Liburan, Sarana Bagi Pendidikan Karakter

Liburan, Sarana Bagi Pendidikan Karakter

Hadila.co.id Liburan merupakan saat refreshing dari semua rutinitas harian, pekerjaan, sekolah yang cukup membuat penat. Mengistirahatkan sejenak fisik dan psikis agar tetap ‘sehat’. Bagaimana urgensi liburan bagi seorang individu manusia? Bagaimana untuk Pendidikan Karakter? Bagaimana jika hal tersebut diabaikan? Berikut wawancara kami dengan Dr. Yeniar Indriana, psikolog dan dosen Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, Semarang.

Secara psikologi, seberapa penting liburan bagi seorang individu manusia?

Dalam setiap aktivitas kehidupan, semua orang pasti menghadapi berbagai masalah dan tantangan. Masalah-masalah tersebut disamping menuntut untuk senantiasa dipikirkan penyelesaiannya (aktivitas otak), juga bisa menjadi ‘beban’ tersendiri bagi jiwa (psikologis). Jika tidak ada rehat, maka akan berefek negatif bagi diri manusia. Mulai dari jenuh, stres hingga muncul menjadi sakit fisik (psikosomatis).

Karena urgensi tersebut, liburan menjadi kebutuhan. Ini mesti dipahami oleh semua orang. Di Jerman, pemerintah sangat peduli akan pentingnya liburan bagi para pelajar. Hingga pada menyediakan anggaran bagi liburan siswa. Tidak hanya domestik, mereka dapat melancong hingga keluar negeri.

Bagaimana kaitannya dengan usia (berbeda usia berbeda kebutuhankah)?

Pada dasarnya setiap orang membutuhkan sarana untuk rehat yaitu liburan, berapapun usianya. Karena setiap orang memiliki tingkatan dan respon sendiri-sendiri terkait dengan masalah. Jangan dikira anak-anak tidak mempunyai masalah, tidak penat, sehingga tidak perlu liburan. Sesuatu yang sangat biasa atau sepele bagi orang dewasa bisa jadi masalah besar bagi anak-anak. Karena itu porsi liburan atau bermain menjadi lebih banyak.

Jangan Lupa Nasihat Orang Tua

Apa efeknya jika porsi kebutuhan untuk liburan ini diabaikan?

Selain efek dari sisi kesehatan fisik dan psikis seperti yang dikemukakan diatas, efek lain bisa jadi sangat ‘panjang’ terutama dalam konteks pendidikan anak dalam keluarga. Saat liburan adalah saat tepat dan ‘longgar’ untuk membentuk karakter anak. Karena saat menyenangkan, adalah saat efektif untuk mengedukasi.

Jika hal ini cenderung diabaikan maka momen tepat tersebut akan berlalu, yang terjadi adalah munculnya generasi-generasi lemah karakter. Terlebih pola didik ‘warisan budaya’ yang seringnya mudah diterima anak dari lingkungan belum tentu benar dan tepat. Sehingga perlu diluruskan langsung dari rumah-rumah (keluarga). Contoh sepele saja mengenai kisah kancil, yang muncul pasti Kancil Mencuri Timun, dimana nilai rasa negatif yang tersirat dan ditanamkan.

Itu contoh kecil saja, masih banyak hal-hal lain yang memerlukan pendekatan orang tua sebagai panutan dalam edukasinya. Tidak dapat diwakili, karena bisa jadi tidak diajarkan disekolah. Salah satunya melalui momen liburan bermanfaat, yang memungkinkan orang tua berinteraksi lebih lekat dibanding saat keseharian ditengah kesibukan.

Liburan Bertema Penuh Makna

Berkaitan dengan keluarga, liburan yang seperti apa yang baik bagi keluarga?

Sekarang orang tua cenderung cuek dengan masa liburan anak. Karena biasanya jadwal liburan sekolah tidak sama dengan jadwal orang tua yang bekerja. Anak dilepas begitu saja, menghabiskan waktu bermain diluar rumah tanpa pengawasan. Karena waktu liburan relatif panjang dan tanpa pengawasan apalagi terprogram, anak cenderung menghabiskan liburan dengan sia-sia. Sekadar runtang-runtung bersama teman-teman, lalu iseng, bahkan mungkin mengarah pada hal-hal negatif. Masih baik jika anak mau bermain, bergaul dengan teman-teman sepermainannya, ada pula anak yang dibiarkan melahap tontonan TV seharian tanpa pendampingan.

Liburan yang baik, adalah liburan yang terprogram. Sehingga tujuan dan manfaatnya jelas. Lebih baik jika orangtua mengagendakan cuti untuk membersamai, sekaligus merefresh diri juga dari aktivitas bekerja. Namun jika tidak bisa, setidaknya orangtua bisa memprogram dan mengawasi.

Jika tidak bisa sendiri, buat program secara kelompok. Ajak kelompok-kelompok di lingkungan kehidupan kita (kelompok ibu-ibu pengajian, kelompok orangtua/ wali sekolah, kelompok PKK, dll) untuk memprogram liburan keluarga bersama yang bermanfaat. Selain banyak hal positifnya juga lebih ekonomis.

Liburan Bertema Penuh Makna

Apa yang mesti disiapkan untuk sebuah liburan yang bermakna?   

Aktivitas-aktivitas yang menyenangkan dan bisa mengasah kemampuan otak kanan (anak, khususnya). Untuk menjaga keseimbangan. Karena sejauh ini yang diasah masih dominan otak kiri (di sekolah). Maka menurut saya saat liburan yang paling tepat digunakan untuk mengasah otak kanan. Membangun kreatifitas, perilaku, attitude, keterampilan, adab-adab Islami dan lain-lain sehingga memperkuat karakter anak.

Nah, untuk ayah bunda yang ingin mengasah kreatifitas, keterampilan namun tetap mengedepankan adab-adab Islami anak ada baiknya ayah dan bunda memberikan Majalah Cilukba dan Cilukba Junior sebagai bacaan anak. Selain dapat mengasah kreatifitas, perilaku, attitude, keterampilan, dan memperkuat karakter anak, Majalah Cilukba dan Cilukba Junior tetap mengedepankan konsep-konsep dan adab Islami didalamnya. Dengan Majalah Cilukba dan Cilukba Junior anak akan tumbuh dengan kreatif serta memiliki karakter yang kuat tentu saja anak akan paham konsep-konsep Islami ia dapat selama membaca majalah Cilukba dan Cilukba Junior. Dengan begitu insyaAllah liburan menjadi bermanfaat dan penuh makna.

Bachtiar
AUTHOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos