Bagaimana Seharusnya Rumah Ideal Seorang Muslim?

Bagaimana Seharusnya Rumah Ideal Seorang Muslim?

HadilaSalah satu cara mendapatkan kasih sayang Allah adalah dengan merawat tanaman. Selain manfaat tersebut, apa manfaat menghias rumah dengan tanaman jika ditinjau dari segi religi? Hadila mengulasnya bersama Ust. Syamsuddin Asrori, S.Pd, Direktur Pesantren Tahfizh Qur’an berbasis homeschooling Baitur Rahman Qur’ani (BRQ), Tasikmadu, Karanganyar.

Bagaimanakah seharusnya rumah ideal seorang muslim?

Menurut persepsi saya, rumah yang ideal bagi seorang muslim itu adalah rumah yang mengamalkan sunah-sunah. Nabi Saw mengatakan, La taj‘aluu buyuutakum jangan jadikan rumah yang kau huni seperti kuburan, sepi. Maka harus ‘disentuh’.

Dari segi fisik yang bisa dilihat, tentunya ada privasi. Satu di antaranya ada kamar utama yang harus dimiliki oleh seorang ayah dan bunda. Selebihnya ada ruang tamu yang dipisahkan, yaitu tempat di mana ketika akses tamu ini pandangannya tidak ada yang langsung tertuju pada ruang utama di keluarga itu.

Kalau dari idealis fisiknya bangunan, tentunya harus ada tanaman-tanaman. Sepi itu bisa jadi gersang, nggak ada tanaman, tandus. Kalau dari sisi religi agar rumah tidak sepi itu dipenuhi amal ibadah sunah.

Adakah dalil mengenai anjuran manusia menanam tanaman di sekitar rumah?

“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (Q.S. Ar-Rad:4)

Kalau tanaman yang sudah kita tanam itu akan tumbuh satu pohon kemudian bercabang ke atas, setiap tahun mendatangkan hasil yang bisa dipetik orang-orang di sekitarnya, mendatangkan manfaat. Saya rasa dengan adanya menanam, apapun yang kita tanam tidak ada yang tidak bermanfaat, (alias) semua bermanfaat.

Apakah menanam tanaman juga bisa menjadi wujud rasa syukur seseorang?

Ya, jelas sekali. Allah sudah titipkan beragam jenis tumbuhan. Kemudian sebagai rasa syukur kita, di atas bumi yang kita pijak ini memang harus kita olah. Banyak tanaman kurma yang dulu hidup di padang pasir, sekarang bisa ditanam di Indonesia dan berbuah. Inilah banyak orang (beramai-ramai: red) mengambil faedah dari sekian tanah yang kita tempati.

Apakah dalam Islam ada ketentuan tanaman yang tidak dianjurkan ditanam di rumah?

Ada pohon gharqad, pohon yang tidak boleh ditanam umat Islam karena di hari kiamat nanti menjadi tempat persembunyian orang-orang Yahudi. Simbolnya Yahudi, ya gharqad itu. Pohonnya berduri-duri, bercabang-cabang, menjalar, dan bisa tumbuh di tempat kering.

Apakah manfaat menanam tanaman di rumah jika dilihat dari kacamata Islam?

Saya setuju dengan pendapat seorang teman ahli pertamanan. Menurutnya ada tiga hal yang membuat nyamannya penghuni. Yang pertama suara gemercik air, itu menenangkan. Kami juga coba di rumah Boyolali. Yang kedua, di samping-samping ada tanaman air, kami juga menanam segala macam bentuk tanaman.

Kan segala macam penyakit ada obatnya. Obatnya sudah Allah sediakan di sekitar kita. Sebenarnya tumbuh-tumbuhan ini obat-obatan. Saya pernah bertemu seorang (berkebangsaan) Cina. Rumput yang di depan rumah kami diambilin. Kami enggak ngerti sama sekali ini buat apa. Selama ini kami biarkan saja tanaman itu tumbuh, tetapi ternyata obat.

Jadi ada tanaman-tanaman yang dikhususkan, nampaknya harus kita tanam di sekeliling kita. Allah sudah menciptakan penyakit, Allah pula yang memberikan obat atau terapi daripada penyakit itu. Yaitu tanaman-tanaman yang ada di sekitar kita, hanya kita yang belum tahu. Maka selain gemerciknya air, ada tanaman yang memang itu untuk akses air biar bersih, kemudian ada tanaman yang jenisnya obat.

Kalau kita orang kantor biasanya ada segala macam alat elektronik itu, pilih tanaman yang ditanam (untuk menyerap radiasi: red), namanya lidah mertua. Selebihnya tanaman hias.

Setiap tanaman yang kita tanam pasti mendatangkan manfaat, tetapi kita belum tahu saja. Kalau untuk sedap dipandang mata atau selebihnya dari daun, akar, atau pohon bisa dimanfaatkan, mendatangkan faedah. Rabbana ma khalaqta hadza bathila, apa yang diciptakan Allah nggak akan sia-sia, pasti ada segala macam manfaat.

Kalau kita selalu untuk memberikan kehidupan pada tumbuh-tumbuhan, tentunya Allah akan kembalikan kasih sayang itu kepada kita dari pintu mana yang enggak pernah kita duga-duga.<Fitria Julestri-Dimuat di Majalah Hadila Edisi Desember 2017>

Eni Widiastuti
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos