Hindari “Hambarisme” dalam Kehidupan Rumah Tangga

Hindari “Hambarisme”  dalam Kehidupan Rumah Tangga

Empat, membiarkan bertumpuk masalah. Sering kali, masalah tampak besar dan berat, bukan disebabkan karena bobot dari masalah tersebut yang memang dahsyat. Namun lebih karena dibiarkannya masalah-masalah kecil menumpuk tanpa ada penyelesaian. Maka lama kelamaan akan membentuk gunung masalah dan siap meledak menjadi problem yang bisa merusak kebahagiaan hidup berumah tangga.

Oleh karena itu, suami dan istri harus punya formula untuk keluar dari setiap persoalan, dan tidak membiarkan menumpuk.. Jika setiap persoalan segera dicarikan jalan keluar, niscaya keluarga berada dalam situasi yang sehat dan dinamis. Jika masalah bertumpuk tanpa penyelesaian, suami dan istri akan mudah dihinggapi perasaan hambar. Merasa lelah menjalani hidup yang penuh masalah tanpa kejelasan solusi.

Lima, terkena sindrom zona nyaman. Kadang suami dan istri sudah berada dalam zona nyaman hubungan. Suami yang sangat percaya kepada istri, istri sangat percaya kepada suami. Sehingga keduanya tidak perlu mengetahui apapun yang dilakukan pasangan, tidak muncul kecurigaan ataupun kecemburuan atas semua aktivitas serta perilaku pasangan. Kendatipun suami dan istri harus saling percaya, namun mereka harus saling menjaga. Tidak boleh cuek dan membiarkan pasangan melakukan perbuatan yang tidak patut, melakukan kesalahan atau penyimpangan. Kepercayaan itu diimbangi dengan penjagaan.

Zona nyaman itu mudah menjelma menjadi kebosanan. Suami dan istri yang sudah merasa nyaman dengan segala yang dimiliki, tidak memiliki tantangan yang berarti dalam kehidupan. Suasana ini tidak boleh dibiarkan menjadi jebakan kehambaran dalam hubungan. Harus segera ada langkah untuk keluar dari zona nyaman agar hubungan semakin sehat dan harmonis.

[Penulis: Cahyadi Takariawan, Trainer dan Konselor di Jogja Family Center. Dimuat di Majalah Hadila Edisi September 2014]

 

Taufik
AUTHOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos