6 Tema yang Harus Dibahas Dengan Pasangan

6 Tema yang Harus Dibahas Dengan Pasangan

 

SUKOHARJO – Keluarga yang harmonis, bahagia, sakinah tentu menjadi impian setiap pasangan. Hal itu akan terwujud salah satunya dipengaruhi oleh bagaimana suami istri komunikasi. Ada 6 tema yang harus dibahas dengan pasangan.

Hal itu disampaikan Konsultan Nasional Keluarga Sakinah, Ustaz Tri Asmoro Kurniawan pada kajian rutin di Griya Sakinah, Aula Lt.2, Toko Arafah, Ngruki, Cemani, Grogol, Sukoharjo, Kamis (19/9).

Menurut Ustaz Tri Asmoro untuk mencapai keluarga yang harmonis suami istri harus tahu kapan, di mana waktu yang tepat dalam berkomunikasi. Menurutnya ada beberapa tema yang harus disampaikan terhadap pasangan agar bisa menjadi pasangan yang harmonis.

Pertama, tentang wilayah komunikasi

Sepasang kekasih, suami istri pasti ingin dimengerti, diperhatikan, diberi perhatian dan rasa kasih sayang yang tulus dari hati. Akan tetapi semua itu tak akan terpenuhi jika tanpa adanya perkenalan, penjajakan serta informasi tentang hal-hal yang membuat pasangan senang, marah, dan harapan-harapan yang ia inginkan. Maka dari itu sebagai sepasang kekasih hendaknya mulai malam pertama saling kenal mengenalkan tentang sikap, sifat kepribadianya juga lingkungan keluarganya agar pasangan  tahu mana sifat dan sikap yang disukai dan tidak disukai.

Kedua, tentang akidah.

Ia menjelaskan akidah yang kuat cenderung membuat pasangan suami-istri menjadi lebih sabar dan tangguh dalam menghadapi cobaan atau lika-liku rumah tangga. aqidah yang lemah menjadi salah satu akar permasalahan timbulnya perceraian. Di samping faktor lain seperti pengasuhan yang tidak jelas, kepercayaan diri yang lemah, kecerdasan emosi yang buruk, serta keterampilan hidup yang kurang. “Seseorang yang memiliki akidah yang kuat jika menemui masalah, cenderung melakukan introspeksi dan tobat, lalu meminta petunjuk dan kekuatan kepada Allah. Di sinilah peran kedekatan kepada Allah yang menjadikan orang lebih sabar dan kuat mengontrol emosinya,” paparnya.

Ketiga, tentang visi-misi berkeluarga.

Setiap pekerjaan dan aktivitas manusia mestilah memiliki tujuan dan target tertentu. Agar tujuan dan target tersebut bisa tercapai maka gambaran tentang tujuan dan target serta urutan pekerjaan juga harus jelas. Begitu pula dalam hal pernikahan.

Visi keluarga adalah membangun keluarga sakinah yang penuh dengan kasih sayang. Sakinah berarti tenteram. Tenteram karena diridai Allah Swt. Maksud dari keluarga sakinah adalah:

  • Semua unsur keluarga, suami, istri dan anak-anak hidup dalam ketaatan menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah secara totalitas. Jadi unsur keluarga itu adalah orang-orang yang saleh dan
  • Interaksi di antara mereka hanya menggunakan Islam sebagai patokan/standar, bukan dengan emosional, ataupun dengan aturan Barat
  • Mereka berlomba-lomba untuk saling menunaikan kewajiban karena Allah Swt, bukan karena rida manusia.

Sementara misi keluarga sakinah secara internal adalah untuk membentuk sosok suami, istri dan anak-anak yang berkepribadian Islam. Yakni memiliki pola pikir dan pola sikap yang berlandaskan akidah Islam, menjadi orang-orang yang hanya menjadikan akidah Islam sebagai standar dalam berpikir dan berbuat. Benar salah, baik buruk dan terpuji tercela setiap persoalan hanya dintentukan oleh keyakinannya terhadap laa ilaaha illallah muhammadur rosulullah. Bukan dengan emosional, apa kata orang atau pun dengan aturan Barat.

Keempat, tentang kejujuran.

Saat menjalani kehidupan berumah tangga, suami dan istri dituntut untuk berpegang dengan sifat jujur dan menjauhi lawannya. Sebab, kejujuran akan mengakibatkan jalannya rumah tangga menjadi lebih baik. Sebaliknya, ketidakjujuran pada akhirnya akan menghancurkan rumah tangga.

Bisa dibayangkan apabila sebuah rumah tangga yang sepasang suami istri tidak jujur kepada pasangan hidupnya. “Si istri meminta izin kepada suaminya untuk menghadiri majelis taklim, misalnya. Akan tetapi, ternyata dia keluar rumah tidak hanya hadir di majelis taklim sebagaimana permintaan izinnya kepada suami. Ia malah mampir ke swalayan, jalan-jalan di mall, singgah di rumah teman, ngobrol, dan sebagainya” ujar Ustaz Tri Asmoro Kurniawan.

Kelima, tentang seksual.

Bisa bayangkan bagaimana jika pasangan suami istri hidup tanpa seks? Tak bisa dipungkiri bahwa seks dalam pernikahan sangat penting karena akan memengaruhi keharmonisan rumah tangga. Seks dalam pernikahan juga bisa meningkatkan bonding karena mampu merekatkan emosi dan perasaan satu sama lain. Bahkan, bisa dibilang seks menjadi salah satu media komunikasi yang bisa dipilih pasangan suami istri. Akan tetapi seks yang tidak mencapai puncak klimaksnya akan mengakibatkan rasa ketidakpuasan dengan pasangannya, maka dari itu komunikasikan dengan baik terkait kapan waktunya, apa yang bisa membuat pasangan puas agar tercapai keluarga yang selalu harmonis.

Keenam, tentang ekonomi

Menikah itu bukan hanya perkara dua orang berlawanan jenis yang saling jatuh cinta, kemudian memutuskan untuk hidup bersama. Percayalah, pernikahan itu tak sesederhana itu. Butuh persiapan yang benar-benar matang untuk menuju pernikahan yang membahagiakan. Baik itu persiapan mental, persiapan kerjansama, dan persiapan materi. Bahagia enggak cuma makan cinta, bukan?

Berdiskusi soal standar kenyamanan adalah, dalam level apa pasangan kita akan merasa nyaman? Hal ini tentu berkaitan dengan finansial. Contoh sederhananya adalah ketika kita oke-oke saja dengan rumah di pinggir jalur kereta api, sementara pasangan adalah anti dengan suara bising. Kesimpulannya adalah beli rumah di lokasi yang jauh dari rel kereta. Contoh lain adalah ketika kita nyaman dengan kasur seharga Rp 1 juta, sementara si dia maunya pakai kasur Rp20 juta. Diskusikan dengan cermat agar memutuskan perkara dengan cermat. (Putri)

Eni Widiastuti
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos