Menjauh dari Istri, Menghilangkan Rezeki

Menjauh dari Istri, Menghilangkan Rezeki

Ini bukan tahayul atau semacam kisah “dunia lain” yang kerap dimuat di majalah atau koran mistis. Ini hanyalah tentang kisah hidup seorang suami yang mengalami pengalaman spiritual, dan akhirnya menemukan kesimpulan menarik untuk disampaikan kepada orang lain. Bisa jadi pengalaman semua orang bisa berbeda, tetapi sepanjang pengalaman itu tentang hal yang positif dan konstruktif sudah selayaknya menjadi pelajaran berharga bagi siapa saja.

Seorang suami bercerita tentang lika-liku kisah hidupnya. Dia seorang pengusaha kelas menengah. Belum terlalu besar usahanya, tetapi juga tidak bisa dibilang kecil. Ada kalanya dia mendapatkan hasil yang melimpah, rezeki terasa lancar, keuntungan seakan selalu berpihak kepada dirinya. Namun, ada kalanya hasil yang didapatkan sangat kecil, bahkan cenderung merugi, ditambah lagi mendapatkan kemalangan yang bertubi-tubi. Kondisi seperti itu berulang-ulang terjadi.

Bisnisnya mengalami fluktuasi yang sangat dinamis. Semua orang dalam dunia bisnis menyatakan itu hal yang wajar saja dan biasa saja. Semua pebisnis pernah mengalami masa untung dan masa rugi.

Menjauh dari Istri, Menghambat Rezeki
Kendati semua orang mengatakan bahwa fluktuasi keuntungan dan kerugian dalam dunia usaha adalah hal biasa, tetapi suami yang satu ini ternyata memiliki catatan tersendiri. Dia tidak saja melihat fluktuasi itu sebagai konsekuensi dari dunia usaha yang memang sangat dinamis, tetapi jauh di balik itu, dia melihat ada fluktuasi situasi kejiwaannya. Dia akhirnya menemukan ada pola yang konstan dalam kehidupan pribadi dan perjalanan bisnisnya.
“Setiap kali saya jauh dari istri, rezeki saya juga menjauh,” ujar lelaki ini.

Saat dia menjadi suami yang baik, menjadi ayah yang baik, rezeki sangat lancar mengalir seakan tanpa kendala yang berarti. Semua kegiatan dan usahanya berjalan dengan lancer, sangat menggembirakan, selalu untung, bahkan berlipat keuntungannya lebih dari yang diprediksi sebelumnya. Di saat hangat dengan keluarga, dia bisa mendapatkan banyak uang dari kegiatan bisnisnya. Namun, di saat dia mulai tergoda untuk bersenang-senang dengan perempuan lain, mendadak rezekinya pun menjauh bahkan menghilang.

Beberapa kali sempat jatuh terpuruk, justru ketika dia tengah menikmati hasil kekayaannya dengan wanita lain. Harta yang banyak dan melimpah, dalam waktu singkat habis terkuras. Pada kondisi seperti ini, mendadak dia merasakan sulitnya mendapatkan keuntungan besar dari bisnis yang dikerjakannya. Padahal beberapa waktu sebelumnya begitu lancar.

Usahanya mengalami lilitan masalah pelik, dan akhirnya berdampak kerugian. Beberapa kali hampir mengalami kebangkrutan, sangat berat untuk meneruskan usaha. Namun, akhirnya dia bisa kembali bangkit dan mendapatkan keuntungan yang memadai setelah kembali kepada istri dan anak-anak di rumah. Tentu saja tidak mudah untuk kembali mesra dan harmonis seperti sedia kala, setelah dia bersenang-senang dengan wanita lain. Namun berkat kesabaran sang istri, perlahan hubungan mereka baik kembali.

Kehangatan Keluarga, Membawa Sukses Usaha
Dia kembali merasakan kehangatan dan dukungan dari istri dan anak-anaknya. Di saat hubungan yang harmonis seperti inilah, dia menemukan berbagai kemudahan untuk mengatasi masalah dalam usahanya. Bisnisnya berjalan lancar, dan kembali mendapatkan keuntungan besar. Semua berkat dorongan dan dukungan dari keluarga yang mencintai dan menerimanya apa adanya.

“Maka setialah kepada keluarga. Mereka yang memberikan dorongan kekuatan kepada kita untuk sukses. Kita tidak mungkin bisa sukses sendiri. Apalagi ketika kita menjauh dari istri, walau pun istri tidak mengetahui detail kelakuan suami, tetapi perasaannya yang tajam bisa menjadi doa,” ujar lelaki tersebut.

Inilah yang makna dari berkah. Jika keuntungan usaha itu berkah, akan membawa dampak berlipatnya kebaikan yang didapatkan. Sebaliknya, jika kekayaan yang dimiliki hanya digunakan untuk kemaksiatan, maka akan menghilangkan nikmat yang hakiki. Mendapat kesenangan sementara, tetapi akan mengalami masa penderitaan yang panjang tak terkira.

Berkah, dalam bahasa Arab disebut al-barokah, adalah bertambahnya kebaikan. Meski kita memiliki uang yang sama, jumlah kebaikan yang bisa diproduksi dari nilai uang tersebut berbeda-beda. Pembedaan ini salah satunya berada dalam keberkahan. Saat seorang suami memiliki kehangatan hubungan dengan istri dan anak-anak, pada saat itu terjadilah suasana sakinah dalam dirinya yang memberikan motivasi kebaikan dalam dirinya untuk berproduksi secara positif. Ketika dia melakukan kemaksiatan, keberkahan langsung hilang. Tidak akan ada berkah dalam perbuatan maksiat. Maka akhirnya rezekinya sulit dan tidak lancar, bahkan mengalami keterpurukan.<>
[Penulis: Cahyadi Takariawan, Trainer dan Konselor di Jogja Family Center. Dimuat di Majalah Hadila Edisi Januari 2017]

 

Taufik
AUTHOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos