Kisah Bunda Hajar, antara Kerja Keras dan Tawakal pada Allah

Kisah Bunda Hajar, antara Kerja Keras dan Tawakal pada Allah

Hadila.co.id Bagi yang pernah beribadah Haji atau Umroh, pasti merasakan ritual Sa’i. Pada Sa’i kita seolah diingatkan (merasakan) kisah Ibunda Hajar. Sunyi menyergap kegersangan yang membakar. Yang ada hanya pasir dan cadas membara. Tak ada pepohonan tempat bernaung. Tak terlihat air penyambung hidup. Hajar sendirian menanggung itu. Tak tampak insan untuk berbagi kesah, kecuali bayi mungil Isma’il, yang mulai menangis begitu keras karena lapar dan haus. Maka Hajar pun berlari, mencoba mengais jejak air, menjawab tangis putra semata wayangnya.

Shafa-Marwa bukanlah perjalanan yang pendek. Terutama bagi orang yang telah didera kelelahan dan dehidrasi. Dari Shafa, Bunda Hajar terus berjalan membawa asa untuk setetes air, hingga Marwa. Dari ujung ke ujung seksama ditelisiknya. Tak ada. Sama sekali tak ada. Tapi dia terus mencari. Ke Shafa dengan harapan baru, lalu mengayun langkah lagi ke Marwa, hingga 7 kali.

Tiga Langkah Awal Menjadi Sukses

Dalam ibadah Haji atau Umroh, para laki-laki yang katanya perkasa diminta merasakan betapa lelahnya Bunda Hajar. Juga betapa hebatnya Beliau yang tidak pernah mengeluh, tak kenal lelah, untuk Ananda tercinta. Wanita yang secara fisik tidak lebih kuat dari laki-laki, diberi Allah perasaan dan hati yang dengannya ia bisa lebih perkasa dari laki-laki. Saat Bunda sedang senang, sedih, ataupun lelah, panggilan anak belahan jiwa selalu disambutnya dengan hati. Hingga saat para laki-laki telah mengeluh lelah, Bunda menikmati itu semua.

Kisah Bunda Hajar, mengajarkan tentang makna kerja keras. Bunda Hajar mungkin tahu, tak pernah ada air di situ. Mungkin dia hanya ingin menunjukkan kesungguhannya pada Allah. Sebagaimana telah ia yakinkan sang suami, “Jika ini perintah Allah, Dia takkan pernah menyia-nyiakan kami!”

Tiga Langkah Awal Menjadi Sukses

Maka keajaiban itu memancar. Zam zam! Bukan dari jalan yang dia susuri atau jejak-jejak yang dia torehkan antara Shafa-Marwa. Tapi justru dari kaki Isma’il, yang menangis, haus, menjejak-jejak. Bunda Hajar pun takjub. Begitulah keajaiban datang. Terkadang tak terletak dalam ikhtiar-ikhtiar kita.

Makna kerja keras itu adalah menunjukkan kesungguhan kita kepada Allah. Jadi mari bekerja keras seperti Hajar dengan gigih, dan yakin. Bahwa Dia tak pernah menyia-nyiakan iman dan amal kita. Lalu biarkan keajaiban itu datang dari jalan yang tak kita sangka atas kehendakNya. Biarkan keajaiban itu menenangkan hati, dari arah manapun Dia kehendaki. Bekerja saja. Bekerja keras. Maka keajaiban akan menyapa dari arah tak terduga.

<dbs>

Bachtiar
AUTHOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos