Menyakapi Anak yang Mulai Pacaran

Menyakapi Anak yang Mulai Pacaran

Hadila.co.idAssalamualaikum. Saya memiliki anak laki-laki (SMP). Dia sudah mulai mengenal istilah pacaran, bahkan sudah berani menyebut satu nama perempuan yang disukai. Sudah saya bilangin kalau kali ini fokus dengan sekolah, tetapi dia bilang pacaran itu justru malah membuat semangat belajar. Bagaimana ini ustazah? (087836267xxx)

Ibu yang berbahagia. Mendampingi proses tumbuh kembang anak memang penuh tantangan, tetapi juga ada seninya. Di masa balita orangtua berkewajiban mendidik anak agar memahami konsep dasar moral dan akhlak. Masa kanak-kanak kita arahkan agar memahami konsep dasar pergaulan dengan lingkungan. Kemudian di masa awal remaja (puber), tugas kita mendampinginya menemukan jati diri. Salah satunya agar lebih terarah dalam pergaulan sesuai syar’i.

Perlu kita pahami bahwa rasa suka dengan lawan jenis di masa remaja, adalah hal yang wajar. Maka kita tanggapi hal tersebut sewajarnya, fokus pada bagaimana memasukkan konsep-konsep pergaulan yang tepat dalam Islam ke dalam dirinya.

Pertama, dengan berusaha sejak dini selalu ‘dekat’ dengan anak maka pola komunikasi pun akan dekat dan terbuka. Dalam kondisi apapun anak akan menyampaikan segala isi hatinya. Termasuk jujur bercerita mengenai rasa sukanya pada temannya. Saat itulah kita masukkan konsep yang benar tentang pergaulan dalam Islam.

Mengenai pernyataannya bahwa pacaran membuat semangat belajar, ajaklah anak menganalisis. Sampaikan bahwa rasa semangat itu semu, yang ada justru sulit fokus dan konsentrasi pada kewajiban karena sering terkenang dan berangan tentang pacar. Berikan contoh kasus (orang) terkait efek buruk pacaran, yang paling dekat dengan kehidupannya.

Kedua, sejak dini kita ikhtiarkan memilihkan lingkungan yang baik. Sekolah yang islami, kawan bermain yang tepat, dan lain-lain.

Ketiga, mendampinginya. Misalnya saat menonton televisi, akses internet atau terkait kepemilikan gadget (smartphone, laptop, dan lain-lain). Di saat ada tayangan televisi ‘berbau’ pacaran, kita sampaikan bahwa itu tidak sesuai dengan adab pergaulan dalam Islam. Sampaikan konsep syar’i juga nilai-nilai menaati perintah Allah dan menjauhi larangannya. Juga bahwa konsep itu yang terbaik bagi kehidupannya. Sehingga tertanam dalam benaknya kebanggaan menjadi remaja muslim yang tidak pacaran.

Saat akses internet, tanamkan etika izin dan keterbukaan. Untuk smartphone, beri pengertian bahwa kepemilikannya sesuai kebutuhan, saat anak sudah paham pemanfaatannya dengan baik dan benar. Sebelumnya dapat memakai smartphone ayah/ ibu.

Dengan kedekatan, dukungan lingkungan, dan edukasi intens anak akan memahami kenapa Islam melarang pacaran, kemudian terkondisikan untuk tidak ‘mendekati’ nya. [Oleh: Budhy Lestari, S.Psi., Psikolog]

Redaksi
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos