Mengambil Hikmah dari Buah Kurma, Berproses dari Masam hingga Disukai Banyak Orang

Mengambil Hikmah dari Buah Kurma, Berproses dari Masam hingga Disukai Banyak Orang

Hadila.co.id Kita tentu tahu dan pernah merasakan buah kurma yang manis itu. Buah Kurma yang kita makan itu, sebenarnya merupakan fase terakhir dari perjalanan pematangan buah kurma. Berikut ini urutan buah kurma dari sejak kemunculan pertama sampai buah kurma kering berwarna gelap yang kita kenal,

  1. Thala’ adalah fase mayang, berbintik-bintik putih atau ada juga yang kekuning-kuningan.
  2. Kholal adalah fase buah pohon kurma mulai muncul berwarna hijau. Berbentuk bulat dan rasanya sepat. Keras dan kriuk ketika digigit.
  3. Balah adalah fase buah kurma berubah warna menjadi merah. Rasanya lebih manis dari sebelumnya walau masih tersisa rasa sepat, masih keras dan kriuk waktu digigit.
  4. Busr adalah fase buah kurma menjadi menguning bercampur coklat. Yang berwarna kuning masih sedikit sepat, keras dan kriuk tetapi yang berwarna coklat lembek dan manis.
  5. Ruthob adalah fase warna buah kurma telah menjadi coklat gelap, embek dan sangat manis.
  6. Tamr adalah fase terakhir yang lebih kita kenal. Buahnya kering, berwarna coklat gelap atau hitam, manis dan awet sekali.

Memahami Perumpamaan Muslim Itu Layaknya Pohon Kurma

Sesungguhnya ada fase yang lebih detail dari ini. Di antara Thala’ dan Kholal saja masih ada 3 fase; Sayab, Jadal, Sarad. (Lihat Tajul ‘Arus, Murtadho Az Zabidi). Tapi kita cukupkan dengan ke-6 fase tersebut. Hal ini dilandaskan kalimat Ibnul Atsir, “Awalnya kurma adalah: Thala’, kemudian Kholal, setelahnya Balah, selanjutnya Busr, kemudian Ruthob dan akhirnya Tamr.” (Lihat Tajurl ‘Arus, Murtadho Az Zabidi dan Lisanul Arab Ibnul Mandzur)

Adapun Al Quran hanya menyebut 2 dari 6 fase kurma. PertamaThala’. “Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun.” [Q.S. Qaaf: 10]. KeduaRuthob.Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” [Q.S. Maryam: 25]. Saya belum tahu, mengapa secara khusus hanya 2 fase ini yang disebut dalam Alquran, dan apa hikmah dari pemilihan keduanya.

Ingatlah Dampak dari Tindakan Buruk

Satu lagi info tentang urutan buah Kurma tersebut: Semakin matang, semakin sedikit kandungan airnya. Dari kisaran di atas 80% terus berkurang seiring semakin matang, hingga hanya tersisa 20% saja. (Lihat: Ar Ruthob Wan Nakhlah, DR. Abdullah Abdurrazzaq al Said)

Jika Nabi memerintahkan kita untuk merenungi seorang muslim dan mukmin yang diibaratkan seperti pohon kurma, dan buah kurma hanyalah sebagian manfaat dari pohon kurma; maka dengan informasi di atas bisa kita ambil pelajaran.

Satu, tahapan menuju kesempurnaan. Kita harus bersabar dalam berproses. Tahapan demi tahapan dalam hidup harus dijalani, terukur benar pada setiap tahapan. hingga akhirnya adalah tahapan kesempurnaan.

Tiga Langkah Awal Menjadi Sukses

Dua, Kurma adalah buah yang dari awal sudah bisa dinikmati dan bermanfaat. Sejak usia kanak-kanak, bertahap memasuki usia baligh dan seterusnya hingga tua, harus sudah ada kebaikan sehingga bisa dimanfaatkan. Tak dibenarkan pada usia kanak-kanak hanya dihabiskan untuk bermain dan tidak ada karya, sehingga tidak bermanfaat fasenya. Tak dibenarkan pada usia baligh dianggap usia yang dihabiskan pada keguncangan sehingga usia emas itu justru hilang tanpa manfaat. Dan tidak benar, usia tua adalah usia pensiun dari karya. Ya, orang beriman setiap fase hidupnya harus sudah bermanfaat dan bisa dinikmati oleh orang lain, sesuai dengan fasenya.

Tiga, Setiap tahapan memiliki warna-warni yang indah dan dengan ciri khas masing-masing. Perhatikan warna-warni yang ditimbulkan oleh kurma itu. Putih, hijau, merah, kuning, coklat. Indah bukan. Begitulah setiap tahapan hidup kita. Harus selalu indah. Dengan rasa dan bentuk keindahan yang berbeda-beda pada setiap tahapannya.

Kunci Menjadi Muslim yang Selalu Bahagia (Bagian 1)

Empat, semakin lama semakin manis dan lembut. Kalaupun setiap tahap hidup sudah bermanfaat, indah dan bisa dinikmati, ada yang harus dipastikan yaitu semakin lama hidup ini semakin manis dan semakin lembut. Semakin bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain serta semakin matang dan stabil jiwanya.

Lima, Kandungan air semakin berkurang. Karena kandungan air yang besar, Ruthob mudah sekali rusak sedang Tamr yang sangat awet dan tidak mudah rusak. Hidup ini pun demikian. Semakin hari harus semakin jauh, memiliki immunitas, tidak mudah terbawa arus kerusakan. Semakin matang usia, harus semakin matang ilmu, iman, jiwa, akal untuk kokoh dalam kebaikan dan teguh dalam menolak keburukan di sekelilingnya. Jika usia telah matang tetapi masih saja mudah terbawa arus kerusakan, maka tahapan kurma yang diinginkan Nabi belum ada pada kita.

<Sumber: Majalah Hadila Edisi Agustus 2014>

Bachtiar
AUTHOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos