4 Cara Melatih Si Kecil Hidup Hemat

4 Cara Melatih Si Kecil Hidup Hemat

“Jangan boros, boros itu temannya setan!”

Pernah mendengar kalimat ini, Bunda? Secara sederhana, boros adalah menghambur-hamburkan uang atau benda-benda dengan tidak semestinya. Allah Swt berfirman dalam Surah Al-Isra’ ayat 26-27, tentang larangan untuk berbuat boros, dan pemboros merupakan saudara setan. Astaghfirullaahal’adziim. Sebagai orangtua, tentu merupakan kewajiban bagi kita untuk mengajarkan kepada anak-anak menjauhi sifat boros, dengan mengajarkan kepada anak hidup hemat. Hemat adalah berhati-hati dalam menggunakan uang, barang, dan hal lain sesuai porsinya. Jadi, hemat itu tidak selalu terkait dengan uang ya, Bunda. Mengajari anak untuk hidup hemat sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Saat anak mulai memahami nilai sebuah benda.

Pertama, orangtua harus memberikan contoh yang baik. Hal paling sederhana adalah terkait makanan. Biasakan kepada anak untuk selalu menghabiskan makanannya dan tidak menyisakan atau membuang makanan yang masih baik. Triknya, jangan mengambilkan makanan dalam jumlah yang banyak. Sedikit dulu, lalu ditambahkan apabila anak masih merasa lapar. Dengan demikian, anak akan melihat bahwa dia selalu habis saat makan. Jangan lupa berikan kepada anak pujian saat dia menghabiskan makanannya ya, Bunda.

Kedua, berikan contoh untuk berhemat terkait hal-hal yang digunakan sehari-hari seperti air dan listrik. Matikan lampu saat tidak diperlukan, dan gunakan air mandi secukupnya. Ucapkan kalimat seperti, “Ayo kita matikan lampunya, agar tidak boros,” misalnya. Insya Allah, saat melihat kita melakukannya secara teratur, anak akan terbiasa dan mulai mengikutinya.

Ketiga, biasakan anak untuk menggunakan barangnya sampai habis, sebelum dia memakai barang yang baru. Misalnya, ajarkan kepada anak untuk memakai krayon sampai habis, baru Bunda belikan lagi yang baru. Hal ini pun berlaku untuk hal-hal yang lainnya, seperti buku atau mainan.

Keempat, berikan batasan terkait jajan. Bukannya kita sebagai orangtua pelit atau kikir kepada anak, tetapi kita mengajarkan kepadanya untuk tidak menghamburkan uang. Sering kali jajan yang dibeli pun, kebanyakan tidak dimakan oleh anak. Kita bisa membatasinya untuk hanya membeli satu jenis jajanan. Katakan bahwa kita akan membeli lagi saat jajan itu sudah habis dia makan. Dan ingat, selalu konsisten ya, Bunda. Kalau dia menangis di toko, Bunda harus tahan malu. <Dimuat di Majalah hadila Edisi Maret 2018. Sumber Foto: ciricara.com>

Penulis: Pravissi Shanti, Psikolog dari Universitas Negeri Malang

Eni Widiastuti
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos