AR RAYAH, DAN KESYAHIDAN 3 SAHABAT UTAMA SAAT MENJAGANYA

AR RAYAH, DAN KESYAHIDAN 3 SAHABAT UTAMA SAAT MENJAGANYA

Oleh: Afifah Afra

Medan Perang Mu’tah bergolak. Api ghirah menggelegak di jiwa kaum Mukminin, meski kekuatan sungguh tak berimbang. 3000 tentara kaum Muslimin, melawan 200.000 tentara Romawi yang terlatih sebagai militer profesional dan bersenjata lengkap.

Ada kisah mengharukan tertulis dengan tinta emas sejarah, yaitu syahidnya 3 pembawa bendera Ar-Rayah, panji kaum Muslimin yang menjadi simbol keutuhan umat. Kali pertama, panji itu dipegang oleh Zaid bin Haritsah. Namun, Zaid kemudian terbunuh.

Tak ingin Ar-Rayah terhinakan, Ja’far bin Abi Thalib langsung mengambil bendera itu. Pedang musuh menebas tangan kanannya hingga putus, lalu dia rangkul Ar-Rayah dengan tangan kiri. Ketika tangan kiri pun ditebas, dengan sisa lengannya dia mendekap Ar-Rayah di dada. Namun, akhirnya Ja’far pun menemui kesyahidan.

Melihat kondisi Ja’far, Abdullah bin Rawahah pun mengambil bendera Ar-Rayah agar tak jatuh. Dia angkat panji itu tinggi-tinggi. Biidznillah, beliau pun menjadi sasaran musuh dan syahid.

Akhirnya, bendera pun dibawa oleh Khalid bin Al-Walid. Dengan kecerdasan luar biasa, Khalid pun berhasil melepaskan kaum Muslimin dari jepitan 200.000 tentara Romawi. Beliau mampu menarik mundur pasukan Muslimin, sehingga korban pun berhasil diminimalisir.

Tahukah Anda, seperti apa bendera yang dipertahankan oleh 3 sahabat utama, sampai-sampai mereka rela wafat untuk menjaga tetap tegak? AR-RAYAH, mirip bendera yang dipakai HTI atau ISIS.

Hanya mirip! Ketika mereka mengambil Ar-Rayah sebagai simbol mereka, bukan berarti hilang hak dan kewajiban kaum Muslimin untuk membelanya. HTI dan ISIS tidak memiliki “hak cipta” atau “hak paten” dari AR-RAYAH.

AR-RAYAH bukan milik HTI atau ISIS. Tapi milik kaum Muslimin!

Tepat sekali pernyataan Ustadz Moh. Fauzil Adzim, “Bahkan membenci pun ternyata perlu ilmu.”

Redaksi
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos