Ketika Jodoh Tak Kunjung Datang

Ketika Jodoh Tak Kunjung Datang

Hadila.co.id — Jodoh itu memiliki ‘syarat dan ketentuannya. Bagaimana syarat dan ketentuan tersebut, simak wawancara Hadila dengan Ustaz ‘Cinta’ Restu Sugiharto, dai nasional, budayawan muda, penulis buku best seller, pakar cinta dan perjodohan islami, pengasuh Rumah Jodoh Indonesia, Ayonikah.com dan PYDB (Pesantren Yatim dan Dhuafa Berbakat).

Bagaimana perspektif Islam mengenai jodoh?

Dalam hal jodoh, ada setidaknya 2 ayat yang cukup menarik untuk dikaji yakni Q. S. Yasin ayat 36 dan Q. S. Ar-Rum ayat 21. Kedua ayat tersebut menerangkan tentang ketentuan bahwa segala sesuatu (termasuk manusia) pasti ada jodohnya. Dua ayat ini, yang satu diawali dengan “subhaana“, yang satu lagi “wa min aayaatihii“. Para ahli tafsir sepakat bahwa bila ada ayat yang diiawali dengan kata-kata tersebut, berarti menunjukkan bahwa “yang bekerja” adalah Allah.

Bahwa urusan jodoh, yang bekerja atau yang mengatur adalah Allah. Allah berkuasa penuh menentukan yang pantas buat kita. Sedang kita hanya sebatas ikhtiar maksimal lewat doa, ta’aruf, salat istikharah, dll, dengan keyakinan bahwa bila dapat jodoh apalagi sesuai dengan yang diimpikan, itu karena kemurahan Allah semata. Sejatinya ikhtiar kita sama sekali tak sebanding dengan anugerah tersebut.

Berarti jodoh masih perlu ‘dikejar’?

Dengan memahami konsepsi jodoh di atas, jodoh memang perlu diikhtiarkan kendati; nama, alamat, nomor HP, dll, sudah ditentukan di Lauhum Mahfudz. Meski telah ditentukan, tapi tetap “dirahasiakan” agar kita tetap semangat dalam menyingkap jodoh kita. Allah hanya memberi “3 bocoran” rahasia jodoh kepada kita. Pertama, bila kita laki-laki, pasti jodohnya perempuan. Kedua, bila kita manusia pasti jodohnya juga manusia. Ketiga, kalau kita orang baik pasti jodohnya juga orang baik [Q. S. An-Nur (24): 26]  

Ada kata bijak: takdir (jodoh) tidak berjalan sendirian, dia beriringan dengan doa dan ikhtiar. Bagaimana penjelasan mengenai hal ini?

Takdir itu ada 2, takdir musayyar dan mukhayyar. Takdir musayyar adalah takdir dimana kita tidak ada peluang untuk ikut menentukannya sehingga di akhirat kita tidak dimintai pertanggungjawabannya. Semisal kelahiran, jenis kelamin, dll. Sedang takdir mukhayyar adalah takdir dimana kita oleh Allah diberi peluang untuk ikut menentukannya sehingga di akhirat nanti kita dimintai pertanggungjawabannya.

Nah, jodoh termasuk takdir mukhayyar. Mau nikah dengan orang baik silakan, mau nikah dengan orang jahat juga silakan, yang penting siap mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah. Untuk itu, kita perlu hati-hati memilih jodoh yang terbaik dengan menyempurnakan ikhtiar lewat doa dan usaha. Salah satu usahanya dengan ‘membaikkan’ diri seperti hukum ke-3 di atas (orang baik jodohnya pasti orang baik).  

Mengapa pada beberapa orang jodoh tak kunjung datang?

Jodoh belum datang, banyak kemungkinannya. Bisa karena ditunda datangnya oleh Allah karena kita mau dikasih jodoh yang luar biasa. Allah ingin menguji, apakah kita dengan segala potensi yang ada kelak akan jadi orang luar biasa, biasa-biasa saja, atau malah biasa di luar (keluyuran tidak jelas). Jadi jodoh itu memang “syarat dan ketentuan” berlaku. Ada juga orang yang jodohnya tak kunjung datang lantaran masih salah dalam ikhtiar.

Misalnya percaya dengan ramalan bintang atau nasihat dukun perihal jodoh. Jodoh bisa diperlambat atau bisa “ditutup” karena kita telah melakukan syirik. Ingat, syirik itu akan mengundang azab Allah di dunia dan akhirat. Dan bentuk azab di dunia dalam masalah jodoh bisa berupa dengan dipersulit, ditunda, atau ditutup sementara sampai kita tobat.

Kadang seseorang resah saat jodoh belum datang padahal usia semakin bertambah. Apakah ini wajar? Bagaimana menyikapinya?

Resah karena umur bertambah tapi jodoh belum juga datang padahal ikhtiar sudah nggak kurang-kurang adalah wajar, selama tidak tergesa-gesa. Dalam hadis riwayat Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah, Rasulullah mensinyalir adanya kemungkinan ikhtiar seseorang tak kunjung terkabul manakala ia “tergesa-gesa”, memutuskan untuk berhenti berdoa dan berusaha. Jadi saran saya bagi yang saat ini jodohnya belum datang padahal ikhtiar sudah pol-polan, terus ikhtiar bagaimana pun caranya, yang penting syar’i. Sebab, orang yang gagal adalah orang yang memutuskan berhenti melangkah padahal selangkah lagi dia akan sukses.

Tips atau amalan apa saja yang bisa dilakukan agar jodoh disegerakan datangnya oleh Allah?

Coba terapkan ilmu “KDS” (Kenalan dengan orang baik, Dengan cara yang baik, Sambil terus memperbaiki diri). “TOP” (Tenang, Optimis, Percaya diri). Boleh juga mengamalkan “Teori 1000”-nya HAMKA (Agama beri nilai “1”, cantik/tampan beri nilai “0”. kekayaan beri nilai “0”. Keturunan orang hebat beri nilai “0”). Maka carilah yang nilainya “1000” (saleh/salihah, cantik/tampan, kaya dan keturunan orang hebat). Kalau tidak dapat cari yang nilainya “100” (saleh/salihah, cantik/tampan, kaya). Kalau tidak dapat cari yang nilainya “10” (saleh/salihah, cantik/tampan). Kalau tidak dapat cari yang nilainya “1” (saleh/salihah). Jangan lupa juga berdoa agar dipermudah jodohnya. Misalnya rutin membaca Q. S. Al-Anbiya ayat 89, Al-Furqan ayat 74, Thaha ayat 39 dan lain-lain. Wallahu a’lam. [Dimuat di Majalah Hadila Edisi 92, Februari 2015]

Admin Hadila
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos