Jantung Berdebar Lebih Kencang, Bahayakah?

Jantung Berdebar Lebih Kencang, Bahayakah?

 HadilaAsalamualaikum Dokter. Saya peremuan 36 tahun. Saya punya asma dan kambuh kalau pas kena debu banyak atau batuk. Akhir akhir ini ketika kondisi agak panik saja, saya kadang tiba-tiba merasa detak jantung lebih cepat, kenapa ya, Dok? Terima kasih

Konsultan: dr. Elfizon Amir, Sp.PD, FINASIM (Pengurus Wilayah Sumatera Barat IMANI – PROKAMI Sumatera Barat, Direktur Rumah Sakit Ibnu Sina YARSI Kota Padang)

 

Jantung berdebar atau palpitasi adalah kondisi ketika jantung berdenyut terlalu cepat dan tidak beraturan. Penderita palpitasi umumnya merasa jantung berdegup cepat dan kencang. Sensasi tersebut dapat dirasakan di area tenggorokan dan leher.

Pada beberapa kasus, palpitasi tidak berbahaya. Tetapi palpitasi yang disertai gejala seperti pusing dan sesak di dada, patut diwaspadai. Kondisi tersebut dapat menjadi pertanda ada masalah di jantung. Karena itu, penting untuk mengenali penyebab dan gejala jantung berdebar.

Pada orang dewasa, detak jantung bisa berkisar antara 60-100 bpm, tergantung pada usia dan kondisi kesehatan. Saat tubuh memerlukan lebih banyak oksigen, jantung akan memompa darah lebih banyak dengan cara meningkatkan frekuensi pemompaan. Hal inilah yang menyebabkan jantung berdebar.

Jantung berdebar bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti efek samping dari obat asma yg dimakan seperti aminofilin dan salbutamol, karena stres, setelah berolah raga atau aktivitas fisik, gangguan irama jantung (detak jantung normal berkisar dibawah 100 kali permenit sampai 60 kali permenit), saat suhu tubuh meningkat atau demam, gangguan organik pada organ lain seperti keracunan gondok, kekurangan cairan, kekurangan darah atau anemia, syok.

Pengobatan pada penderita jantung berdebar tergantung pada penyebabnya. Pada palpitasi yang disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat, seperti merokok atau mengonsumsi terlalu banyak minuman berkafein, maka dibutuhkan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.

Untuk jantung berdebar yang dipicu oleh faktor psikologis, lakukan latihan pernapasan untuk relaksasi. Latihan pernapasan berguna untuk mencegah serangan panik, dan membuat pasien lebih tenang jika serangan panik terjadi kembali.

Pada penderita palpitasi yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Jangan berhenti mengonsumsi obat yang diresepkan tanpa konsultasi terlebih dahulu.

Bagi penderita palpitasi yang disebabkan penyakit tertentu, misalnya aritmia, anemia, dehidrasi, gangguan organik ataupun syok, maka pengobatan akan difokuskan untuk menangani penyakitnya. Bila diperlukan, pasien akan dirujuk ke dokter penyakit dalam atau jantung. Apabila masih mengalami hal yang sama, ibu bisa mengunjungi dokter terdekat. <>

Eni Widiastuti
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos