Larangan Tidur Setelah Salat Subuh

Larangan Tidur Setelah Salat Subuh

Hadila – Asalamualaikum Ustazah. Mohon penjelasannya terkait larangan tidur setelah Salat Subuh. Lalu ibadah utama apa yang seharusnya dilaksanakan seorang muslim, saat menjelaang dan sesudah subuh? (Hani, Solo)

 

Konsultan: Ustazah Nur Silaturohmah, Lc (Dosen Ma’had Abu Bakar)

Wa’alaikumussalaam warahmatullahi wabarakaatuh. Bunda Hani di Solo yang dimuliakan Allah Swt. Salah satu karunia Allah yang sangat berharga bagi manusia adalah nikmat tidur. Tidur diberikan oleh Allah Swt untuk merehatkan tubuh kita sehingga bisa kembali segar dan bersemangat untuk beraktivitas. Allah Swt berfirman yang artinya, “Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat.” (Q.S. An-Naba’: 9)

Tidur akan menjadi kenikmatan yang disyariatkan jika dilakukan pada waktunya. Ada beberapa waktu yang justru tidak baik dipergunakan untuk tidur; setelah Salat Subuh hingga matahari terbit, setelah asar, sebelum Salat Isya’, setelah makan, dan tidur sepanjang hari. Tentunya hal ini selain tidak baik dalam pandangan Islam juga tidak baik dalam pandangan ilmu kesehatan. Diriwayatkan dari ‘Urwah bin Zubair, beliau mengatakan yang artinya, “Dulu Zubair (ayahnya) melarang anak-anaknya untuk tidur di waktu pagi.” Selain itu ia juga mengatakan yang artinya: “Sungguh jika aku mendengar bahwa seorang itu tidur di waktu pagi maka aku pun merasa tidak suka dengan dirinya”. (H.R. Ibnu Abi Syaibah 5: 222 no. 25442 dengan sanad yang shahih).

Dalam kitab Madarijus Salikin, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menyampaikan bahwa, “Di antara hal yang makruh menurut para ulama adalah tidur setelah Salat Subuh hingga matahari terbit, karena waktu tersebut adalah waktu memanen ghonimah (waktu meraih kebaikan yang banyak.” Dalam kitab Zaadul Ma’ad beliau juga menyampaikan bahwa tidur pagi menyebabkan berbagai penyakit, di antaranya adalah melemahkan syahwat, menghalanginya dari mendapatkan rezeki. Karena waktu subuh adalah waktu di mana makhluk mencari rezekinya, dan pada waktu tersebut Allah membagi rezeki para makhluk. Nabi Muhammad Saw juga mendoakan waktu pagi sebagai waktu yang penuh keberkahan. “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (H.R. Abu Daud no. 2606, Ibnu Majah no. 2236 dan Tirmidzi no. 1212).

Ada beberapa amalan yang dianjurkan sebelum azan Salat Subuh, di antaranya Salat Tahajud. Sebab Allah Swt berfirman, “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang Tahajud lah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (Q.S. Al-Israa’: 79)

Selain itu juga dianjurkan bagi kita untuk memperbanyak istigfar. Allah Swt berfirman, “(Yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (Q.S.Ali Imran: 17)

Memperbanyak istigfar menjelang subuh ini juga menjadi kebiasaan para sahabat Rasulullah Saw, sebagaimana disampaikan oleh Allah Swt dalam firman-Nya yang artinya, “Dan mereka selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.” (Q.S. Adz-Dzariyat: 18)

Adapun di antara amalan yang dianjurkan untuk dilakukan setelah subuh sebagai seorang muslim adalah sebagai berikut.

Pertama, berdoa. Berdoa merupakan sebuah rutinitas yang dilakukan setiap muslim, bukan hanya saat Salat subuh saja, tetapi juga setiap salat dan setiap saat kita harus selalu berdoa dan minta perlindungan pada Allah Swt. Dan di antara waktu yang mustajab untuk berdoa adalah setelah berbuat baik di antaranya setelah salat.

Kedua, membaca zikir pagi. Zikir tidak hanya memberikan pahala yang besar, tetapi juga dapat memberikan cahaya serta ketenangan dalam dunia dan akhirat kelak. Allah Swt berfirman yang artinya, “Hai, sekalian orang yang mukmin! Ingatlah Allah sebanyak-banyaknya dan tasbihlah memuji Allah pagi-pagi dan petang-petang.” (Q.S. Al-Ahzab: 41 – 42).

Selain itu Allah Swt juga berfirman, “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (Q.S. Al-A’raf: 205)

Rasulullah Saw juga bersabda, “Aku duduk bersama orang-orang yang berzikir kepada Allah Ta’ala mulai Salat Subuh hingga terbit matahari lebih aku senangi daripada memerdekakan empat orang budak dari anak Ismaa’iil. Dan aku duduk bersama orang-orang yang berzikir kepada Allah mulai Salat Asar hingga tenggelam matahari lebih aku senangi daripada memerdekakan empat orang budak.” (H.R. Abu Dawud dan Baihaqi).

Ketiga, tilawah Al-Qur’an. Terlebih jika diniati untuk dibaca dengan penuh penghayatan, perenungan, dan kesiapan hati mengikuti dan mengamalkan kandungannya, hal ini akan sangat membantu fokus otak dan hati untuk lebih siap menjalani aktivitas berikutnya. Maka dari itu para penghafal Al-Qur’an, memanfaatkan waktu emas ini sebagai momentum untuk menghafal dan muroja’ah (mengulang-ulang hafalannya).

Keempat, melaksanakan Salat Syuruq. Rasulullah Saw bersabda, “Barang siapa yang Salat Subuh berjamaah kemudian duduk berzikir hingga matahari terbit kemudian salat dua rakaat maka baginya pahala seperti pahala haji dan umrah sempurna, sempurna.” (H.R. Tirmidzi)

Kelima, sedekah pagi. Rasulullah Saw bersabda, “Setiap datang waktu pagi yang dialami para hamba, ada 2 malaikat yang turun, yang satu berdoa: “Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak.” Sementara yang satunya berdoa, “Ya Allah, berikanlah kehancuran bagi orang yang kikir.” (H.R. Bukhari 1442 & Muslim 2383).

Keenam, segera mulai aktivitas. Allah Swt berfirman, “Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mukmin pada beberapa tempat untuk berperang.” (Q.S. Ali Imron [3]: 121)

Ketujuh, melaksanakan Salat Duha. Rasulullah Saw bersabda, “Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan Salat Duha sebanyak 2 rakaat.” (H.R. Muslim)

Demikianlah penjelasan dari kami. Semoga dapat dipahami dengan baik dan diamalkan. Wallahu a’lam bish-shawwaab. <>

 

 

 

Eni Widiastuti
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos