Hikmah Pengasuhan Nabi untuk Mempersiapkan Generasi Perwira

Hikmah Pengasuhan Nabi untuk Mempersiapkan Generasi Perwira

Karanganyar – Azkadina Karanganyar menggelar kajian bertema “Mempersipkan Generasi Perwira, Hikmah Pengasuhan Nabi Muhammad Saw di Masjid Agung Karanganyar, Kamis (12/9). Kajian menghadirkan pembicara dari Madina, Ustaz Mas’ud Izzul Mujahid, Lc.

Ustaz Mas’ud Izzul Mujahid memulai kajian dengan menyampaikan kisah lahirnya Nabi Muhammad Saw yang diiringi oleh banyak kejadian-kejadian. Mulai dari datangnya pasukan gajah yang dihancurkan oleh Allah dengan burung ababil yang membawa batu membara. Peristiwa lain, jika sebelum Nabi Muhammad lahir, pintu langit yang awalnya terbuka dan setan mudah untuk mencuri berita dari langit untuk disampaikan kepada paranormal dan tukang sihir, ditutup oleh Allah Swt. Ketika Nabi Muhammad Saw lahir, api yang disembah kaum Majusi yang sekian tahun belum pernah padam, tiba-tiba padam. Mulai dari situ orang-orang yahudi, paranormal, dan juga penyihir memprediksi Nabi akhir zaman lahir dan menganggap akan menghancurkan kerajaan Romawi. “Sejak itu mereka mencari-cari keberadaan Nabi,” jelasnya.

Ustaz Mas’ud Izzul Mujahid menyampaikan, untuk membangun generasi perwira caranya dengan melihat contoh dari pengasuhan Nabi Muhmmad Saw. Saat kecil, Nabi Muhammad disusui oleh Halimah As-Sa’diyah yang berada di pedalaman Bani Sa’ad. Keberadaan Nabi di Bani Sa’ad memiliki dampak baik karena persusuan yang baik merupakan bagian dari upaya menumbuh kembangkan anak dengan baik. Hal itu juga menjadikan Nabi Muhammad memiliki fisik yang kokoh karena Bani Sa’ad terletak di lembah-lembah pegunungan yang jika ingin kemana-mana harus berusaha sendiri dan mandiri. Memiliki karakter yang baik  karena ketika Nabi Muhammad Saw berada di Bani Sa’ad dibiasakan berbahasa yang baik. Di Bani Sa’ad Nabi Muhammad Saw dekat dengan alam yang dapat menambah keimanan kepada Allah Swt. Sering bermain dengan teman sebaya, karena di pedalaman Ia dekat dengan teman sebaya lebih mudah dibanding di kota.

“Orang desa fisiknya terlatih karena semua disertai dengan usaha sendiri, mencari kayu bakar, mencari makan ternak yang naik turun gunung. Mencari makanan di hutan, dan lainnya” imbuhnya.

Ustaz Mas’ud menyampaikan bahwa seorang muslim diperintahkan untuk mendidik anak menjadi seorang pemimpin. Allah Swt berfirman dalam Surah Al-Furqon ayat 74. “Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa”

Ustaz Mas’ud juga memberi pesan kepada jemaah yang hadir untuk meminta kepada Allah dalam perkara yang paling tinggi tetapi tidak berlebihan, karena Allah cinta dengan perkara yang tingi-tingi.  “Kalau kita punya cita-cita yang tinggi maka bobot pelajaran, bobot materi, dan bobot tarbiyah yang kita berikan kepada anak juga berbeda,” tambahnya. <Maftukah>

Eni Widiastuti
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos