Tahapan Berhijrah

Tahapan Berhijrah

Surakarta Perubahan dari sikap, sifat serta tingkah laku dari yang buruk menjadi lebih baik adalah cita-cita dan harapan semua insan. Hal itu karena pada hakikatnya manusia diciptakan dalam keadaan fitrah suci. Namun seiring berjalanya roda kehidupan, manusia terselimuti maksiat dan dosa sehingga menjadi terpuruk dengan masa yang kelam.

Hal itu disampaikan Pembina Majlis Joss Yogjakarta, Ustaz Ransi Al Indragiri, saat menjadi pembicara Tablig Akbar Muslim Engineering Festival (MEF) yang digelar SKI FT UNS di aula Masjid Nurul Huda UNS, Selasa (24/9). Tablig akbar yang dihadiri ratusan mahasiswa putra dan putri.

Lebih lanjut Ustaz Ransi Al Indragiri menerangkan tahapan-tahapan hijrah yang harus dilalukan di antaranya;

Pertama, hijrahlah sekarang juga. Lebih cepat lebih baik, menjadi slogan yang tepat untuk mengajak saudara-saudara kita hijrah. Ustaz Ransi menyampaikan untuk hijrah jangan tunggu niat ikhlas dan tulus karena kalau menunggu ikhlas dulu enggak jadi hijrah. Pasalnya setan ditugasi oleh Allah untuk menggoda kita agar menunda-nunda dalam beramal saleh, dan berbuat baik. Lalu bagaimana kalau hijrah karena ikut-ikutan? “Tidak apa-apa, jangan takut hijrah karena belum Lillah, belum karena Allah. Jangan tunda untuk hijrah karena kita tak tahu kapan kita mati. Selain itu jangan tunda hijrah karena kita belum bisa baca Alquran, belum bisa salat, belum berhijab. Sedikit demi sedikit kita akan baik dengan ikhtiar yang maksimal dan istiqomah. Tak ada orang yang sukses tanpa ada orang yang memulai untuk berbuat, jadi hijrah mulai sekarang. jangan tunda-tunda,” tegasnya.

Kedua, hijrahlah dari hal-hal kecil dalam hidup. Proses hijrah bukanlah hal yang mudah, perjalanannya panjang bahkan berliku. Akan tetapi meskipun berliku tetaplah berhijrah, “Jika terasa berat, biasa dan terbiasalah dengan hal-hal yang kecil yang mampu kita ubah. Sejatinya hijrah adalah tentang keistikamahan, istiqomah melakukan kebaikan walau hal kecil yang dijadikan kebiasaan.” Jelasnya.

Misalnya, terang Ustaz Ransi, smembiasakan diri untuk makan dan minum dengan duduk dan menggunakan tangan kanan, sekalipun makan roti atau gorengan. Atau membiasakan diri mengucap hamdalah dan istigfar ketika bagun tidur lalu mengucapkan doa bangun tidur. Mungkin bisa juga dengan membiasakan diri mengenakan kaos kaki ketika bepergian, karena sadar bahwa kaki juga merupakan aurat. Atau dengan tidak berlebihan menggunakan minyak wangi atau bahkan tidak menggunakan minyak wangi saat berpergian apalagi di lingkungan yang banyak ikhwannya.

Allah Swt berfirman dalam Surah Al-Qaqarah ayat 286, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.”

Jika hal-hal kecil sudah bisa kita lakukan dengan baik dan istiqomah, terangnya, maka mulailah melangkah menuju hal-hal besar. Misalnya, mencari lingkungan yang islami yang mampu mengantarkan kepada kebaikan dunia akhirat, membiasakan diri membaca Alquran beserta terjemahannya, mengkaji ilmu yang ada di Alquran lebih dalam.

Ketiga, output hijrah adalah amal saleh

Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barang siapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barang siapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.”

Hadis ini menunjukan bahwa Rasulullah Saw menganjurkan kepada kita agar selalu meningkat kualitas amal salehnya, jangan sampai merugi atau bahkan sampai terlaknat. Jika sudah menjalani proses hijrah dari nol sampai tahu dan paham banyak hal tentang ilmu agama, jangan sampai membuat kita sombong takabur, ujub, riya, sum’ah dan merasa paling benar sendiri, lantas menyalah-nyalahkan orang, mengkafir-kafirkan temanya sesama muslim.

Jika seperti itu hijrahnya tak membawa maslahah dan justru membuat nama Islam tercoreng sendiri. Pada hakikatnya hasil dari hijrah itu sendiri akan kita dapatkan setelah kita mampu menyelesaikan perjalanan panjang ini. Kapankah sebuah proses hijrah selesai? Kelak, ketika Allah berkata bahwa sudah saatnya kita untuk pulang dan menyelesaikan semuanya. Maka dari itu sebelum kita tutup usia mari senantiasa beramal yang baik-baik dari sesuatu yang kecil dengan istiqomah. (PUTRI)

Eni Widiastuti
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos