah kriteria-kriteria lain. Ini dikarenakan dalam pandangan Islam, seseorang dikatakan sebagai pribadi berkualitas bukan dinilai harta dan kekayaannya, tapi dari kualitas takwanya. Tentang hal ini, Allah Swt berfirman, “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kalian.” (Q.S. Al-Hujurat (49): 13). Rasulullah Saw bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim, “Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, tapi melihat hati dan perbuatan kalian.”

Yang menarik adalah masuknya kriteria banyak anak –tentu setelah takwa– di dalam deretan kriteria istri terbaik. Kriteria seperti ini pula yang sempat secara jelas diucapkan oleh Rasulullah Saw dalam sanjungannya terhadap istri pertamanya, Khadijah Ra. beliau bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad, “Allah tidak memberi ganti kepadaku wanita yang lebih baik dari Khadijah. Dia telah beriman kepadaku saat orang-orang kafir kepadaku. Dia telah membenarkanku saat para manusia mendustakanku. Dia telah mendukungku dengan hartanya saat para manusia tak memberikannya kepadaku. Darinya, Allah mengaruniakan anak-anak kepadaku saat Dia tak mengaruniakannya dari para wanita (lain).”

Petuah Rasulullah Saw yang ada di tangan pembaca ini dan sanjungan beliau kepada Khadijah Ra mengisyaratkan bahwa keberadaan anak di tengah pasangan suami istri adalah hal penting. Bukan perkara remeh. Nyatanya, memang ada beberapa keutamaan bagi pasangan suami istri yang punya anak. Berikut ini penjelasan beberapa di antara keutamannya.

Pertama, anak, sebagaimana istri, harta, kendaraan, dan sawah, dan ladang, adalah perhiasan dunia. Secara naluri manusia mencintainya. Allah Swt berfirman, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang.” (Q.S. Ali Imran (3(: 14)

Karena itu, tak jarang pasangan yang sudah lama menikah, tetapi belum dikaruniai anak, selalu mendambakan kehadirannya. Beragam ikhtiar dijalani. ini manusiawi.

Kedua, anak saleh adalah salah satu sumber pahala yang akan terus mengalir. Bahkan, jika orang tua telah meninggal dunia sekalipun. Pahala akan tetap mengalir kepadanya. Peluang mengalirnya pahala ini hanya dimiliki oleh pasangan suami istri yang punya anak. Tidak dimiliki oleh mereka yang tidak memiliki anak. Rasulullah Saw bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim, “Apabila manusia telah mati, terputuslah semua amal darinya kecuali (amal) yang termasuk dalam tiga hal, yaitu sedekah jariah, ilmu yang selalu dimanfaatkan, atau anak saleh yang selalu berdoa untuknya.”

Ketiga, permohonan ampunan anak kepada Allah Swt menjadi sarana mendapatkan ketinggian derajat di surga. Surga. Siapakah yang tidak mengharapkannya? Semua pasti menginginkannya. Apalalagi bila berada pada tingkat yang tinggi. Padahal, surga dengan derajat yang rendah sekalipun sudah nikmat yang luar biasa. Rasulullah Saw bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Majah, “Sesunguhnya seorang derajatnya diangkat di surga. Lalu dia bertanya, “Dari mana ini? Maka dijawab, “Ini disebabkan permohonan ampunan dari anakmu untukmu.” Lagi-lagi peluang dan kesempatan ini tidak dimiliki kecuali oleh orang yang memiliki anak.

Keempat, dengan memiliki anak, berarti pasangan suami istri telah berkontribusi dalam memperbanyak jumlah umat Rasulullah Saw. Rasululullah Saw kelak di hari kiamat akan berbangga dengan jumlah umatnya yang melebihi umat-umat lain. Rasulullah Saw bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Tirmidzi, “Nikahilah wanita yang sangat penyayang dan banyak anak, karena aku akan berbangga dengan banyaknya kalian kepada umat-umat yang lain.”

Melalui tadabbur singkat hadis ini, kita tahu bahwa anak merupakan harta mahal. Dia bisa mengundang kebahagiaan dunia dan akhirat. Masihkah ada yang berpikir untuk menikah tanpa anak?  Wallāhu a’lam. <Dimuat di majalah Hadila Edisi November 2021>

 

Penulis: Ustaz Tamim Aziz Muhammad Saleh, Lc., M.P.I. (Direktur Pondok Pesantren Ulin Nuha Slawi – Tegal)

Eni Widiastuti
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos