Si Kecil Tak Mau Sekolah, Haruskah Dipaksa?

Si Kecil Tak Mau Sekolah, Haruskah Dipaksa?

Oleh: Pravissi Shanti, Psikolog dari Universitas negeri Malang (UM)

Di saat anak lain tampak senang karena masuk sekolah, si kecil justru takut. Dia malah lebih sering bersembunyi di belakang Bunda, menolak bahkan menangis saat diminta masuk kelas.

Bagi beberapa anak, pengalaman masuk sekolah bisa jadi merupakan hal yang menimbulkan kecemasan, bahkan ketakutan, terutama bagi anak-anak balita yang baru masuk kelompok bermain atau taman kanak-kanak. Mengapa? Karena ini adalah hal yang asing buat mereka. Bayangkan, mereka biasa berada di rumah yang mereka anggap aman, bersama orang-orang yang dikenal baik, lalu tiba-tiba dibawa ke sebuah tempat asing, dan harus berinteraksi dengan orang-orang asing yang ada di sana. Ada kalanya, hal ini membuat mereka takut dan merasa tidak aman, sehingga mereka menolak masuk kelas dan lebih memilih untuk berpegangan pada Bunda.

Kalau sudah begini, lalu bagaimana, ya? Apa dibiarkan saja dia mengekor Bunda? Sementara teman-teman lainnya sudah bisa dilepas dengan senang oleh orangtuanya.

Hal terpenting, pahami perasaan anak, Bunda! Kalau memang dia tidak nyaman, jangan dipaksa. Ada Bunda yang mungkin karena malu anaknya mengekor terus, akhirnya anak dilepas dan ditinggal begitu saja kepada guru, dibiarkan menangis. Alasannya, nanti juga diam. Wah, meskipun dia diam, tetapi tersimpan di dalam hatinya, bahwa Bunda meninggalkan dia. Kasihan kan, Bunda? Kalau ini terjadi saat awal masuk sekolah, bukan tidak mungkin, anak justru akan semakin takut. Dia merasa ditinggalkan bersama orang asing, yang dia tidak nyaman bersamanya.

Lalu apa yang harus dilakukan? Sekali lagi, pastikan anak merasa aman, pahami perasaannya. Kalau memang dia belum nyaman di lingkungan baru, temanilah. Anak memiliki ritme penyesuaian diri yang berbeda-beda, jangan bandingkan dengan anak lainnya. Kalau anak meminta Bunda menemani di dalam kelas misalnya, temanilah sampai dia merasa aman.

Setelah beberapa hari, dia sudah lebih membaur dengan teman-teman dan gurunya, pelan kita tinggalkan. Jangan jauh-jauh dulu, di depan pintu kelas, misalnya. Di mana anak masih bisa melihat Bunda. Setelah itu, saat dia sudah merasa lebih nyaman, Bunda bisa berdiri di depan kelas atau di taman. Begitu terus, bertahap, sampai akhirnya Bunda bisa meninggalkan dia di sekolah.

Ajak anak mengobrol saat pulang, tanyakan kegiatannya, puji dia setiap berhasil Bunda tinggalkan dalam setiap tahap, sehingga dia termotivasi untuk menjadi lebih berani. Diharapkan dengan begini, dia akan lebih senang saat berada di sekolah, dan tidak ada drama menangis beberapa episode. Selamat mengantar si kecil ke sekolah ya, Bunda! <Dimuat di Majalah Hadila Edisi Juli 2017. Sumber foto: sdemalifa.com>

Redaksi
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos