Ketika tetangga Merasa Tersakiti

Ketika tetangga Merasa Tersakiti

Assalamualaikum. Ustazah, saya punya tetangga baru, seorang ibu yang suaminya dipenjara. Saat ini, 2 anak dari tetangga tersebut terkadang ikut TPA, terkadang pergi ke gereja. Melihat hal itu, suami dan anak saya (usia 6 tahun) sering “ngrasani” tetangga tersebut. Sudah saya peringatkan agar tidak ikut campur urusan orang lain, tetapi tak dihiraukan. Hingga suatu hari, ibu itu menemui saya dan menunjukkan sebuah surat. Ternyata surat itu dari anak saya yang inti isinya adalah menyuruh tetangga saya itu agar mengarahkan anak-anaknya supaya beribadah yang benar. Tetangga saya itu merasa tersakiti. Apa yang harus saya lakukan? (08132199xxxx)

 

Oleh Ustazah farida Nur’aini (Konsultan keluarga)

 

Wa’alaikumsalam Wr. Wb. Sebagai makhluk sosial memang kita harus bisa hidup dengan tetangga dengan baik. Rasulullah Saw sangat menganjurkan agar kita bisa bertetangga dengan baik. Jangan sampai ada perbuatan atau perkataan kita yang menyakiti tetangga. Jika ada makanan pun kita dianjurkan untuk berbagi dengan tetangga.

Karena ini sudah terjadi, maka menjadi evaluasi saja sehingga ke depan lebih baik lagi. Ambil kesepakatan dengan suami, langkah apa yang sebaiknya diambil. Tidak hanya ‘ngrasani’, karena selain berdosa hal ini tidak akan merubah apa pun. Diam saja juga salah. Kita harus bertindak karena tetangga sudah melakukan hal yang tidak seharusnya. Menjadi kewajiban kita mengingatkan. Ambillah langkah nyata. Misal, dengan mengajak anak tetangga bermain ke rumah. Berilah makanan untuk meluluhkan hatinya. Akrabkan diri dengannya. Jika sudah tepat waktunya, maka nasihati agar dia belajar agama dengan baik, yaitu ke masjid saja. Kuatkan agar mereka tidak lagi pergi ke gereja. Demikian juga kepada ibu tersebut, dekati dia, dengarkan curhatnya, lalu nasihati dengan bijak.

Pengingatan kepada anak tetangga tentu harus berkali-kali dan tentu dengan kesabaran. Tugas kita hanya megingatkan. Jangan memaksa. Insya Allah dengan cara baik, mereka akan paham.

Kepada ananda, ananda sudah melakukan hal besar yang belum tentu orang dewasa berani melakukan. Ini sifat luar biasa yang harus dijaga. Maksudnya, fitrah anak yang pemberani dalam mengingatkan kebenaran ini jangan sampai hilang. Sangat mungkin dia kelak akan menjadi pendakwah hebat. Syukurilah hal ini. Puji anak karena dia sudah melakukan hal benar.

Selain itu, berilah pemahaman kepada ananda bahwa cara itu bisa membuat tetangga tersinggung. Minta saja ananda agar lebih sering mengajak anak tetangga tersebut ke masjid. Selain itu juga ajak mereka ke rumah, seperti yang saya sampaikan di awal. <Dimuat di Majalah Hadila Edisi Januari 2018>

Eni Widiastuti
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos