Rayakan HUT ke-75 PMI, Kakek Agus Ngontel Bandung-Solo

Rayakan HUT ke-75 PMI, Kakek Agus Ngontel Bandung-Solo
Gaya Kakek Agus Hadikarta saat ngonthel dari Bandung ke Solo untuk ikut merayakan HUT Ke-75 PMI yang dipusatkan di Surakarta, Kamis (17/9/2020)

SOLO, HADILA – Seorang kakek-kakek terlihat masih gagah dan penuh semangat ngonthel sepeda tuanya saat melintas di Jembatan Ngemplak, Jebres, Solo. Dia menjadi perhatian sejumlah pengguna jalan karena di belakang dan depan sepedanya terpasang poster bertuliskan: Jadilah Pendonor Darah Sukarela sebagai Gaya Hidup SehatNgonthel Kemanusiaan Bandung-Solo Dalam Rangka Hari PMI Ke-75 di Surakarta

Penasaran, saya lantas menghubungi kawan di PMI Surakarta lewat telpon. Maklum, karena saat menyaksikan kakek ngonthel, saya sedang berada di dalam mobil dan jalanan dalam keadaan ramai. “Ooo… beliau namanya Pak Agus Hadikarta. Datang dari Bandung ngontel , khusus untuk melaksanakan HUT ke-75 PMI di Solo Kamis (17/9) besok, ”kata Pelaksana Humas dan Media PMI Surakarta, Dedi Cahyo Nugroho, Selasa (15/9/2020).

Luar biasa. Lelaki berusia 60 tahun itu saat bersepeda terlihat masih gesit, bahkan saat ngonthel tampak ngebut . Tak heran jika jarak Bandung-Solo sekitar 473 km hanya dia tempuh 11 hari, lebih cepat dua hari dari target yang ditetapkan.

“Pak Agus menempuh perjalanan dari Jalan Neptunus Selatan, Bandung menuju Politeknik Akbara Surakarta. Ia berhitung, perjalanan yang ditempuh sejak 4 September ini akan berakhir pada puncak hari jadi PMI, 17 September. Tapi tadi malam beliau sudah tiba di Solo, ”kata Dedi.

Bersepeda dan berdonor darah ternyata sudah menjadi gaya hidup Agus Hadikarta ini. “Saya pernah ke Markas PMI Pusat, perjalanan tujuh hari dari Bandung ke Jakarta,” katanya seperti dilansir laman pmi.or.id.

Lelaki pemegang Satyalancana Kebaktian Sosial Donor Darah Sukarela (DDS) ini bahkan bersepeda bukan berada gaya hidup. Aktivitas bersepeda adalah jalan pengabdian, setelah Pramuka dan menjadi Aparatur Sipil Negara.

Ia senantiasa menyebarkan pesan kemanusiaan donor darah selama bersepeda. Agar mudah dibaca, pesan donor darah diletakkan bagian belakang dan depan sepedanya. Di setiap perhentian, di komunitas-komunitas pesepeda, bahkan kepada masyarakat umum yang ditemui, Agus mengaku membiasakan diri memberikan edukasi tentang donor darah dan manfaatnya.

“Saya setiap berhenti, bersosialisasi. Saya jelaskan ke masyarakat umum. Orang nyangka kalau donor darah gak bisa pergi jauh, pingsan, jadi mereka ketakutan. Jadi saya merasakan sendiri, sangkaan orang itu tidak benar,” kata pria yang menyatakan telah berdonor darah seratus kali lebih.

Ayah tiga anak berkisah bahwa ia sejak kecil suka bersepeda. Namun bersepeda dengan menempuh jarak puluhan kilometer baru ia lakukan sejak 2019. Rute jauh pertamanya adalah Bandung-Pangandaran. Sejak saat itu dia mengaku kerap melakukan perjalanan jauh baik sendirian, maupun berkelompok. Agus mengaku, selagi tubuhnya masih mampu, ia akan terus bersepeda.

“Saya banyak rekan komunitas onthel ataupun sepeda federal. Setiap mampir pasti disambut kawan-kawan. Biasalah, solidaritas pesepeda,” kata relawan DDS yang mengenakan baju kampanye donor darah sepanjang perjalanan tersebut.

Di kalangan pengurus Unit Donor Darah, nama Agus cukup dikenal. Kakek tiga cucu ini selalu menyempatkan mengunjungi unit donor darah di daerah-daerah selama perjalanan. Namun di usianya yang senja, donor darah tidak dilakukan sesering dulu. “Kemarin saya ditolak, karena mungkin sudah usia 60 tahun ya,” katanya.

Pada hari jadi ke 75 tahun, PMI akan menggencarkan kampanye 3M, yang perlu memakai masker, dan menjaga jarak. Hari jadi bertemakan ‘Solidaritas untuk Kemanusiaan’ ini akan diperingati dengan memanfaatkan teknologi informasi lantaran di tengah pandemi. Pada puncak Anugerah nanti Ketua Umum PMI Jusuf Kalla akan meresmikan Polteknik Akbara. (***)

mulyanto
EDITOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos