Jodoh Orisinal

Jodoh Orisinal

Seorang anak disuruh bapaknya membeli korek api. Bukan korek api gas, tetapi korek api batang dalam satu kotak kecil. “Belikan Bapak korek api ya, Nak. Ingat, beli yang bagus,” kata Bapak.

Berangkatlah si anak ke warung membeli korek. Lalu dia mencoba satu per satu batang korek api itu. Setelah sampai di rumah dia berikan korek api kepada sang Bapak.

“Ini, Pak, korek apinya. Sudah aku coba bagus semuanya,” kata sang anak dengan bangga.

Lho, tapi mana isi korek apinya? Ini kan cuma wadahnya saja?”

“Isinya habis, Pak. Kan Bapak yang menyuruh untuk membeli yang bagus. Jadi harus aku coba dulu untuk memastikan apakah korek apinya bagus atau tidak. Setelah aku coba, semuanya bagus.”

Untuk memastikan korek api yang akan dibeli bagus, tentu tidak perlu mencoba satu per satu, sebab sudah bisa dilihat dari penampilannya. Apakah tampak kuat, rapi, keras, dan meyakinkan. Ini semua bisa diketahui dari pengenalan dan pengamatan.

Saat di mall, Anda langsung membeli baju tanpa harus mencobanya terlebih dahulu selama satu bulan atau satu tahun untuk mengetahui apakah  baju itu pas, bagus, dan berkualitas. Anda datang ke mall, melihat baju, mengamati, meneliti, kemudian transaksi. Terlalu polos dan bodoh jika dengan alasan ingin mengetahui kecocokan, lalu mencoba-coba semuanya. Tidak demikian perilaku orang cerdas.

Pilih yang Orisinal, Jangan “KW

Saat membeli aksesori untuk smartphone, Anda mengetahui bahwa yang orisinal lebih mahal, lebih bagus dan lebih berkualitas daripada yang “KW”.  Barang orisinal tentu terjaga dan terjamin kualitasnya, serta masih ada segelnya. Barang “KW” memiliki kualitas di bawah yang orisinal, maka harganya juga lebih murah, garansinya bahkan kadang tidak ada. Tidak ada yang memberikan jaminan atas kondisi dan kualitasnya.

Jika Anda mencari calon pasangan hidup, pastikan Anda memilih yang orisinal, belum terbuka segelnya dan belum pernah digunakan untuk coba-coba banyak orang. Ada wanita yang sudah dijamah banyak lelaki, ada lelaki yang sudah dijamah banyak wanita. Mereka melampiaskan kesenangan syahwat, tanpa berpikir penyakit dan kerusakan moral yang muncul akibat kebebasan pergaulan.

Baca juga: Syarat dan Ketentuan Jodoh

Mereka berganti-ganti pasangan, tanpa ada perasaan jijik dan muak. Bersenang-senang tanpa ada pertanggungjawaban. Seperti piala bergilir. Lelaki dan wanita semacam ini sudah kehilangan harga diri. Tubuhnya direlakan untuk pemuas birahi, dengan dalih saling menikmati dan sama-sama senang, tanpa paksaan.

Sebagian yang lain, senang berganti-ganti pacar dengan alasan belum menemukan yang cocok. Ketika pacaran dua tahun lalu tidak cocok, putus pacar dan cari pacar lagi, begitu seterusnya. Jadilah perilaku ini sebagai tabiat dan karakter, karena berlangsung dalam waktu yang lama. Mudah kecewa, mudah tergoda, tidak setia, dan ini bisa menjadi karakter hingga berumah tangga. Sudah punya suami atau istri, merasa bosan, lalu pengin cari yang baru lagi.

Rusaklah rumah tangga kalau suasana mereka seperti ini. Tidak ada kesetiaan, tidak ada kesabaran, tidak ada ketenangan. Selalu pengin mencoba-coba dan tidak percaya kepada pasangan, karena menggunakan tolok ukur dirinya sendiri. Orang yang banyak ganti pacar, mudah mencurigai pasangannya kelak ketika sudah berkeluarga, dia menganggap pasangannya tidak setia, padahal dirinya juga tidak setia. Inilah pasangan “KW”, tidak orisinal. Tidak menjaga diri, tidak menjaga kehormatan dan kesucian hati.

Carilah calon pasangan hidup yang orisinal, yang menjaga kehormatan dan kesucian hati, yang tidak mengobral diri. Mereka itulah calon pasangan yang bisa diajak membangun rumah tangga dan menurunkan generasi. Mereka inilah yang memiliki kejelasan visi dan misi. Menikah dan berumah tangga tidak hanya untuk kesenangan duniawi, tetapi memiliki dimensi ukhrawi. Maka jangan memilih calon pasangan yang tidak mau menaati aturan Ilahi.

Kembali ke Titik Nol

Bagaimana jika sudah terlanjur tidak orisinal? Kembalilah ke titik nol! Lakukan tobat nasuha, membersihkan kekotoran, membersihkan dosa, mensucikan noda. Perbarui tobat Anda setiap hari, agar jiwa terbebas dari pengaruh keburukan di masa lalu. Terus menerus mendekat kepada Allah, memohon ampunan, merasa menyesal, berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan yang telah dikubur dalam tobat.

Jika Anda sudah bertobat dari keburukan masa lalu, atau Anda menemukan calon pasangan yang telah bertobat dari kejelekan masa lalu, maka kondisi orang yang bertobat itu kembali orisinal. Sepanjang tobatnya benar, maka dia terbebas dari kesalahan dan keburukan masa lalu. Inilah yang saya maksud kembali ke titik nol. Kembali hidup dalam kebenaran, dalam kebaikan. Menjauhi kerusakan, menjauhi kebobrokan.

Anda bisa memulai hidup baru dalam keluarga bersama pasangan tercinta. Anda berdua selalu memperbarui tobat setiap hari, saling menguatkan dalam kebaikan, saling menjaga, melindungi, dan setia. Meniti hidup bersama pasangan tercinta dalam ikatan pernikahan suci. Mereguk kebahagiaan hakiki hingga ke surga-Nya nanti.

[Penulis: Cahyadi Takariawan, Trainer dan Konselor di Jogja Family Center. Dimuat di Majalah Hadila Edisi Juli 2017]

 

Taufik
AUTHOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos