Daya Tarik Istri Salihah

Daya Tarik Istri Salihah

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ؟ قَالَ: الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلاَ تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ.

Telah ditanyakan kepada Rasulullah Saw, “Siapakah wanita terbaik?” Beliau menjawab,  “Dialah yang menyenangkan suaminya jika memandangnya. Mematuhi suaminya jika memerintahnya. Tidak menyelisihi suaminya dalam urusan diri dan hartanya dengan apa yang dibenci olehnya.”

Matan hadis ini diriwayatkan oleh Nasa’i dalam Sunan-nya, Kitaab An-Nikaah, Baab Ayyin Nisaa’i Khair: 3231; dan Ahmad dalam Musnad-nya, Musnad Al-Muktsirin Minas Shahaabat, Musnad Abi Hurairah: 9587 dan 9658. Al-Albani menilai hadis ini sebagai hadis hasan. (lihat Misykaat Al-Mashaabih: Baab ‘Isyratin Nisaa’, Al-Fashl Ats-Tsaalits: 3272).

Hadis ini mengisyaratkan adanya kecenderungan pria terhadap wanita. Ia juga mengisyaratkan adanya daya tarik wanita yang khas. Kecenderungan dan daya tarik ini saling timbal balik dan berkelindan. Di mana ada daya tarik wanita, di situ terdapat kecenderungan pria. Dalam kehidupan suami istri, kuatnya ikatan daya tarik dan kecenderungan mampu melanggengkan lembaga pernikahan. Dalam kehidupan berkeluarga, keterpaduan daya tarik dan kecenderungan yang kokoh menjadi kunci ketahanan rumah tangga.

Ihwal ketertarikan pria kepada wanita sebenarnya sudah dijelaskan oleh Allah Swt dalam firman-Nya, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” [Q.S. Ali ‘Imran (3): 14].

Ayat ini mengonfirmasi bahwa Islam tidak memungkiri adanya kecenderungan pria kepada wanita. Ia pun tidak melarangnya. Hanya saja, ia mengarahkan agar kecenderungan tersebut berbuah kebaikan dan kemaslahatan dunia dan akhirat. Karena itulah, Islam mengajarkan jika ada yang tertarik kepada wanita, hendaklah tertarik kepada wanita yang taat beragama. Dalam urusan pernikahan, Rasulullah Saw secara tegas menuturkan, “Wanita umumnya dinikahi karena empat hal: harta, kemuliaan nasab, kecantikan, dan agamanya. Pilihlah wanita yang beragama, niscaya engkau akan beruntung.” [H.R. Muslim].

Wanita yang taat beragama memiliki nilai yang luar biasa. Sampai-sampai dia dikategorikan sebagai hiasan termahal di dunia. Dialah wanita salihah. “Dunia itu perhiasan,” sabda Rasulullah Saw suatu ketika. “Sebaik-baik perhiasan dunia ialah wanita salihah,” lanjut beliau sebagaimana dituturkan ulang oleh Muslim.

Abu Dawud meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw pernah bertutur kepada salah seorang sahabatnya, “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik harta yang dimiliki oleh seseorang? Dialah wanita salihah. Bila dipandang, dia menyenangkan. Bila diperintah, dia patuh. Bila ditinggal bepergian, dia menjaga diri.”

Ini sekaligus menjadi bingkai dalam memaknai hadis yang sedang kita bicarakan. Bahwa yang dimaksud dengan ‘wanita terbaik’ ialah wanita salihah. Kesalehan inilah yang mengantarkan wanita pada posisi puncaknya. Kesalehan ini pula yang menjadi pusat daya tarik. Ia memancar dan menyebar ke seluruh anggota tubuh. Ia memunculkan aura kepribadian yang luar biasa yang melahirkan rasa nyaman dan tentram bagi suami tercinta.

Peran ini selaras dengan apa yang ditakdirkan atas diri wanita sebagai istri. Takdir untuk menghadirkan kenyamanan, kebetahan dan kehangatan dalam rumah tangga. Allah Swt berfirman, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antaramu rasa kasih dan sayang.” [Q.S. Ar-Rum (30): 21].

Kesalehan membuat wanita memiliki daya tarik walau secara fisik tidak memenuhi kriteria rupawan atau biasa-biasa saja. Ia menumbuhkan kepribadian yang istimewa dan khas. Di antara kepribadian yang lahir dari kesalehan ini ialah penampilan yang menarik; kepatuhan dan ketaatan kepada suami; dan kesetiaan menjaga kehormatan diri dan suami.

Hal ini bukan tidak mungkin, karena sumber dari daya tarik ini ialah iman. Iman mampu memancarkan daya tarik lebih dahsyat daripada bedah plastik dan penggunaan kosmetika anti penuaan, karena pancarannya tak lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan. Iman memberikan corak dan warna pada baik dan buruknya pribadi seseorang. Iman inilah yang mendorong wanita memenuhi hak-hak suaminya dan menjaga kehormatannya.

Rasulullah Saw bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad, “Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, wanita belum menunaikan hak Tuhannya sebelum dia menunaikan hak suaminya, walaupun seandainya dia meminta dirinya (melayaninya) saat bepergian, maka ia tidak boleh menolaknya.”

Allah Swt berfirman, “Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” [Q.S. An-Nisaa (4): 34]. Wallaahu ‘alam bisshawab.

[Penulis: Tamim Aziz, Lc., M.P.I., pengajar di Ma’had Abu Bakar dan FAI Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Dimuat di Majalah Hadila Edisi Desember 2014]

 

 

 

Taufik
AUTHOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos