Jiwa Muda Menurut Islam, Tetap Berburu Pahala di Usia Senja

Jiwa Muda Menurut Islam, Tetap Berburu Pahala di Usia Senja

Hadila.co.id Tak kenal lelah dan tetap bersemangat meskipun sudah memasuki usia senja sebagian dirasakan oleh beberapa orang, itu lah jiwa muda. Lalu bagaimana jiwa muda menurut Islam, tentu saja Islam senantiasa mengajarkan umatnya untuk selalu berjiwa muda terutama dalam hal beribadah.

Jiwa muda menurut Islam adalah tetap bersemangat dan berlomba-lomba dalam hal kebaikan, apabila masih mampu maka ada baiknya seorang muslim untuk mencari kebaikan mesti ia sudah tua, sedangkan orang-orang disekitarnya masih muda dan penuh energi.

Cara Rasulullah Berdakwah, Lemah Lembut dan Merajut Persaudaraan

Di era modern ini kita harus memahami konsep jiwa muda menurut Islam ini, tak masalah kita duduk di dalam majelis ilmu bersama anak-anak muda, tidak masalah kita menolong orang yang sedang dalam kesulitan meski usia kita sudah tua.

Dari zaman rasul dan para pendahulu kita banyak cerita mengenai tokoh-tokoh Islam yang tetap berjiwa muda meski telah memasuki usia senja. Dalam usia senja mereka masih menghafal Alquran, berkarya, bahkan pergi berperang membela agama.

Faedah Surat Al Lahab, Hukuman bagi Orang yang Menentang Allah dan Rasulnya

Sunatullah, setiap yang hidup ada awal dan ada akhirnya. Berawal dari lahir, menjadi anak-anak, tumbuh remaja, muda, tua dan akhirnya meninggal dunia. Sebuah siklus umum yang dialami manusia.

Meski demikian, di antara mereka ada yang tidak pernah tua, karena malaikat maut lebih awal mencabut nyawanya. Ada yang usianya belum sampai remaja, bahkan ada yang masih anak-anak. Dalam konteks ini, manusia hanya bisa pasrah menerima ketentuan usia sebagai takdirNya.

Ada yang tidak pernah tua, karena sifatnya yang selalu kekanak-kanakan. Usia terus bertambah, namun kedewasaan tak kunjung bertambah. Merespon dan menyelesaikan setiap masalah dengan cara, logika dan sudut pandang anak-anak.

Tak Perlu Takut Pasca Pensiun, dalam Islam Tak Ada Pensiun

Ada yang tidak pernah tua, karena selalu memiliki jiwa muda. Selalu semangat meski usia senja, bahkan lebih semangat dibanding para pemuda. Ide-idenya selalu segar dan up to date dengan perkembangan jaman. Wawasannya terus tumbuh dengan terus belajar dan berkarya. Mereka seperti tidak mau kalah dengan yang muda-muda.

Adalah Abu Ayub Al Anshari, laki-laki penuh uban, dalam usia 80 tahun. Beliau tetap terlibat dalam ekspansi dakwah Islam ke berbagai wilayah, sebelum akhirnya syahid dalam ekspedisi penaklukkan Konstantinopel. Yusuf bin Tasyfin, memimpin peperangan saat berusia 80 tahun. Saat itu, uban juga telah menghiasi kepala dan janggutnya. Adalagi, Musa bin Nushair yang menaklukkan Andalus saat usianya 74 tahun.

Seorang ulama bernama An Naisaburi bahkan menuliskan sebuah kitab berjudul “Al Mustadrak Ala Shahihain” saat berusia lebih dari 90 tahun. Mereka telah menjadi manusia yang terus berkarya dan tak terbelenggu oleh jerat-jerat usia.

Tetap Produktif Pasca Pensiun, Tetap Berpenghasilan dan Terhindar dari Barbagai Penyakit

Mereka yang tidak pernah tua, seolah ingin memberi makna lain atas firman Allah: “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Diamenciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” [Q.S. Ar Rum: 54].

Bahwa datangnya uban sebagai tanda melemahnya kemampuan fisik seseorang tidak seharusnya menghalangi dirinya untuk terus berkarya dan berbuat untuk umat.

Mereka tidak pernah tua pikiran, hati dan semangatnya. Mereka mampu meninggalkan peran dan karya terbaik, meskipun fisik yang melemah mencoba menghalangi.

Hal tersebut mustahil terjadi pada siapa pun, jika di saat muda dan kuat dulu, waktu-waktunya dihiasi dengan kesia-siaan.<>

Bachtiar
AUTHOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos