[Syarah Hadis] Bila Pria Tergoda Wanita

[Syarah Hadis] Bila Pria Tergoda Wanita

إِذَا أَحَدُكُمْ أَعْجَبَتْهُ الْمَرْأَةُ فَوَقَعَتْ فِي قَلْبِهِ فَلْيَعْمِدْ إِلَى امْرَأَتِهِ فَلْيُوَاقِعْهَا فَإِنَّ ذَلِكَ يَرُدُّ مَا فِي نَفْسِهِ

Apabila salah seorang dari kalian tertarik kepada wanita dan menimbulkan gejolak dalam hatinya, hendaknya ia sengaja pulang kepada istrinya dan menumpahkan hasratnya kepadanya. Sungguh yang demikian itu dapat menenteramkan gejolak hatinya.”

Hadila.co.id — Matan hadis ini diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya. Terdapat dalam Kitab An-Nikaah, Bab Nadb Man Raaa Imratan Fawaqa’at Fi Nafsihi … 1403. Ia juga terdapat dalam Musnad Imam Ahmad. Tepatnya, dalam Musnad Jabir bin Abdillah: 14744.

Kandungan utama dari hadis ini ialah tentang apa yang seharusnya dilakukan seorang suami ketika tergoda wanita lain. Saat hal itu terjadi, ia harus segera pulang menemui istrinya dan menuntaskan hasrat kepadanya.

Ini pula yang pernah dilakukan Rasulullah Saw sebagai teladan dalam keluhuran budi. Istri beliau pun sukses memerankan perannya. Diriwayatkan oleh Muslim, dalam Shahih-nya, bahwa beliau pernah melihat seorang wanita. Lalu beliau datang kepada istrinya, Zainab, yang sedang menyamak kulit. Kemudian beliau menuntaskan hasratnya.

Beliau bersabda, “Sesungguhnya wanita itu datang dan pergi (menggoda) bagaikan setan. Bila salah satu dari kalian melihat seorang wanita, hendaklah ia mendatangi istrinya. Sungguh yang demikian itu dapat menenteramkan gejolak hatinya.”

Godaan Wanita

Hadis ini memastikan bahwa lelaki yang sudah beristri ternyata juga berpotensi tertarik kepada wanita (lain). Pada tingkatan tertentu, ketertarikan ini dapat menimbulkan gejolak kejiwaan berupa syahwat seksual. Hasrat ini, sebagaimana hajat insani lainnya, seyogianya bisa terpenuhi. Tersalurkan secara halal. Kalau tidak, harus bisa diredam.

Pada prinsipnya, ketertarikan dan kecintaan kepada wanita merupakan hal yang normal sebagaimana disampaikan oleh Allah Swt dalam firman-Nya, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, berupa wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” [Q.S. Ali Imran (3): 14]

Namun harus disadari, ayat tersebut juga mengisyaratkan bahwa wanita, anak, dan kemewahan hidup lainnya merupakan fitnah bagi manusia. Paling besar ialah fitnah wanita. Karena itu, Allah Swt menyebutnya pada urutan pertama. Ini selaras dengan hadis Nabi Saw yang pernah menyebut wanita sebagai fitnah yang paling berbahaya bagi lelaki. “Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita. [H.R. Bukhari dan Muslim].

Tentang fitnah dan godaan wanita, Alquran bahkan mengisyaratkan bahwa ia lebih hebat dibandingkan godaan setan. Allah Swt berfirman, “Sesungguhnya tipu daya (godaan) kalian wahai para wanita begitu besar.” [Q.S. Yusuf (12): 28]. “Sesungguhnya tipu daya (godaan) setan itu lemah.” [Q.S. An-Nisa (4): 76].

Ini tidak berlebihan. Realita sejarah telah membuktikannya. Banyak lelaki kuat dan perkasa dibuat lemah, tunduk di bawahnya. Tak sedikit para penguasa jatuh tersungkur dalam jeratnya. Tak jarang ahli ilmu yang dibuat lalai olehnya.

Istri: Benteng Suami

Hadis ini memerintahkan kepada suami untuk menjaga diri dan berpaling dari godaan wanita. Ia harus ingat ada istri di rumah yang setia menunggu kepulangannya. Selain itu, hadis ini juga menggambarkan peran strategis istri dalam membentengi suami dari jeratan godaan wanita lain. Peran tersebut ialah meredakan gejolak hasrat seksual suami. Ia harus ada saat suami membutuhkannya. Bahkan,  untuk tujuan ini, wanita yang ingin menunaikan puasa sunah harus mendapatkan izin dari suaminya, jika ia ada bersamanya. “Tidaklah halal bagi seorang wanita untuk berpuasa sedangkan suaminya ada bersamanya kecuali dengan izinnya. [H.R. Bukhari].

Peran ini selaras dengan apa yang ditakdirkan atas diri wanita dalam penikahan. Kodrat untuk menghadirkan kenyamanan, kebetahan, dan kehangatan dalam rumah tangga. Allah Swt berfirman, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antaramu rasa kasih dan sayang.” [Q.S. Ar-Rum (30): 21].

Selain itu, istri juga harus menyadari bahwa pangkal dari fitnah godaan wanita ialah pandangan. Pandangan akan melahirkan fantasi; memicu pikiran; dan memunculkan ketertarikan. Untuk itu, wanita harus berusaha tampil semenarik mungkin dalam pandangan suaminya. Cara ini diyakini dapat membentengi suami dari berpaling kepada wanita lain, selain hal ini juga bisa menenteramkan hati suami.

Karena itu, tak berlebihan jika Rasulullah Saw menganggap wanita yang tampil menarik dalam pandangan suami sebagai istri terbaik. “Sebaik-baik istri ialah yang menyenangkan hati suami saat memandangnya; taat jika suami memerintahnya; dan menjaga diri dan hartanya untuk suaminya,” [H.R. Nasa’i]. Wallaahu a’lam.<>

[Oleh: Ustaz Tamim Aziz Muhammad Shaleh, Lc., M.P.I. | Pengajar Ma’had Abu Bakar dan FAI Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)]

Redaksi
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos