Merencanakan Liburan Bersama Anak-anak Usia Variatif

Merencanakan Liburan Bersama Anak-anak Usia Variatif

Hadila.co.id — “Ke rumah kakek saja,” usul adik. “Tapi tetep ada mainnya,” kata si kecil. Sulung kami yang sudah remaja tidak banyak berkomentar hingga akhirnya, “Nggak asyik ah… Eh, Bunda boleh nggak kalau kakak jalan saja sama teman-teman?” tanyanya.

“Maksudnya, Kak?” aku balas bertanya. “Ehm, semua bebas memilih saja bunda, adik biarkan memilih sendiri, kakak juga bebas milih,” jawabnya pelan.

Ketiga adiknya masih asyik merencanakan kegiatan liburan, kakak kembali berkata pelan, “Kakak males, Bun. Besok milih di rumah saja.”

Dengan tersenyum aku mencoba membaca ke arah mana pembicaraan si sulung. Rasanya perlu waktu untuk sharing supaya liburan menjadi bermakna bagi semua.

Ayah Bunda betapa senangnya ananda saat liburan tiba, karena sejenak melepas rutinitas agenda sekolah. Beberapa hal yang perlu kita perhatikan terkait dengan liburan antara lain;

Pertama, usia dan kesesuaian waktu.

Usia memengaruhi ketertarikan terhadap suatu kegiatan. Apabila usia ananda lebih variatif ada baiknya dibagi kapan saat bersama, kapan boleh sendiri-sendiri. Dengan catatan ada kegiatan yang wajib diikuti oleh semua anak, semisal silaturahmi.

Ananda yang mulai remaja tetap berhak mendapat waktu untuk berkegiatan pribadi bersama teman-temannya.  Apabila ternyata waktu liburan ananda tidak sama dengan orangtua, maka kita bisa memilih alternatif dengan  mengikutsertakan ananda dalam berbagai kegiatan. Semisal, jambore anak Islam atau outbound kids.

Kedua, tidak selalu mahal.

Kegiatan positif adalah yang mampu memberi nilai kebaikan bagi yang melakukannya dan tidak selalu mahal. Liburan memberi ruang dan waktu bagi orangtua untuk meningkatkan hubungan dan komunikasi dengan ananda. Maka salah satu alternatif yang bisa dipilih adalah melakukan kegiatan dan hobi bersama. Harapannya meningkatkan kualitas komunikasi keluarga.

Ketiga, aturan main saat liburan.

Perlu kiranya dari awal kita jelaskan berbagai alternatif kegiatan yang bisa dilakukan ananda, termasuk salah satunya meminimalisir melihat televisi atau main game. Jangan sampai liburan menjadi waktu balas dendam terhadap game dan televisi. Demikian halnya terkait dengan aturan menjaga ibadah dan tetap belajar meski sekadar membaca buku.

Ayah Bunda rutinitas seringkali menghadirkan kejenuhan. Oleh karena itu, diperlukan satu momen untuk menyegarkannya kembali. Liburan adalah alternatif bagi kita untuk mengganti waktu yang terkadang lewat begitu saja tanpa menghasilkan kedekatan antar-anggota keluarga. Wallahu a’lam bishowab. [Oleh: Lisda Farkhani, S.Psi | Dimuat Majalah Hadila Edisi Mei 2014]

Redaksi
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos