Selalu Ada Allah dalam Hati agar Hati Tak Pernah Kosong

Selalu Ada Allah dalam Hati agar Hati Tak Pernah Kosong

Hadila.co.id Seorang muslim yang beriman dan bertaqwa tentu harus menanamkan nilai Islami, tauhid dan ketaqwaan pada Allah dalam hati. Penting untuk seorang muslim menanamkan hal di atas dalam hatinya, apabila ia mengisi hatinya dengan Allah subhanahu wa ta’ala, maka ia tidak akan pernah merasa kekosongan dalam hatinya.

Orang yang tak tidak ada Allah dalam hati, maka hatinya ibarat mati meskipun dirinya bernafas dan sehat. Bagaimana tidak, Allah adalah pemilik dunia dan seluruh isinya, Allah yang memberinya hidup dan mencukupkan rezekinya, lantas tidak ada Allah dalam hati, ia akan merugi meskipun memiliki apapun di dunia ini.

Bahagia dan Berjiwa Muda dengan Tetap Bekerja di Usia Pensiun

Tidak ada Allah dalam hati juga menjadi pengalaman sahabat Hadila di bawah ini, ia telah memiliki banyak hal, ia sukses di dunia namun, ketika semua sudah diraih ia masih merasa kosong dalam hatinya.

Sukses di usia muda. Itulah impian Andi. Hal ini menjadi target hidup Andi. Ia begitu terobsesi dengan impiannya, sehingga ia benar-benar meluapkan seluruh energinya untuk menemukan satu kata, kesuksesan!

Andi dikaruniai keadaan fisik dan non fisik yang mendukung. Dalam beberapa tahun, ia menemukan dirinya dalam kesuksesan di atas rata-rata. Kendaraan roda empat, rumah mewah plus kebun indah. Bisa liburan kapan dan ke mana dia mau.

Kisah Duta Peduli dari Boyolali, Mulai dari Berdonasi hingga Menyediakan Taman Baca

Tapi yang terjadi di puncak kemapanannya justru ia kesepian, merasa kosong. Tak tahu apalagi tujuan hidupnya. Ia merasa belum lengkap menjadi manusia.

Andi adalah sosok yang bekerja cerdas, bukan bekerja keras. Menurutnya, definisi bekerja keras akan menghilangkan kesenangan hidup. Dan karenanya pula, menurutnya, ia bisa mengatur waktu untuk keluarganya

Saat itu, saat kekosongan melanda hati dan kehidupannya, sebenarnya ia berhasil menegakkan kehormatan keluarganya. Setidaknya istri dan anak-anaknya. Tapi mengapa ia masih merasakan kekosongan.

Kusambut Hidayah di Bangku Sekolah

Persis seperti Effendi Khoir (pernah ditulis kisahnya di Wisata Hati), suatu hari ia menemukan jawabannya. Ia keluar dari rumahnya, mencari yang bisa ditolong dan mencari mereka yang membutukan pertolongan

Dan ajaib! Ketika ia baru mulai berniat (belum melakukan), hawa sejuk sudah mengalir dalam tubuhnya. Kesejukan itu juga berembus demikian segarnya di hati dan pikirannya. Memantapkan langkahnya untuk menolong sesama.

Yang pertama ditujunya adalah Anwari, satpam di lingkungan perumahannya. Ia pernah mendengar anak Anwari ini terancam akan dikeluarkan dari sekolah, karena menunggak SPP 7 bulan.

Yang kedua, adalah saudara istrinya, yang dulu sering datang meminta bantuan tapi ia tolak. Yang ketiga, ia mulai mau berkenalan dengan sajadahnya kembali.

Mengambil Hikmah dari Buah Kurma, Berproses dari Masam hingga Disukai Banyak Orang

Satu demi satu kebaikan ia lakukan. Seiring dengan itu, kekosongan batinnya mulai terisi. Andi akhirnya berhasil menemukan jawabannya. Bahwa selama ini ia hanya memenuhi hasrat jasmaninya saja tanpa upaya pemenuhan hasrat ruhaninya. Dan ini yang membuat seolah Allah lari dari kehidupannya. Sebab Allah berarti kebahagiaan.

Pernahkah Anda merasakan ada yang hilang, Sementara Anda tidak tahu apa jawabannya? Bila ya, lakukanlah kebaikan. Niscaya Anda akan temukan apa yang hilang tersebut. Kejarlah apa-apa yang bisa memberikan kita kebahagiaan.

Setelah itu, berbagi rasa. Berbagi rasa inilah kekayaan kebahagiaan yang sebenarnya. Kemampuan melakukan kebaikan akan menentukan kualitas kebahagiaan kita sendiri.<>

Bachtiar
AUTHOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos