Asma, Pandai Menjaga Rasa Cemburu Suami

Asma, Pandai Menjaga Rasa Cemburu Suami

Hadila.co.id — Ini adalah kisah tentang menjaga rasa cemburu terhadap suami. Suatu hari, Asma putri Abu Bakar bercerita bahwa Zubair menikahinya. Zubair adalah laki-laki bersahaja, dia hanya memiliki seekor kuda miliknya. Karena itu, Asma lah yang mencarikan rumput untuk kudanya, memenuhi dan melayani kebutuhan, menghaluskan isi kurma, memberi tanda, mengambil air, menambal ember, dan membuat adonan roti untuknya, meskipun dia tidak pandai membuat roti. Yang membuatkan roti adalah para tetangga, wanita Anshar. Mereka adalah wanita yang jujur. Asma juga yang membawa biji-biji kurma dari kebun Zubair yang diberi Rasulullah di atas kepalanya.

Suatu ketika Asma berjalan pulang, sementara di atas kepalanya ada biji-biji kurma yang dibawa. Saat dia berjumpa Rasulullah dan para sahabat, beliau pun memanggilnya. “Kemari, kemari!” Beliau bermaksud menyediakan hewan tunggangan di belakang beliau untuk ditumpangi Asma.

Namun, Asma malu berjalan di belakang para lelaki. Maka, dia pun sampaikan tentang Zubair dan rasa cemburunya, “Zubair adalah laki-laki yang paling cemburu.”

Beliau pun terus berjalan dan Asma pulang menemui Zubair. Sesampainya di rumah, dia berkata kepada Zubair, “Rasulullah bertemu denganku, sedang di atas kepalaku ada biji-bijian yang aku bawa. Beliau bersama beberapa sahabatnya, lalu beliau turun dari untanya dan mempersilakan aku untuk naik bersama beliau. Aku malu, dan aku tahu akan rasa cemburumu.”

Zubair berkata, “Demi Allah, kamu membawa biji kurma di atas kepala lebih berat bagi perasaanku daripada naiknya kamu bersama Rasulullah.”

Asma berkata, “Sampai-sampai Abu Bakar mengirimkan seorang pembantu untukku setelah kejadian itu, dan dia mencukupi segala kebutuhan kuda, seakan-akan dia membebaskanku.” (H.R. Al-Bukhari)

Keterangan ini memberi pelajaran kepada kita bahwa Asma adalah sosok istri yang mengenal baik sosok suaminya sebagai laki-laki yang memiliki rasa cemburu tinggi dan pada waktu yang bersamaan, dia pun pandai menjaga rasa cemburu itu. Dia berani mengatakan sifat itu walaupun di hadapan Rasulullah, sosok yang dia sangat hormati. <>

Sumber: Rangkuman Buku Muhammad Yasir, Ya Allah Bahagiakan Keluarga Kami; 286
Redaksi
ADMINISTRATOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos