5 Tips Menguatkan Karakter Anak

5 Tips Menguatkan Karakter Anak

Hadila.co.id – Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karakter memiliki arti tabiat, sifat-sifat, watak yang membedakan seseorang dengan yang lainnya. Menurut Imam Al Ghazali, pengertian karakter sama dengan pengertian akhlak dalam Islam. Akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa yang melahirkan berbagai macam perbuatan tanpa memerlukan pertimbangan atau dilakukan secara spontan.

Pendidikan karakter sudah sepatutnya diberikan dalam diri seseorang sedini mungkin. Para pakar pendidikan mengatakan bahwa periode usia di bawah 10 tahun merupakan golden age atau periode emas yang baik untuk tumbuh kembang anak. Maka orang tua perlu menanamkan karakter yang kuat kepada putra putrinya sedini mungkin. Berikut beberapa tips bagi ayah bunda untuk menguatkan karakter si kecil.

Pertama, berikan pendidikan agama. Pendidikan utama yang perlu orang tua berikan kepada anak adalah pengetahuan tentang siapa Tuhannya, siapa Nabinya, bagaimana cara beribadah, membaca Alquran, mengucap syukur, dan lain-lain. Selain praktik secara langsung, orang tua bisa memberikan bahan bacaan seperti buku, gambar, kisah-kisah Nabi dan para Sahabat yang bisa menginspirasi anak dalam beraktivitas sehari-hari. Semakin dini kita menanamkan hal ini pada seorang anak, akan semakin kuat ahlak dan keyakinan akan Tuhan di dalam diri anak kita.

Pendidikan karakter melalui buku bisa dilakukan dengan menyediakan buku bacaan bernutrisi di rumah. Saat ini, cukup banyak penerbit yang menerbitkan buku anak islami. Salah satunya Majalah Cilukba dan Majalah Cilukba Junior yang terbit sebulan sekali. Majalah anak muslim dengan tagline Sahabat Ceria, Bermain, dan Belajar ini berisi konten islami dan edukatif. Majalah Cilukba untuk anak usia SD dan Cilukba Junior untuk anak usia TK/PAUD.

Kedua, jadilah sosok inspiratif bagi si kecil. Anak usia golden age adalah peniru ulung. Anak perlu sosok seorang tokoh yang dikagumi, yang akan ditiru di dalam tindakan sehari-harinya. Sosok tersebut biasanya akan jatuh pada orang tua. Seorang anak akan lebih percaya pada apa yang dilihat daripada apa yang dikatakan oleh orang tuanya. Ayah dan bunda bisa mengajarkan sesuatu melalui contoh  nyata yang akan membuat anak meniru dan mengembangkannya menjadi suatu kebiasaan dan karakter di dalam pertumbuhannya.

Ketiga, berikan rewards and punishment. Apabila seorang anak merengek minta dibelikan sesuatu, biasanya ada dua jenis sikap orang tua, yakni langsung membelikan atau menolaknya dengan tegas. Dalam jangka panjang, anak yang langsung dituruti keinginannya oleh orang tua akan tumbuh dengan karakter mudah marah dan egois. Sementara jika anak yang tidak dituruti keinginannya, biasanya akan tumbuh dengan karakter penakut, tidak jujur, dan tertutup. Orang tua yang kreatif seharusnya bisa mengombinasikan sikap tersebut.

Saat seorang anak meminta sesuatu misalnya, kita bisa memberikannya dengan syarat tertentu. Contoh, seorang anak minta mainan pada kita sebagai orang tuanya, maka kita bisa mensyaratkan hal-hal tertentu sebagai `kerja keras’ yang harus dilakukan. Misalnya, si anak harus membantu si ayah mencuci mobil selama seminggu, atau membantu ibu membuang sampah setiap hari, baru kemudian si anak mendapatkan mainan tersebut. Sistem ini dalam jangka panjang akan membentuk karakter yang kuat dan tangguh dari si anak, karena mereka sejak kecil sudah dibiasakan harus bekerja dulu baru mendapatkan hasil.

Keempat, kualitas media menentukan karakter. Anak usia golden age belum mempunyai fondasi yang kuat dalam prinsip hidup, cara berpikir, dan tingkah laku. Artinya, semua hal yang dilihat, didengar, dan dirasakan olehnya selama masa pertumbuhan tersebut akan diserap semuanya oleh pikiran dan dijadikan sebagai dasar atau prinsip dalam hidupnya. Adalah tugas orang tua untuk memilah dan menentukan, media mana saja yang perlu digunakan dan mana yang perlu dihindarkan. Menonton televisi misalnya, tidak semua acara itu bagus. Demikian juga dengan membaca buku, menonton film, mendengarkan radio, dan sebagainya.

Kelima, biasakan anak menggunakan 3 kata ajaib. Sejak kecil, seorang anak perlu dididik tiga perilaku dasar dalam komunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Kata ajaib pertama adalah mengucapkan ‘terima kasih’ kepada siapa saja yang sudah memberikan sesuatu kepadanya. Kata ajaib kedua adalah mengucapkan kata ‘tolong’ apabila ingin meminta bantuan kepada orang di sekitarnya, dan yang ketiga adalah mengucapkan kata ‘maaf’ apabila memang bersalah. Kelihatannya memang sederhana, tapi coba lihat, berapa banyak orang yang merasa dirinya sudah dewasa yang terbiasa mengucapkan kata-kata tersebut? <Afroh Ellyfa/Dari Berbagai Sumber>

 

Eni Widiastuti
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos