Hadila.co.id – Oleh Pravissi Shantie, Psikolog dari Universitas Negeri Malang (UM)
Beberapa waktu lalu, seorang teman curhat ke saya soal anak lelakinya yang berusia 7 tahun. Si Kakak, sebut saja begitu, sangat cuek dan tidak peduli pada sekitarnya. Pernah suatu kali, adiknya jatuh di sampingnya sampai tangan dan lututnya berdarah, membuat si adik menangis. Namun Kakak hanya diam dan melihat adiknya, lalu kembali bermain seolah tidak terjadi apa-apa. Di sekolah pun demikian. Kakak lebih asyik sendiri dan tidak bermain dengan teman, karena teman-temannya kebanyakan merasa tidak nyaman dengan Kakak yang suka merebut mainan dan tidak mau minta maaf saat melakukan kesalahan. Teman saya sudah berusaha mengajak ngobrol si Kakak, tetapi tetap saja si Kakak berperilaku demikian.
Empati. Apa sih empati itu sebenarnya? Empati adalah kemampuan seseorang untuk memahami pola pikir, perasaan, dan juga tindakan orang lain, sehingga seseorang dapat memberikan respons yang sesuai kepada orang lain saat berada pada suatu situasi tertentu. Empati merupakan dasar yang sangat penting agar seseorang mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain.
Saat seorang anak tidak punya empati, bisa dibayangkan, bagaimana kelak dia akan berinteraksi dengan orang lain. Anak akan menjadi seorang yang egosentris, memikirkan diri sendiri, tidak memiliki kepedulian terhadap orang lain, dan cenderung untuk berperilaku buruk. Satu hal yang harus dipahami, empati merupakan hal yang dipelajari, Bunda. Meskipun berdasarkan penelitian, kemampuan otak anak akan mulai mampu menelaah konsep empati saat berusia 8-9 tahun, tetapi bukan berarti empati tidak bisa diajarkan sejak dini. Bahkan, semakin dini anak mulai belajar tentang empati, diharapkan dia akan menjadi anak yang lebih peka dan peduli terhadap lingkungannya.
- 1
- 2