6 Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Anak Menuju Akil

6 Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Anak Menuju Akil

Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.” [Q.S. An-Nahl: 12]

Dari ayat di atas kita mengetahui seberapa besar Islam memperhatikan tentang pentingnya akal. Sebagai sarana berpikir, mengetahui kebenaran, bahkan sebagai syarat taklif bagi seorang muslim. Karena itu, tidak benar bila ada tuduhan terhadap Islam sebagai agama yang mengekang akal, jumud, dan anti kemajuan.

Maka, seiring bertumbuhnya fisik putra-putri kita, penting bagi kita untuk menyelaraskan tumbuh kembang otak atau akal anak-anak kita. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua dalam membersamai pertumbuhan intelektual mereka.

Pertama, membangun kebiasaan belajar. Sampaikan kepada anak tentang pentingnya ilmu. Bacakan kisah dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan ilmu, kisah Nabi Khidr dan Nabi Musa contohnya. Ada juga hadis Nabi Muhammad yang tidak terhitung jumlahnya tentang perintah sekaligus keutamaan mencari ilmu. Dalam praktiknya, orang tua harus menghadirkan lingkungan belajar yang baik, entah di sekolah maupun di rumah.

Di sekolah, orang tua sebisa mungkin memilih lembaga pendidikan yang terbaik. Di mana sekolah tersebut mempunyai rekam jejak istimewa terkait metode ajar guru, bukan sekadar sekolah yang memajang piala lomba. Di rumah, orang tua bisa menyediakan ruang khusus untuk belajar. Kalaupun ruang terbatas, bisa disiasati dengan perangkat belajar. Seperti meja belajar khusus, lampu belajar, jadwal belajar, maupun pernak-pernik sekolah lainnya. Tempelkan kata-kata mutiara atau motivasi dalam hal belajar.

Kedua, memberikan dukungan emosional. Orang tua jangan pelit untuk memberi dukungan morel kepada anak-anaknya. Memberikan apresiasi kepada anak dalam bentuk pujian atau hadiah merupakan bagian support moral bagi anak-anak. Jangan menunggu anak ranking 1, baru kemudian kita apresiasi.

Mari kita ubah mindset, dari memuji karena mereka mendapat prestasi, menjadi memuji agar mereka mendapat prestasi. Orang tua juga harus paham bahwa prestasi tidak selalu dibatasi dengan ranking 1 dalam pelajaran. Dengan demikian, akan hadir rasa bahagia anak yang disebabkan aktivitas belajarnya.

Ketiga, menyediakan sumber buku dan literasi. Kita tahu bahwa buku adalah sumber ilmu, buku adalah jendela dari luasnya ilmu dan pengetahuan. Dengan buku, ada imajinasi yang tumbuh dalam otak anak kita. Dia bisa merasakan megahnya Ka’bah dan Masjidil Haram sekalipun ia duduk di dalam ruangan.

Buku juga menjembatani antara waktu sekarang dengan masa lampau. Anak-anak kita bisa merasakan bagaimana Nabi Musa menyeberang Laut Merah dengan tongkatnya, atau cerita-cerita menarik lain di masa lalu.

Sekalipun saat ini memasuki dunia digital, tetapi menurut hemat penulis keberadaan buku adalah mutlak. Layar gawai berdampak negatif terhadap kesehatan mata anak bila terpapar terlalu lama. Selain itu, buku mempunyai simbol yang sangat kuat sebagai sumber ilmu.

Cover dan lembaran demi lembarannya memberi stimulus motorik anak yang positif. Sumber literasi lain yang perlu dihadirkan adalah poster-poster edukatif. Tentu yang demikian perlu disesuaikan pada jenjang dan umur anak-anak kita.

Keempat, bermain dan aktivitas fisik. Sekalipun tema yang kita bahas adalah tentang peningkatan intelegensi anak, tetapi bermain dan aktivitas fisik mempunyai peran signifikan dengan berkembangnya otak dan mental anak. Terlebih dewasa ini muncul metode-metode baca tulis hijaiah maupun latin yang diaplikasikan dengan aktivitas dan permainan anak.

Kelima, menyeimbangkan dengan akademik lainnya. Ada anak dengan kemampuan hitung yang menonjol, ada yang menonjol dalam bidang sastra, ada yang menonjol dalam bidang audio-visual. Semua itu merupakan varian kecerdasan yang juga perlu diperhatikan.

Keenam, mendorong anak agar berpikir dan berperilaku kreatif. Bisa menghadirkan hal-hal baru, beri mereka kesempatan untuk mencoba sekaligus kesempatan untuk gagal. Proses tumbuh kembang anak mempunyai jalur yang berliku, tidak ada perangkat parenting yang bisa meng-copy paste tumbuh kembang anak lain. Bismillah, semoga dimudahkan. <>

 

Oleh: Ustaz Amin Rois Lc (Dewan Pengawas Syariah LAZ SOLOPEDULI)

Eni Widiastuti
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos