Mendidik Anak di Era Digital

Mendidik Anak di Era Digital

Oleh : Siti Faizah (Ketua PP Salimah)

Hadila.co.id – Di era digital, banyak orang tua yang menanyakan pola pendekatan yang tepat terhadap anak. Seakan terjadi gap antara masa orang tua dengan masa anak.  Di mana kondisi anak lebih agresif dan lebih cekatan berbicara perkembangan informasi, konten media yang memang tidak selalu positif bahkan cenderung negatif. Apalagi bagi anak atau pengguna yang tidak memahami bagaimana berinteraksi secara positif dengan memanfaatkan media sebagai sarana kebaikan. Tidak sedikit bahaya akibat candu media, seperti kesehatan mata, menurunnya prestasi belajar sampai menunda perkembangan bahasa anak.

Menjadi hal wajar ketika orang tua gelisah dengan pola pendekatan terhadap anak yang disebut paling rentan terpengaruh media. Penyebabnya, anak belum kritis dalam berpikir, kecenderungan meniru, dan mudah terpengaruh teman sebaya.

Ada beberapa kiat penting yang berlaku di semua zaman untuk pegangan bagi orang tua. Pertama, membangun hubungan yang baik kepada Allah Swt, Zat Yang Maha Mengetahui dan Maha Menentukan, dengan memperbanyak doa. Di antara yang diajarkan Nabi Ibrahim As, terdapat dalam Alquran Surah As-Shofat ayat 100, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.“

Kedua, meningkatkan hubungan vertikal kepada Allah Swt. Diiringi hubungan horizontal dengan suami, istri atau orang tua. Ketiga, dalam Alquran Surah Al-Kahfi ayat 82, orang tua diajak menyiapkan diri sebagai orang tua yang saleh. Keempat,  membangun kematangan pribadi anak. Kelima, dalam praktiknya orang tua perlu melibatkan diri dalam kehidupan online anak. Terutama bagi remaja, dunia maya merupakan ruang di mana mereka dapat berinteraksi jauh dari pengawasan orang. Di sinilah pentingnya orang tua berbicara dengan anak tentang media.

Rambu-rambu bermedia yang perlu menjadi kesepakatan antara orang tua dengan anak. Pertama, anak tidak diperkenankan memberikan informasi pribadi tanpa izin. Kedua, berhati-hati dengan siapa pun yang ditemui di internet. Ketiga, tidak mudah memercayai segala sesuatu yang dibaca di internet. Keempat, membiarkan Ibu, Ayah atau Guru mengetahui apabila anak cemas pada sesuatu. Kelima, jangan pernah menemui seseorang yang ditemui di internet tanpa berbicara kepada Ibu, Ayah, atau Guru terlebih dahulu. Keenam, tidak memasuki wilayah yang terasa tidak benar. Ketujuh, jika anak dikirimi pesan porno, jangan terbujuk untuk mengeksplorasi lebih jauh.  Kedelapan, apabila secara tidak sengaja masuk ke situs yang tidak pantas, segera keluar dan jangan terus membaca.<Majalah Hadila Edisi Februari 2019>

 

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos