Bijak Menyimpan Rahasia untuk Kebaikan Bersama

Bijak Menyimpan Rahasia untuk Kebaikan Bersama
Sumber gambar: ruangmuslimah.co

Hadila.co.id — Assalamualaikum. Saya gadis (22 tahun), sudah dilamar dan akan segera menikah. Namun saya mempunyai masa lalu, yang hingga sekarang tidak bisa saya lupa. Waktu kecil (5 tahun) saya korban pelecehan seksual, hingga ada darah yang keluar. Apa saya sudah dikatakan tidak virgin? Saya takut mengecewakan calon suami saya, atas peristiwa itu. Apa yang harus saya lakukan? Apa saya harus cerita kepada calon suami atau tetap menyimpan masalah ini? (NN)

Wa’alaikumsalam Wr. Wb.

Saudariku, setiap manusia pasti mempunyai rahasia. Namanya juga rahasia, maka harus kita simpan sebaik-baiknya. Apalagi jika rahasia itu aib kita. Anda benar, dalam pernikahan harus ada kejujuran, karena ini salah satu kunci keharmonisan dalam keluarga. Namun apakah keseluruhan masa lalu kita harus kita sampaikan kepada pasangan atas nama kejujuran?

Tentu tidak. Kita harus bijaksana. Dalam kaidah fiqh ada ketentuan bahwa jika kita dihadapkan pada dua pilihan yang berat, maka pilihlah yang lebih ringan mudaratnya. Jadi, pikirkanlah, apakah dengan bersikap jujur kepada calon, dia akan makin kondusif? Atau justru sebaliknya, dengan menyimpan rahasia itu situasi akan lebih nyaman?

Menurut saya, sebaiknya simpan saja rahasia itu jika itu lebih baik. Karena jika Anda jujur maka ada dua kemungkinan. Pertama, dia menghargai kejujuran Anda tetapi dengan perasaan sakit hati. Kedua, beliau akan shock dan berubah sikap pada Anda. Sama-sama tidak enak, kan?

Tak semua rahasia kita, harus kita sampaikan ke calon pasangan. Malah bisa jadi, Allah telah menutup rahasia kita. Maka, janganlah kita justru membukanya. “Setiap umatku dimaafkan kecuali orang yang terang-terangan (melakukan maksiat). Dan termasuk terang-terangan adalah seseorang yang melakukan perbuatan maksiat di malam hari, kemudian di paginya dia berkata: wahai fulan, kemarin aku telah melakukan ini dan itu—padahal Allah telah menutupnya—dan di pagi harinya dia membuka tutupan Allah atas dirinya.” [H.R. Bukhari Muslim].

Soal mitos bahwa malam pertama harus ada darah, itu tidak benar. Selaput dara tiap wanita beda-beda. Ada yang tipis sehingga mudah robek hanya karena benturan, tetapi bisa juga sangat alot sampai-sampai tidak terjadi perobekan walaupun melahirkan.

Jadi, sikap sekarang bertobatlah mohon ampun kepada Allah atas semua kejadian di masa lalu. Mohon agar Allah menjaga rahasia Anda dan melancarkan proses pernikahan Anda. Demikian, semoga Allah Swt memberikan kemudahan dalam semua urusan kita.

 

[Oleh: Farida Nuraini, S.Sos. | Konsultan Keluarga | Dimuat Majalah Hadila Edisi September 2014]

Redaksi
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos