Membangun Keluarga Tanpa Stres

Membangun Keluarga Tanpa Stres

“Suami saya tidak punya apa-apa. Wajahnya berantakan. Tidak romantis pula. Lama-lama saya bisa gila hidup bersamanya.”

“Suami saya ganteng sih. Secara ekonomi pun mapan. Dia juga sangat romantis. Namun justru itu yang membuat saya stres. Romantisnya bukan hanya untuk saya. Jadi, banyak wanita mengaguminya, di mana-mana ada fans-nya.”

“Istri saya terlalu dominan. Semua ingin dikuasai. Saya tidak memiliki kebebasan. Dia selalu ikut campur dalam semua urusan saya. Rasanya lama-lama bisa meledak kepala saya.”

“Istri saya sangat pasif. Tak punya inisiatif. Apa-apa selalu menunggu dan sangat tergantung pada saya. Tidak bisa mengambil keputusan sendiri. Capek saya menghadapinya.”

Mengapa Stres?

Banyak orang tidak bahagia dalam hidup berumah tangga, karena memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi, tidak sesuai dengan realitas yang di hadapi. Mereka tidak bisa berdamai dengan masalah dan kondisi tidak ideal. Dampaknya, kekecewaan,kekhawatiran, kecemasan, kegelisahan selalu melanda dirinya.

Punya suami berwajah jelek, stres. Punya suami terlalu ganteng, stres. Punya suami miskin,stres. Punya suami mapan dan kaya, stres. Punya suami tidak romantis, kecewa.Punya suami terlalu romantis, selalu khawatir. Punya istri dominan, stres.Punya istri tidak punya inisiatif, juga stres. Seakan hidup tidak ada yang benar.

Mereka menghabiskan waktu dalam kegelisahan, kekecewaan, dan kekhawatiran berlebihan. Mereka selalumelihat masalah dalam dirinya, seakan-akan orang lain tidak memiliki masalah danmelihat kebahagiaan ada pada orang lainnya. Melihat diri sendiri dan pasangan selalu dalam perspektif yang negatif dan pesimistis.

Hal yang harus selalu diingat oleh pasangan suami istri adalah realitas bahwa hidup ini tidak pernah bisa memberi kepastian. Oleh karena itu, semestinya kita semua bisa berdamai dengan berbagai situasi ketidakpastian dalam kehidupan. Suami baik dan setia itu sekarang, besok kita tidak tahu. Istri penurut dan penyayangitu sekarang, besok bisa berbeda lagi. Suami galak dan pemarah itu sekarang, besok bisa saja berubah perangai. Istri posesif dan cemburu buta itu sekarang,  besok bisa saja sudah menjadi baik. Kita hanya mengetahui kondisi diri dan pasangan kita saat ini, besok masih memiliki sejarah yang bisa berbeda.

Kehidupan mengajarkankepada kita, bahwa ada banyak kejutan, keajaiban, hal di luar dugaan, sesuatu di luar perkiraan, yang bisa terjadi setiap hari. Kebahagiaan, kedukaan,keberuntungan, kemalangan, keberhasilan, maupun kegagalan, bisa terjadi sewaktu-waktu.

Menghindari Stres Berumah Tangga

Karena realitas kehidupan mengajarkan sisi-sisi ketidakpastian, maka kita harus bisa bersikap tepat terhadap ketidakpastian tersebut. Ada dua sikap yang seharusnyakita bangun bersama pasangan agar kehidupan kita terbebas dari stres dan ketidaknyamanan.

Pertama, menguatkan kebersamaan dengan pasangan, agar terjadi suasana saling menjaga dalam kebaikan, saling menguatkan, saling percaya,saling menghargai, saling berproses untuk memperbaiki diri, meningkatkan potensi positif melalui interaksi yang terbuka, nyaman, dan melegakan, sehingga ada perbaikan dari hari ke hari. Jika tidak, yang terjadi adalah ketegangan, kekhawatiran,dan saling curiga yang berlebihan. Stres terjadi lebih karena melewati hidup berumah tangga dengan cara sendiri-sendiri tanpa kebersamaan yang kuat dan menyenangkan.

Kedua, berdamai terhadap ketidakpastian dengan mempersiapkan diri untuk situasi-situasi yang tidak ideal, sehingga tidak menimbulkan tekanan berlebihan saat benar-benar terjadi.

Hidup didunia adalah ketidakpastian. Selalu ada ujian dan cobaan. Tidak selalu menemui mujur, berhasil, menang, dan sesuai harapan. Kita akan cepat mengalami stresjika tidak mau berdamai dengan kondisi-kondisi tidak ideal dari pasangan.Selama masih bernama manusia, pasangan kita pasti banyak memiliki kekurangan, jugamungkin melakukan kesalahan. Kita tidak mungkin menuntut kesempurnaan darinya, karena diri kita juga tidak sempurna di hadapannya.

Berdamai dengan Keadaan

Kemalangan bisa menimpa siapa saja, bahkan pada orang yang sudah sangat berhati-hati sekali pun. Maka menyadari kondisi ketidakpastian dalam hidup ini, hendaknya suami danistri tetap menyiapkan “plafon” yang luas dalam dirinya untuk berdamai dengan situasi dan kondisi tidak diharapkan. Hidup ini tidak selalu linear, bahwa jikasekarang bahagia maka selamanya akan bahagia. Hidup ini serupa misteri, di mana kewajiban kita adalah menjalani dengan sebaik-baik perbuatan yang bisa kitalakukan. Demikian pula dalam kehidupan berumah tangga. Kewajiban kita adalahmenjalani dengan sebaik-baiknya, bersama pasangan tercinta. Menciptakan kebersamaan, menguatkan keharmonisan, menemukan kebahagiaan, menikmati kemesraan, menghadapi segala permasalahan, bersama pasangan.
[Penulis:Cahyadi Takariawan, Trainer dan Konselor di Jogja Family Center. Dimuat diMajalah Hadila Edisi November 2016]

Taufik
AUTHOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos