Zikir Membuka Jalan Rezekiku

Zikir Membuka Jalan Rezekiku

Hadila.co.id—Jalan rezekiku terbuka dengan zikir. Tujuh tahun lalu saya bekerja sebagai seorang SPG (Sales Promotion Girl), di sebuah stan kecil pusat perbelanjaan di daerah Yogyakarta. Masa tersebut merupakan salah satu masa sulit yang harus saya hadapi. Mungkin inilah takdir saya untuk menjadi insan Allah yang lebih baik.

Saya mengalami masa kesulitan keuangan. Dengan pekerjaan yang memberikan penghasilan per bulannya hanya lima ratus ribuan, memaksa saya untuk “mengencangkan ikat pinggang”.

Sehari-hari saya hanya mampu membeli dua bungkus nasi kucing. Satu untuk sarapan, satunya untuk makan siang. Jika malam terasa lapar, maka sabuk harus dikencangkan lagi. Hal ini menjadi rutinitas yang tidak mampu saya tolak.

Hingga suatu malam teman SMA saya menelpon, “Mbak pindah kerja saja, cari pabrik. Kalau di pabrik memang capek, tapi uangnya ada.”

Saat itulah saya sadar, saya harus berjuang untuk mengubah nasib menjadi lebih baik. Bukankah nasib suatu kaum hanya bisa berubah jika kaum itu juga berusaha merubahnya? Akhirnya saya bertekad untuk mencari pekerjaan di sebuah pabrik. Hingga suatu pagi saya bercakap-cakap dengan teman sesama SPG. “Mas, saya itu pingin bisa kerja di pabrik. Supaya bisa dapat uang lebih untuk tabungan masa depan,” ujar saya kala itu.

“Mbak kalau tiap usai salat wajib, zikir yang banyak,”nasihatnya.

Mendengar saran darinya saya berusaha senantiasa melakukannya, sebab selama saran yang diberikan adalah baik dan tidak berbau syirik maka saya akan berusaha untuk menjalankan. Amalan ini rutin saya lakukan, mulai dari usai salat wajib yang kemudian berlanjut kepada salat-salat sunah yang bisa saya lakukan maka saya pun berzikir, mengingat dan memuji Allah.

Dengan sabar saya menanti dan berusaha sebaik mungkin dalam setiap ibadah saya, interaksi saya dengan Allah Swt. Saya iringi juga sedekah entah seribu atau dua ribu semampu saya kepada para peminta-minta sepanjang jalan Malioboro yang saya jumpai. Saya sadar saya punya mimpi, yang akan menjadi kenyataan ataupun tidak belum bisa saya pastikan sebelumnya. Maka saya hanya bisa berusaha dan berusaha.

Alhamdulillah, akhirnya di bulan Agustus 2008, seorang teman mengatakan ada lowongan di tempatnya bekerja. Saya pun melamar dan akhirnya diterima di sana.

Pertama kali menerima gaji di sana, saya nyaris pingsan mengetahui besarnya gaji saya. Sungguh ini nikmat yang sangat tidak saya sangka sebelumnya. Dengan berikhtiar disertai doa saya mampu meraih sebuah mimpi kecil saya.<Puji, Semarang; Rubrik Pengalaman Ruhani Hadila Edisi 92 Februari 2015>

 

Admin Hadila
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos