Hadila.co.id – Asalamualaikum Ustazah. Anak saya umurnya 6,5 tahun dan sekarang kelas 1 SD. Kenapa ya Ustazah, sejak sebelum SD hingga sekarang anak saya masih lambat dalam hal menulis dan gampang tersinggung. Dia selalu diejek teman dan akhirnya sering menangis. Usia berapa yang tepat, seorang anak masuk SD? Mohon solusinya. (08121757xxxx)
Jawaban Ustazah Budhy Lestari (psikolog)
Ayah, Bunda, ketika anak telah menuntaskan masa pra sekolah di TK, kita mulai berpikir apakah anak kita sudah matang untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya ataukah belum. Hal ini bisa membuat orangtua galau untuk memutuskan.
Agar kita tidak galau lagi, perlu mengetahui bahwa ada beberapa hal yang dapat dijadikan patokan apakah anak kita sudah siap ataukah belum.
Pertama, secara usia relatif sudah matang. Masing-masing SD memang beragam dalam menentukan patokan usia. Ada yang mensyaratkan minimal per Juli 6 tahun, ada juga yang mensyaratkan minimal 7 tahun, bahkan ada pula yang memperbolehkan anak usia 6 tahun kurang masuk SD dengan kriteria tertentu, salah satunya rekomendasi dari psikolog. Secara umum, faktor matangnya usia biasanya mempengaruhi pula kematangan anak secara psikologis, walaupun ada juga yang usia belum genap 7 tahun tetapi secara kesiapan belajar sudah siap.
Kedua, melalui proses pengamatan kita pantau apakah anak sudah mampu memenuhi beberapa aspek berikut :
- Aspek kemandirian, apakah anak sudah mampu menyelesaikan hal hal sederhana sendiri, misal makan minum, toilet training, dan penjagaan barang pribadinya. Walaupun terkadang masih perlu dibimbing oleh orang dewasa di sekitarnya.
- Aspek konsentrasi, apakah anak mampu terfokus dalam rentang waktu tertentu (umumnya kisaran antara 10-15 menit) untuk menuntaskan sesuatu kegiatan?
- Aspek kematangan sosial, apakah anak mampu untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dengan baik? Mulai mengenal ragam gejolak emosi dan penyebabnya.
- Aspek tanggung jawab, apakah anak mampu menuntaskan suatu kegiatan sesuai petunjuk yang ada.
- Aspek motorik halus, apakah otot halus anak sudah terstimulasi dengan baik untuk melakukan gerakan mencoret, menggores, melipat, meremas dan seterusnya sehingga anak siap dengan aktivitas menulis. Kita amati dari cara memegang pensil apakah sudah tepat atau belum?
Ketiga, beragam kesiapan di poin kedua itu dapat diamati secara mendalam atau pun dapat dengan bantuan tenaga ahli psikolog untuk mengobservasi lebih lanjut dengan menggunakan instrumen psikologi tertentu.
Apabila hal-hal tersebut belum terpenuhi maka perlu pendampingan dan bimbingan terlebih dahulu secara matang oleh orangtuanya. <Dimuat di Majalah Hadila Edisi Juni 2018>