Darurat Narkoba, Orang Tua Diminta Kian Waspada

Darurat Narkoba, Orang Tua Diminta Kian Waspada

SOLO, HADILA – Sinyalemen bahwa Indonesia saat ini dalam posisi darurat narkoba adalah tidak salah. Termasuk Kota Solo, saat ini juga dalam situasi genting menghadapi narkoba. Karenanya semua elemen masyarakat, terutama orang tua harus waspada terhadap peredaran narkoba yang kian merajalela.

“Tidak ada satu pun daerah atau wilayah yang berani menyatakan bebas narkoba, termasuk Kota Solo. Yang disasar sekarang tidak pandang bulu, anak-anak pun diincar agar menjadi pecandu narkoba,” kata Jamaludin Ma’ruf, pejabat di Badan Narkotika Nsional (BNN) Provinsi Jawa Tengah, Kamis (6/12/2018).

Dia menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara dalam Seminar Peran Serta Pegiat Antinarkoba dalam Pencegahan Narkoba yang diselenggarakan BNN Pemerintah Kota Surakarta di Balai Tawangpraja, Kompleks Balikota Surakarta.

Mengapa orang tua sekarang ini diminta semakin waspada, karena sejumlah kasus narkoba ternyata telah melibatkan anak-anak. “Bayangkan, beberapa waktu lalu di Makasar misalhnya seorang siswa SMP ditangkap petugas karena menjadi Bandar narkoba. Konsumennya anak-anak SD, apa tidak berbahaya ini,” tegas Jamaludin Ma’ruf.

Dalam seminar yang diikuti oleh sejumlah organisai maupun pegiat antinarkoba, di antaranya komunitas kampung anti narkoba di Kampung Gajahan, Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat), Mitra Alam, Pagar Nusa,  Yayasan Cahaya Kusuma Bangsa, Satnarkoba Polres Surakarta, Kodim Surakarta, dll.

Pegiat Antinarkoba, Lany Andoko, beserta pejabat dari Badan Narkoba Nasional (BNN) Kota dan Provinsi.

Hal lain mengapa peran serta masyarakat, khsusunya pegiat antinarkoba kian penting dalam menanggulangi bahaya narkoba ini adalah jumlah petugas resmi pemerintah untuk menangani masalah ini sangat terbatas.

“Karena itu peran Anda sangat penting dalam menanggulangi ancaman kejahatan narkoba ini. Bayangkan, posisi geografis Indonesia yang terbuka menyebabkan narkoba mudah masuk dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia,” papar Jamaludin Ma’ruf.

Belum lagi dari sisi demografi Indonesia yang sangat besar, 250 juta jiwa, sehingga menjadi paras potensial peredaran narkoba. “Secara bisnis, jelas narkoba ini menjadi salah satu bisnis illegal yang menggiurkan. Padahal ini bukan sekadar bisnis, namun ada sisi lain yang lebih berbahaya atas peredaran narkoba ini yaitu merusak generasi muda, merusak generasi penerus bangsa Indonesia,” tandas Ma’ruf.

Apa tujuannya merusak generasi muda? Kata Ma’ruf, ada negara yang ingin menguasai sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia yang sangat kaya raya ini. “Tahun 2045 nanti energy minyak akan habis, maka banyak negara yang melirik potensi kekayaan negara lain yang kaya akan energy alternatif, mulai gas, sinar matahari, angin dan lainnya.”

Yang tidak kalah penting untuk dipehatikan adalah, masih ditemukan dalam jumlah yang besar bahwa kejahatan narkoba itu ternyata dikendalikan dari dalam penjara.

“Di Jawa Tengah saja 70% perderan narkoba dikendalikan dari dalam penjara, ini kan gila. Mengapa bisa demikian, karena bisnis ini menghasilkan uang yang sangat besar. Kami pernah menghitung transaksi di rekening salah seorang terpidana narkoba bisa mencapai Rp300 juta per hari, bayangkan,” kata Jamaludin Ma’ruf.

mulyanto
EDITOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos